About the Reckless Girl Vol.1 chapter 2-2

 

"Pelajar muda (2)"

Penerjemah : Alfa
Diedit : Alfa

[Belajar bersama Anya]

Ini terjadi pada saat ujian besar di tengah semester.

Aku dapat menjaga citraku dengan menggunakan 28 tahun pengalaman hidupku dan berhasil mendapatkan nilai sempurna di setiap materi pembelajaran. Aku belajar dengan cukup keras, menurut pendapatku sendiri. Anya, tentu saja, adalah yang tertinggi kedua di peringkat, dengan total 760 point di dalam 8 materi pembelajaran. Itu adalah angka yang menakjubkan, tapi Anya tetap tidak puas dengan itu.

Selisih 40 poin kelihatannya tak termaafkan baginya; dia memberitahu padaku setelahnya kalau dia merasa telah gagal dalam ujian, daripada berkompetisi denganku. Itu adalah nilai yang tidak dapat dihindari, karena ujian ini memanglah sulit. Tapi ini juga merupakan pertama kalinya dia merasa sangat frustasi dengan sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya denganku.

Dia membuang harga dirinya dan memintaku untuk mengajarinya. Ini merupakan pertama kalinya dia melakukan sesuatu semacam ini sejak lima tahun aku telah mengenalnya.

Tubuhnya bergetar dan wajahnya berubah menjadi merah, dan meskipun aku hanya melihatnya dari sudut ruangan, aku dapat merasakan kalau suhu tubuhnya memanas dan jantungnya berdetak dengan cepat.

“...Baiklah. aku akan mengajarimu caranya belajar.”

Aku menjawabnya dengan jelas. Aku menyiapkan kursi yang menghadap ke bangku milikku dan dengan cepat mendudukkan dirinya yang membeku. Aku seketika mulai berbicara tentang pelajaran miliknya, karena aku merasa itu akan bagus untuk jeda saat ini. Aku pikir itu akan menjadi lebih mengganggu dengan kepribadiannya.

Tentu saja, aku juga menyiapkan beberapa camilan yang kubeli di atas mejaku.

“Seperti yang kukatakan sebelumnya, hal yang paling penting dalam belajar adalah untuk mengerti apa akar dari materinya. Itu adalah dimana semua dasar dari materi berasal, dan semua yang kau pelajari berasal dari akar itu.”

“...Berasal dari akar itu?”

“Ya. Kau tidak perlu menghafal semua isi buku catatan dari awal hingga akhir. Pertama, kau perlu menyerap akar dari isi pembelajarannya, dan dari sana, kau perlu mempelajarinya seakan-akan kau memperluas ranting dan daun dari sebuah pohon.

Sebagai contoh, pelajaran sejarah... kejadian yang paling penting di dalam isi tes kali ini adalah Pertempuran Lesvokis. Semua bagian-bagian setelahnya dipengaruhi oleh pertempuran ini. Itu bukanlah sekedar pertanyaan yang menunjukkan bisa tidak kau menjawabnya. Kebanyakan kejadian dalam periode itu terjadi setelah selesainya pertempuran Lesvokis, dan itu bukan hanya mempengaruhi sejarah negara ini, namun juga sejarah negara lain.

Jika kau memikirkan tentang pengaruh vertikal dari waktu, mempertimbangkan koneksi horizontal, dan menghubungkan segala kejadian yang kau pelajari, itu akan menjadi lebih mudah untuk menyatukan ide di dalam kepalamu, dan kau akan memahami mereka lebih baik dari pada hanya membaca tulisan.”

“Menghubungkan..?”

“Ya, menghubungkan.”

Anya, yang tubuhnya tadi sangat gemetaran, terkagum, dan setelah kuliah singkat, pikirannya tampaknya sudah memasuki mode belajar. Dengan tatapan berwibawa di wajahnya, dia mendengarkanku dengan serius.

“Itu juga sama di mata pelajaran lain. Meskipun dalam matematika, hal pertama yang paling penting adalah formulanya. Semua ide dasar dari unit bermula dari formula ini, lalu semua formula dan permasalahan lain bermula dari formula dasar ini. Jika kau memiliki masalah dengan sebuah persoalan, kau sebaiknya kembali lagi dari formula dasar dan mencoba untuk memastikan hasilnya. Hasilnya berada di dalam formula dasar, dan dengan tujuan mendapatkannya, kau perlu berpikir tentang proses seperti apa yang kau butuhkan untuk kesana, dan bilangan macam apa yang kau butuhkan.”

“...Dasar?”

“Ya, dasar. Apa yang kau jawab salah di ujianmu? Bisa kau tunjukkan padaku?”

Jadi kami berdua duduk di pojok kelas dan belajar bersama, kami tidak meninggalkan kelas hingga guru memberitahu kami kalau matahari telah terbenam. Hal berikutnya yang ku tahu, matahari telah terbenam di barat dan ruang kelas di warnai merah dengan sinar terakhir matahari.

“Zeke... Kau benar-benar bagus dalam mengajar...”

Rambut biru pucatnya diselimuti oleh warna hangat dari cahaya matahari sore. 

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Silahkan upvote agar saya tetap semangat buat update chapter baru.

Terimakasih udah baca.

~Alfa~

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar