“...Aku tidak menyukainya”
“Oh? Jadi, kau menjawabnya.”
“...Kau”
Susami tetap menjaga senyum ceria di wajahnya.
Dia sebaiknya benar-benar memakai sesuatu di giginya.
“Apa yang kau pikirkan tentangnya sebagai teman?”
“Aku tidak beranggapan kalau dia adalah temanku.”
“Apakah begitu? Rika berkata kalau dia menganggapmu sebagai
temannya.”
“Di kelihatannya berikir seperti itu karena suatu alasan.”
Aku telah memakan makanan buatan Tachibana sehari sebelum
kemarin.
Pada waktu itu, Tachibana berkata kalau dia menganggapku
sebagai temannya.
Aku benar-benar tidak mengerti apa tujuannya ataupun
bagaimana perasaannya yang sebenarnya.
“Pertama-tama, apa itu teman? Kapan mereka akan menjadi
teman? Jika kau berpikir bahwa seseorang adalah temanmu, apakah mereka
temanmu?”
“Ayolah, aku tidak peduli. Kau tahu?”
“Itu bukan...”
“Lalu, kau tidak berpikir Rika adalah temanmu, bukan
begitu?”
“Uhh...aku...”
“Tepat sekali”
Susami seketika membisu.
Aku hanya ingin pulang sesegera mungkin, tapi aku tidak bisa
melakukannya ketika dia berada di hadapanku.
Susami menatap ke wajahku dengan menaruh tangannya di dagu.
“Kau tahu kenapa aku berkata kalau kau tidak perlu
menjawabnya?”
“...Tidak”
“Aku yakin kalau wajahmu akan lebih jujur daripada
kata-katamu. Aku memang benar.”
“...Apa yang ingin kau katakan”
“Tak ada apa-apa, hanya satu kupikir.”
Tiba-tiba, ekspresinya melembut.
Perasaan tidak nyaman yang kumiliki tadi telah menghilang,
daripada itu, aku merasakan tatapan hangat dan ramah.
Wajah aneh yang tidak cocok untuk perempuan seusianya.
“Rika mungkin seperti itu, tapi dia adalah gadis yang baik.
Jadi, kumohon bergaullah dengannya, aku tidak peduli bagaimana caramu
melakukannya.”
“...Meski kau berkata begitu, aku tidak akan terlibat
dengannya sama sekali.”
“Itu tak apa”
Susami memberikan anggukan kecil.
Dia sedikit aneh.
Tapi dia bukanlah orang yang buruk.
Entah kenapa, aku merasakan perasaan yang mirip dengan
Kyoya.
“Chitose”
Tiba-tiba aku mendengar suar yang tidak asing dari belakang
Susami.
Dia memang sedikit pendek, tapi hawa kehadirannya yang kuat
dan wajah cantiknya tidak dapat terbantahkan.
Itu adalah Tachibana.
“Oh, bagaimana kau dapat menemukanku?”
“Jika kau memikirkannya sedikit, sudah tampak jelas
kalau kau akan berada disini.”
“Fufu, tajam seperti yang diharapkan.”
“Hey, berhenti tertawa. Kau menyebabkan masalah kepada
Kusuba-san.”
“Permisi, Kusuba-kun. Apakah aku menyebabkan masalah
kepadamu?”
Susami memandang ke arahku untuk meminta jawaban.
Tapi aku memutuskan untuk tetap diam, setidaknya dengan
tujuan untuk membalas dendam.
“Chitose, ayo pergi.”
“Baiklah”
“Aku benar-benar minta maaf, Kusuba-san”
“Lain kali, kendalikan dia dengan baik.”
“Ya.”
Tachibana menundukkan kepalanya dan berjalan keluar dari
gerbang sambil menarik tangan Susami, yang mana tidak menunjukkan belas kasihan
sama sekali.
Setelah mereka telah pergi cukup jauh sampai aku tidak bisa
melihat mereka, aku mengambil napas dalam.
“...Beginikah cara normies berbicara?”
Ayo pergi ke pemandian umum ketika aku samai di rumah.
Jika sesuatu semacam ini terjadi kepadamu, itu adalah tempat
untuk merilekskan diri.
Ayo makan saja hidangan yang sudah di siapkan Tachibana.
Jika ini telah berakhir, kali ini, hubungan diantara kami akan
benar-benar usai.
<<>><<>><<>>-:<<>>:-<<>><<>><<>>
Silahkan upvote agar saya tetap semangat buat update chapter baru.
Terimakasih udah baca.
~Alfa~
<<>><<>><<>>-:<<>>:-<<>><<>><<>>
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom