Desuge Imouto chapter 2

 

"345 hari yang lalu"

Penerjemah : Alfa
Diedit : Alfa

“Mai, karena kemarin kau pingsan, kau harus pulang kerumah lebih cepat dari biasanya, okay?”

“Okay.”

Dengan mengetahui akan seperti apa kakakku di masa depan, di hari berikutnya saat dalam perjalanan pergi ke tempat les dan pulang ke rumah, aku sedikit menjaga jarak lebih jauh dari kakakku daripada biasanya. Hingga kemarin, aku tidak akan berjalan kecuali aku menggandeng tangan kakakku, tapi untuk hari ini aku tidak bisa.

Sang ‘Kurobe Mai’ dari Sayo Jigoku—versi manga dari diriku, memiliki rambut lurus panjang, dan meskipun dia congkak dan dingin kepada orang di sekitarnya, dia sangat melekat kepada kakakku. Singkatnya, dia memiliki sifat Brocon.

Tapi orang mana yang tidak akan suka di manjakan oleh kakak yang ramah, pintar, dan sempurna?

Sebenarnya, dia seharusnya telah memperhitungkan hal ini, berpikir “Jika aku memanjakan adikku, semua orang akan dengan mudah berpikir aku adalah kakak yang ramah. Dia menyebalkan tapi juga merupakan keberadaan yang menguntungkan, hahaha.”

Tentu saja, karena tidak mengetahui niat tersembunyi dari tindakan kakakku hingga kemarin, aku mencintai kakakku hingga titik dimana aku bahkan sampai mengumumkan bahwa “Aku akan menikahi kakakku di masa depan!”

Kurobe Mai dari manga juga mencintai kakakna. Di adegan kilas balik dalam ingatan Kurobe-kun, dia berkata “Pasangan kedua dari ayahku memiliki anak yang sangat mencintaiku.” Sekarang setelah aku memikrkannya, kakakku memperlakukan adiknya hanya sebagai objek dan menyebutnya “Itu” di dalam kepalanya. Menakutkan...

Dan ketika Kurobe-kun mengadakan permainan mematikan, dia membunuh Kurobe Mai sehari sebelum dia menyamarkannya sebagai mayat. Kelamin dan penampilannya sangatlah berbeda, tapi pembaca tidak mengetahui siapa mayat itu sebenarnya hingga volume akhir, hingga dia mengatakan kalau tidak akan ada perbedaan yang mencolok dari laki-laki atau perempuan jika tubuhnya sudah tidak berbentuk.

(TN: Njir)

Dengan begitu, aku akan dibunuh dan digunakan sebagai mayat palsu kakakku. Aku akan menjadi seperti serangga di kotak. Tak dapat di pungkiri kalau pemakamanku akan menciptakan suasana mengerikan dan membuat orang tuaku menagis. Bahkan temaku akan menangis.

Hingga sekarang, aku telah mencoba mengikuti kakakku kemanapun, untuk membuatnya jelas, itu seperti anak ayam megikuti induknya. Tapi sebenarnya, lebih seperti ikan emas yang melompat kearahnya dan menempel kepadanya. Aku bahkan mencoba untuk membuka kunci toilet sebelum aku di tangkap oleh ibu.

(TN: Ok dia bahkan ngikutin kakaknya sampe ke toilet, ew... WTF)

Tapi aku tidak akan melakukan itu sama sekali. Jika aku berperilaku seperti yang Kurobe Mai lakukan di manga. Aku akan mengalami pengalaman yang sama dengannya, dibunuh oleh kakak tercintaku. Setidaknya, aku akan tetap menyapa dan menjawab apa yang dia katakan.

“Entah kenapa, Mai terasa jauh hari ini.”

“Ya. Aku ingin menjadi lebih kuat, jadi aku akan sedikit menjauhkan diriku dari kakakku.”

“Hmm?”

“Aku mengincar uncak. Seperti gunung itu.”

“Tapi disana tidak terdapat gunung.”

Kakakku mungkin sedang bertanya-tanya kenapa aku menjaga jarak darinya. Tapi daripada terlihat kesepian karena dijauhi adiknya... matanya terlihat curiga terhadapku.

Aku yakin kalau tragedi itu akan tetap terjadi meskipun aku tetap menjaga jarak seperti ini. Ini hanya seperti masalah hubungan adik-kakak, dan kakakku tidak akan mengubah cara berpikirnya hanya karena sesuatu semacam itu.

Tapi jika aku bisa mengubah cara berpikirnya yang membelot... Jika aku bisa mengubah pemikirannya tentang bermain dengan kehidupan manusia, aku akan bisa mencegah tragedi itu.

Meskipun dia akan menjadi iblis pembunuh di masa depan, kakakku sebelumnya bukanlah pembunuh masal. Jika memungkinkan, aku ingin kakakku untuk tetap hidup dan bahagia. Perasaan jauh ini tetap ada.

Kurobe-kun di manga berkata, “Itu membosankan karena tidak ada sesuatu yang tak terduga terjadi.”

Jangan membunuh empat puluh orang hanya karena alasan semacam itu!

Aku ingin mengatakannya. Tapi untuk kakakku, itu mungkin saja merupakan alasan besar baginya untuk membunuhku. Kakakku suka membunuh mahluk hidup, selayaknya orang yang yang menikmati memakan makanan yang lezat dan memainkannya.

Lalu apa yang harus aku lakukan? Hanya ada satu jawaban. Aku hanya harus melakukan sesuatu yang kakakku tidak menduganya.

Semua yang harus kulakukan hanyalah menambahkan elemen kejutan yang tidak diduga oleh kakakku. Dengan mengambil tindakan tak terduga, aku akan menunjukkan kepada kakakku kalau “dunia ini tidak sesimpel itu” dan “terdapat banyak hal yang tidak terduga.”

Tersisa setahun lahi sebelum pemainan maut itu di adakan. Aku pikir itu lebih baik daripada mengetahui idenitas kakakku yang sebenarnya sehari sebelum tragedi. Mulai sekarang, aku akan mengubah cara berpikir kakakku, dengan rasa ingin tahunya dan menulis ulang tragedi itu menjadi bahagia.

Walaupun begitu, aku tidak bisa mengatakan kepadanya kalau “aku mengetahui semua hal yang akan kau lakukan”. Jika aku terlalu terburu-buru, aku akan dibinasahkan sebagai “seseorang yang menyebalkan.” Dan juga, aku sebaiknya mengambil tindakan yang tak terduga sebanyak yang aku bisa tanpa membuat kakakku sadar kalau aku mengetahui sifat aslinya.

Dengan kata lain, dengan memberikan kakakku kejutan, aku bisa menyelamatkan teman sekelas masa depannya... dan diriku sendiri.

“Onii-chan, aku akan menunjukkanmu sesuatu yang bagus!”

Ketika aku mengatakan itu sambil menghampiri kolam, kakakku berbalik kearahku. Mata kami bertemu tapi aku tidak memperhatikannya. Bagi kakakku, dunia ini membosankan, dan dia pikir aku hanyalah dekorasi yang menyebalkan.

Tapi tak apa. Mulai dari sekarang itu akan berbeda. Aku akan memperlihatkan padanya kalau dekorasi meyebalkan ini sebenarnya dipenuhi dengan kejutan.

“Kurobe Mai akan masuuukkkkkk!!!”

Aku berseru dengan keras lalu mengangkat tanganku dengan antusias.

Anak-anak yang bermain di taman seketika memfokuskan matanya kearahku. Kakakku memanggil namaku dengan suara bermasalah, tapi aku tidak peduli. Aku menendang tanah dan berlari. Lalu melompat ke dalam kolam, membuat cipratan besar.

“Mai!”

Setelah aku menampakkan wajahku ke permukaan, aku mendengar suara kakakku. Dia memiliki wajah terkejut. Kakakku di dalam manga mendorongku masuk dengan bahagia, tapi sekaran dia terkejut ketika aku melakukannya sendiri. Aku tersenyum karena apa yang aku lakukan sesuai dengan rencana, dan ketika aku melompat masuk ke dalam kolam sendiri, kakakku mengelap kepalaku dengan handuk.

“Apa yang kaulakukan?”

“Yah... menghilangkan stress dari ujian?”

“...Apa? tidak, sekarang, kita seharusnya pulang kerumah.”

Kakakku melihat ke arahku dengan curiga. Tapi mungkin saja dia hanya menyesuaikan dirinya dengan kejutannya. Kakakku memiliki hari yang membosankan, dan adiknya, yang mana ingin dia dorong ke dalam kolam, menyeburkan dirinya sendiri kedalamnya. Itu akan penuh dengan kejutan dan sangat menhibur untuknya. Karena hal ini, dia mungkin saja bahagia di dalam dirinya.

Dengan berangsur-angsur memberikannya kejutan, mungkin saja dapat membuatnya berpikir kalau lebih menyenangkan melihat adiknya daripada melakukan game maut. Aku akan melakukan apapun untuk melakukannya. 

“Onii-chan!”

“Ya?” 

Aku menatap lurus ke arah kakakku. Seperti biasa, matanya sangat gelap dan membuatku tidak mengetahui ada apa di dalamna. Tapi aku idak akan kalah. Dengan kejutan tak terdugaku, aku akan membuat mata miliknya bersinar, seperti karakter di shoujo manga yang kubaca.

Untuk mencegah kakakku menyebabkan tragedi di tahun depan.

“Aku akan melakukan yang terbaik!”

Aku meninggikan tinjuku dengan kuat dan memberikan jempol ke arah kakakku.

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Silahkan upvote agar saya tetap semangat buat update chapter baru.

Terimakasih udah baca.

~Alfa~

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar