“Mai, karena kemarin kau pingsan, kau harus pulang kerumah
lebih cepat dari biasanya, okay?”
“Okay.”
Dengan mengetahui akan seperti apa kakakku di masa depan, di
hari berikutnya saat dalam perjalanan pergi ke tempat les dan pulang ke rumah,
aku sedikit menjaga jarak lebih jauh dari kakakku daripada biasanya. Hingga
kemarin, aku tidak akan berjalan kecuali aku menggandeng tangan kakakku, tapi
untuk hari ini aku tidak bisa.
Sang ‘Kurobe Mai’ dari Sayo Jigoku—versi manga dari diriku,
memiliki rambut lurus panjang, dan meskipun dia congkak dan dingin kepada orang
di sekitarnya, dia sangat melekat kepada kakakku. Singkatnya, dia memiliki
sifat Brocon.
Tapi orang mana yang tidak akan suka di manjakan oleh kakak
yang ramah, pintar, dan sempurna?
Sebenarnya, dia seharusnya telah memperhitungkan hal ini,
berpikir “Jika aku memanjakan adikku,
semua orang akan dengan mudah berpikir aku adalah kakak yang ramah. Dia
menyebalkan tapi juga merupakan keberadaan yang menguntungkan, hahaha.”
Tentu saja, karena tidak mengetahui niat tersembunyi dari
tindakan kakakku hingga kemarin, aku mencintai kakakku hingga titik dimana aku
bahkan sampai mengumumkan bahwa “Aku akan menikahi kakakku di masa depan!”
Kurobe Mai dari manga juga mencintai kakakna. Di adegan
kilas balik dalam ingatan Kurobe-kun, dia berkata “Pasangan kedua dari ayahku
memiliki anak yang sangat mencintaiku.” Sekarang setelah aku memikrkannya,
kakakku memperlakukan adiknya hanya sebagai objek dan menyebutnya “Itu” di
dalam kepalanya. Menakutkan...
Dan ketika Kurobe-kun mengadakan permainan mematikan, dia
membunuh Kurobe Mai sehari sebelum dia menyamarkannya sebagai mayat. Kelamin
dan penampilannya sangatlah berbeda, tapi pembaca tidak mengetahui siapa mayat
itu sebenarnya hingga volume akhir, hingga dia mengatakan kalau tidak akan ada
perbedaan yang mencolok dari laki-laki atau perempuan jika tubuhnya sudah tidak
berbentuk.
(TN: Njir)
Dengan begitu, aku akan dibunuh dan digunakan sebagai mayat
palsu kakakku. Aku akan menjadi seperti serangga di kotak. Tak dapat di
pungkiri kalau pemakamanku akan menciptakan suasana mengerikan dan membuat
orang tuaku menagis. Bahkan temaku akan menangis.
Hingga sekarang, aku telah mencoba mengikuti kakakku
kemanapun, untuk membuatnya jelas, itu seperti anak ayam megikuti induknya.
Tapi sebenarnya, lebih seperti ikan emas yang melompat kearahnya dan menempel
kepadanya. Aku bahkan mencoba untuk membuka kunci toilet sebelum aku di tangkap
oleh ibu.
(TN: Ok dia bahkan ngikutin kakaknya sampe ke toilet, ew... WTF)
Tapi aku tidak akan melakukan itu sama sekali. Jika aku
berperilaku seperti yang Kurobe Mai lakukan di manga. Aku akan mengalami
pengalaman yang sama dengannya, dibunuh oleh kakak tercintaku. Setidaknya, aku
akan tetap menyapa dan menjawab apa yang dia katakan.
“Entah kenapa, Mai terasa jauh hari ini.”
“Ya. Aku ingin menjadi lebih kuat, jadi aku akan sedikit
menjauhkan diriku dari kakakku.”
“Hmm?”
“Aku mengincar uncak. Seperti gunung itu.”
“Tapi disana tidak terdapat gunung.”
Kakakku mungkin sedang bertanya-tanya kenapa aku menjaga
jarak darinya. Tapi daripada terlihat kesepian karena dijauhi adiknya...
matanya terlihat curiga terhadapku.
Aku yakin kalau tragedi itu akan tetap terjadi meskipun aku
tetap menjaga jarak seperti ini. Ini hanya seperti masalah hubungan adik-kakak,
dan kakakku tidak akan mengubah cara berpikirnya hanya karena sesuatu semacam
itu.
Tapi jika aku bisa mengubah cara berpikirnya yang
membelot... Jika aku bisa mengubah pemikirannya tentang bermain dengan
kehidupan manusia, aku akan bisa mencegah tragedi itu.
Meskipun dia akan menjadi iblis pembunuh di masa depan,
kakakku sebelumnya bukanlah pembunuh masal. Jika memungkinkan, aku ingin
kakakku untuk tetap hidup dan bahagia. Perasaan jauh ini tetap ada.
Kurobe-kun di manga berkata, “Itu membosankan karena tidak ada sesuatu yang tak terduga terjadi.”
Jangan membunuh empat puluh orang
hanya karena alasan semacam itu!
Aku ingin mengatakannya. Tapi untuk kakakku, itu mungkin saja
merupakan alasan besar baginya untuk membunuhku. Kakakku suka membunuh mahluk
hidup, selayaknya orang yang yang menikmati memakan makanan yang lezat dan
memainkannya.
Lalu apa yang harus aku lakukan? Hanya ada satu jawaban. Aku hanya
harus melakukan sesuatu yang kakakku tidak menduganya.
Semua yang harus kulakukan hanyalah menambahkan elemen kejutan
yang tidak diduga oleh kakakku. Dengan mengambil tindakan tak terduga, aku akan
menunjukkan kepada kakakku kalau “dunia ini tidak sesimpel itu” dan “terdapat
banyak hal yang tidak terduga.”
Tersisa setahun lahi sebelum pemainan maut itu di adakan. Aku
pikir itu lebih baik daripada mengetahui idenitas kakakku yang sebenarnya
sehari sebelum tragedi. Mulai sekarang, aku akan mengubah cara berpikir
kakakku, dengan rasa ingin tahunya dan menulis ulang tragedi itu menjadi bahagia.
Walaupun begitu, aku tidak bisa mengatakan kepadanya kalau “aku
mengetahui semua hal yang akan kau lakukan”. Jika aku terlalu terburu-buru, aku
akan dibinasahkan sebagai “seseorang yang menyebalkan.” Dan juga, aku sebaiknya
mengambil tindakan yang tak terduga sebanyak yang aku bisa tanpa membuat
kakakku sadar kalau aku mengetahui sifat aslinya.
Dengan kata lain, dengan memberikan kakakku kejutan, aku bisa
menyelamatkan teman sekelas masa depannya... dan diriku sendiri.
“Onii-chan, aku akan menunjukkanmu sesuatu yang bagus!”
Ketika aku mengatakan itu sambil menghampiri kolam, kakakku
berbalik kearahku. Mata kami bertemu tapi aku tidak memperhatikannya. Bagi
kakakku, dunia ini membosankan, dan dia pikir aku hanyalah dekorasi yang
menyebalkan.
Tapi tak apa. Mulai dari sekarang itu akan berbeda. Aku akan
memperlihatkan padanya kalau dekorasi meyebalkan ini sebenarnya dipenuhi dengan
kejutan.
“Kurobe Mai akan masuuukkkkkk!!!”
Aku berseru dengan keras lalu mengangkat tanganku dengan antusias.
Anak-anak yang bermain di taman seketika memfokuskan matanya
kearahku. Kakakku memanggil namaku dengan suara bermasalah, tapi aku tidak
peduli. Aku menendang tanah dan berlari. Lalu melompat ke dalam kolam, membuat
cipratan besar.
“Mai!”
Setelah aku menampakkan wajahku ke permukaan, aku mendengar suara
kakakku. Dia memiliki wajah terkejut. Kakakku di dalam manga mendorongku masuk
dengan bahagia, tapi sekaran dia terkejut ketika aku melakukannya sendiri. Aku
tersenyum karena apa yang aku lakukan sesuai dengan rencana, dan ketika aku
melompat masuk ke dalam kolam sendiri, kakakku mengelap kepalaku dengan handuk.
“Apa yang kaulakukan?”
“Yah... menghilangkan stress dari ujian?”
“...Apa? tidak, sekarang, kita seharusnya pulang kerumah.”
Kakakku melihat ke arahku dengan curiga. Tapi mungkin saja dia
hanya menyesuaikan dirinya dengan kejutannya. Kakakku memiliki hari yang
membosankan, dan adiknya, yang mana ingin dia dorong ke dalam kolam,
menyeburkan dirinya sendiri kedalamnya. Itu akan penuh dengan kejutan dan
sangat menhibur untuknya. Karena hal ini, dia mungkin saja bahagia di dalam
dirinya.
Dengan berangsur-angsur memberikannya kejutan, mungkin saja dapat
membuatnya berpikir kalau lebih menyenangkan melihat adiknya daripada melakukan
game maut. Aku akan melakukan apapun untuk melakukannya.
“Onii-chan!”
“Ya?”
Aku menatap lurus ke arah kakakku. Seperti biasa, matanya sangat
gelap dan membuatku tidak mengetahui ada apa di dalamna. Tapi aku idak akan
kalah. Dengan kejutan tak terdugaku, aku akan membuat mata miliknya bersinar,
seperti karakter di shoujo manga yang kubaca.
Untuk mencegah kakakku menyebabkan tragedi di tahun depan.
“Aku akan melakukan yang terbaik!”
Aku meninggikan tinjuku dengan kuat dan memberikan jempol ke arah kakakku.
<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>
Silahkan upvote agar saya tetap semangat buat update chapter baru.
Terimakasih udah baca.
~Alfa~
<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom