About the Reckless Girl Vol.1 chapter 0-3

 

"Prolog (3)"

Penerjemah : Alfa
Diedit : Alfa

[Pengecut]

“Zeke! Zeke! Ayo bersaing dengan nilai tes kita!”

Aku sedang di dalam ruang belajar yang hangat. Anya berdiri tepat didepanku, berseru dengan keras.

“Anya, kamu terlalu...”

Kertas ujian sekarang sedang dikembalikan. Guru memanggil nama setiap murid dan mengembalikan lembar jawaban ke masing-masing siswa. Sejenak setelah Anya menerima mliknya, dia berlari lurus kearahku dan mendengus keras, walau begitu kami sedang berada di tengah kelas, jadi guru merasa sedikit bermasalah terhadap reaksinya.

“Kamu itu... biasanya dingin, tapi ketika mengenai menang melawanku, kamu sangat bergairah...”

“Kamu tidak akan dapat puas pada saat seperti ini! Ini, terima ini!"

Anya membalikkan dadanya ke arahku dan memperlihatkan lembar jawaban miliknya. Dia memegangnya sedikit terlalu dekat dengan wajahku, jadi sangat sulit untuk melihat apa yang tertulis di atasnya. Tapi terdapat nilai 97 di sana.

“...Wow, itu mengagumkan. 97 poin.”

“Hmph!”

Ujung mulut Anya naik dalam diam, menunjukkan wajah bangganya. Nilainya sebenarnya sangat mengagumkan. Ujian kali ini mempunyai banyak sekali pertanyaan praktis, dan jumlah murid yang mendapatkan nilai tinggi seperti dirinya hampir tidak ada.

Ujian di sekolah intensif lebih sulit daripada sekolah normal. Sekolah intensif ini dibuat untuk murid terhormat, sebuah tempat belajar untuk seseorang yang mengincar tingkat yang lebih tinggi daripada normal. Sebagai siswa di sini, aku bisa mengatakan kalau ini adalah tempat semacam itu. Hanya sedikit murid yang bisa mendapatkan nilai 97 di sekolah intensif ini.

“Aku bekerja keras dalam tes ini untuk mengalahkanmu! Itulah kenapa ini sangat tinggi!”

“Hooh...”

“Bahkan setiap malam, aku tetap terjaga untuk belajar hingga pukul 9.30 agar dapat mengalahkanmu.”

“Kamu telah menjalani kehidupan yang lebih disiplin daripada yang kau pikir, kau tahu.”

Aku pikir aku biasanya tidur lebih cepat dibandingkan dirinya.

“Okay? Yang kalah dalam ujian ini dapat melakukan apa yang pemenangnya katakan!”

“Hey...? Itu tidak adil untuk mengatakannya setelah kamu mengetahui hasil ujianmu.”

Sesuatu semacam ini seharusnya di katakan sebelum ujiannya dilaksanakan.

“Tidak ada tapi! Tidak ada sesuatu semacam ketidak adilan dalam permainan ini!”

Meskipun ini terjadi di tengah kelas, semua orang di kelas memperhatikan percakapan kami dengan antusiasme yang luar biasa. Kelihatannya tidak peduli sebanyak apapun aku mencoba untuk meyakinkan mereka tentang situasi tidak masuk akal ini, mereka tidak akan menerimanya. Guru mengutuk kami dengan ungkapkan penderitaan, ketika murid yang lain mengerumuni kami karena taruhan mendadak itu.

“Aku percaya diri kali ini! Jika aku kalah, aku akan melakukan apapun yang kau inginkan! Aku bahkan akan menciummu di pipi!”

“Apa yang sedang kau bicarakan, tetang dirimu!”

Aku menjadi benar-benar tidak sabar sekarang. Orang-orang disekitarku menjadi bersemangat dengan kata-kata Anya. Walaupun begitu, Anya tetap membusungkan dadanya dengan bangga, yang mana menunjukkan dia punya kepercayaan diri yang kuat dalam ujian ini.

Guru memanggil namaku dengan ekspresi bermasalah. Ini adalah giliranku untuk mengambil lembar ujian. Meski kupikir ini adalah waktuku mengambil nilai ujian, Anya mengikutiku dan mengintip lembar jawabanku dari samping ketika guru menyerahkannya kepadaku.

“Tidak mungkin...?”

Ekspresi Anya menegang. Mulutnya menganga dan ekspresi terkejut terpampang di wajahnya.

“A-Ah, k-kau mendapat nilai seratus di ujian kali ini juga?!”

“..........”

Aku mendapat nilai seratus.

Anya tercengang. Mulutnya terbuka karena ketidak percayaan dengan apa yang dia lihat. Dia pasti telah belajar dengan sangat, sangat keras. Ujiannya sangat sulit dan itu luar biasa untuk betul-betul mampu mendadatkan nilai 97.

Tidak sulit untuk membayangkan, bahwa dengan nilai 97, dia mungkin dapat menjadi murid terbaik di seluruh sekolah. Tidak termasuk diriku, tentu saja.

Dan sekarang, aku adalah pemenangnya.

“100 poin?”

“...Jadi Anya-chan kalah?”

“Anya kalah beruntun!”

Itu adalah komentar semua orang yang mana membuat Anya terganggu.

“Apa?”

“Geh.”

Itu adalah kesalahan. Ekspresi Anya menegang. Aku mengambil langkah kebelakang.

“Ciuman! Itu apa yang tadi Anya-chan katakan! Ciuman!”

“Uwaa~ Jadi orang dewasa seperti dirinya~”

“ “ “Cium! Cium! Cium!” “ “

“Hey! Semuanya, hentikan sekarang juga!”

Guru memarahi mereka dengan kencang, tapi anak-anak itu tidak berhenti. Energi dari anak-anak ini terlalu bagus jadi tidak peduli berapa banyak guru membentak mereka, tingkah laku mereka yang tidak terkendali tak akan berhenti.

Wajah Anya memerah.

“Whoa! Apa...? Eh?”

“Tak apa, Anya. Kau tidak perlu melakukan apapun.”

Meskipun karena ucapan Anyalah penyebab masalah ini, Anya tampak sangat tidak berdaya. Kewalahan oleh suara di sekitarnya, wajahnya berubah menjadi merah cerah, dia terlihat gelisah dan panik dengan gerakan yang tersentak-sentak. Aku mencoba yang terbaik untuk menenangkannya, tapi kebingungannya tidak mereda sama sekali.

“ “ “Cium! Cium! Cium!” “ “

“~~~~~~Tsu!!”

Wajahnya menjadi lebih merah daripada apel, dan dengan asap mengepul keluar dari kepalanya. Matanya memutar kebelakang kepalanya, dan menjadi mata menangis.

“Uwaaaaaaaaaa!!!”

“Wha!? Anya! Kamu akan pergi kemana?”

Tanpa mendengarkan ucapan guru, Anya berlari keluar kelas dengan menangis dan berlari pergi seperti angin.

“..........”

“..........”

Kelas menjadi hening. Lalu khotbah gurupun di mulai. Semua orang tercengang dengan apa yang baru saja terjadi.

Aku memikirkan kembali bagaimana dia bisa menjadi seperti itu. Dia sepenuhnya tercengang ketika melihat nilai 100 milikku, hanya sebelum keramaian menjadi liar.

Dia selalu mencoba sangat keras. Dia adalah perempuan yang selalu mencoba mati-matian untuk dapat mengalahkanku, seorang perempuan yang menantangku lagi dan lagi hanya untuk bersaing dan mengalahkanku. Dia adalah perempuan yang belajar dengan keras, memadukan kerja keras dan bakat alami yang dia miliki.

Tapi tetap saja, dia belum pernah benar-benar mengalahkanku.

Aku merasa bersalah terhadapnya. Bagaimanapun juga, dia telah melakukan yang terbaik.

Tapi itu bukan salahnya. Aku satu-satunya orang yang curang disini. Aku mendapatkan 100 poin dengan menjadi pengecut, tidak dengan kerja keras seperti apa yang dia lakukan.

 

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Kalau ada kesalahan translate silahkan bilang di komen.

Terimakasih udah baca.

 

~Alfa~

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar