[Pengecut]
“Zeke! Zeke! Ayo bersaing dengan nilai tes kita!”
Aku sedang di dalam ruang belajar yang hangat. Anya berdiri
tepat didepanku, berseru dengan keras.
“Anya, kamu terlalu...”
Kertas ujian sekarang sedang dikembalikan. Guru memanggil
nama setiap murid dan
mengembalikan lembar jawaban ke masing-masing siswa. Sejenak setelah Anya
menerima mliknya, dia berlari lurus kearahku dan mendengus keras, walau begitu
kami sedang berada di tengah kelas, jadi guru merasa sedikit bermasalah terhadap reaksinya.
“Kamu itu... biasanya dingin, tapi ketika mengenai
menang melawanku, kamu sangat bergairah...”
“Kamu tidak akan dapat puas pada saat seperti ini! Ini,
terima ini!"
Anya membalikkan dadanya ke arahku dan memperlihatkan lembar jawaban miliknya. Dia memegangnya sedikit terlalu dekat dengan wajahku, jadi
sangat sulit untuk melihat apa yang tertulis di atasnya. Tapi terdapat nilai 97
di sana.
“...Wow, itu mengagumkan. 97 poin.”
“Hmph!”
Ujung mulut Anya naik dalam diam, menunjukkan wajah
bangganya. Nilainya sebenarnya sangat mengagumkan. Ujian kali ini mempunyai
banyak sekali pertanyaan praktis, dan jumlah murid yang mendapatkan nilai
tinggi seperti dirinya hampir tidak ada.
Ujian di sekolah intensif lebih sulit daripada sekolah
normal. Sekolah intensif ini dibuat untuk murid terhormat, sebuah tempat
belajar untuk seseorang yang mengincar tingkat yang lebih tinggi daripada normal.
Sebagai siswa di sini, aku bisa mengatakan kalau ini adalah tempat semacam itu.
Hanya sedikit murid yang bisa mendapatkan nilai 97 di sekolah intensif ini.
“Aku bekerja keras dalam tes ini untuk mengalahkanmu!
Itulah kenapa ini sangat tinggi!”
“Hooh...”
“Bahkan setiap malam, aku tetap terjaga untuk belajar hingga pukul 9.30 agar dapat mengalahkanmu.”
“Kamu telah menjalani kehidupan yang lebih disiplin daripada
yang kau pikir, kau tahu.”
Aku pikir aku biasanya tidur lebih cepat dibandingkan
dirinya.
“Okay? Yang kalah dalam ujian ini dapat melakukan apa yang
pemenangnya katakan!”
“Hey...? Itu tidak adil untuk mengatakannya setelah kamu
mengetahui hasil ujianmu.”
Sesuatu semacam ini seharusnya di katakan sebelum ujiannya
dilaksanakan.
“Tidak ada tapi! Tidak ada sesuatu semacam ketidak adilan
dalam permainan ini!”
Meskipun ini terjadi di tengah kelas, semua orang di kelas
memperhatikan percakapan kami dengan antusiasme yang luar biasa. Kelihatannya
tidak peduli sebanyak apapun aku mencoba untuk meyakinkan mereka tentang situasi
tidak masuk akal ini, mereka tidak akan menerimanya. Guru mengutuk kami dengan ungkapkan
penderitaan, ketika murid yang lain mengerumuni kami karena taruhan mendadak
itu.
“Aku percaya diri kali ini! Jika aku kalah, aku akan
melakukan apapun yang kau inginkan! Aku bahkan akan menciummu di pipi!”
“Apa yang sedang kau bicarakan, tetang dirimu!”
Aku menjadi benar-benar tidak sabar sekarang. Orang-orang
disekitarku menjadi bersemangat dengan kata-kata Anya. Walaupun begitu, Anya
tetap membusungkan dadanya dengan bangga, yang mana menunjukkan dia punya
kepercayaan diri yang kuat dalam ujian ini.
Guru memanggil namaku dengan ekspresi bermasalah. Ini adalah
giliranku untuk mengambil lembar ujian. Meski kupikir ini adalah waktuku
mengambil nilai ujian, Anya mengikutiku dan mengintip lembar jawabanku dari
samping ketika guru menyerahkannya kepadaku.
“Tidak mungkin...?”
Ekspresi Anya menegang. Mulutnya menganga dan ekspresi
terkejut terpampang di wajahnya.
“A-Ah, k-kau mendapat nilai seratus di ujian kali ini juga?!”
“..........”
Aku mendapat nilai seratus.
Anya tercengang. Mulutnya terbuka karena ketidak percayaan
dengan apa yang dia lihat. Dia pasti telah belajar dengan sangat, sangat keras.
Ujiannya sangat sulit dan itu luar biasa untuk betul-betul mampu mendadatkan
nilai 97.
Tidak sulit untuk membayangkan, bahwa dengan nilai 97, dia
mungkin dapat menjadi murid terbaik di seluruh sekolah. Tidak termasuk diriku,
tentu saja.
Dan sekarang, aku adalah pemenangnya.
“100 poin?”
“...Jadi Anya-chan kalah?”
“Anya kalah beruntun!”
Itu adalah komentar semua orang yang mana membuat Anya terganggu.
“Apa?”
“Geh.”
Itu adalah kesalahan. Ekspresi Anya menegang. Aku mengambil
langkah kebelakang.
“Ciuman! Itu apa yang tadi Anya-chan katakan! Ciuman!”
“Uwaa~ Jadi orang dewasa seperti dirinya~”
“ “ “Cium! Cium! Cium!” “ “
“Hey! Semuanya, hentikan sekarang juga!”
Guru memarahi mereka dengan kencang, tapi anak-anak itu
tidak berhenti. Energi dari anak-anak ini terlalu bagus jadi tidak peduli
berapa banyak guru membentak mereka, tingkah laku mereka yang tidak terkendali
tak akan berhenti.
Wajah Anya memerah.
“Whoa! Apa...? Eh?”
“Tak apa, Anya. Kau tidak perlu melakukan apapun.”
Meskipun karena ucapan Anyalah penyebab masalah ini, Anya tampak sangat tidak berdaya. Kewalahan oleh suara di
sekitarnya, wajahnya berubah menjadi merah cerah, dia terlihat gelisah dan
panik dengan gerakan yang tersentak-sentak. Aku mencoba yang terbaik untuk
menenangkannya, tapi kebingungannya tidak mereda sama sekali.
“ “ “Cium! Cium! Cium!” “ “
“~~~~~~Tsu!!”
Wajahnya menjadi lebih merah daripada apel, dan dengan asap
mengepul keluar dari kepalanya. Matanya memutar kebelakang kepalanya, dan
menjadi mata menangis.
“Uwaaaaaaaaaa!!!”
“Wha!? Anya! Kamu akan pergi kemana?”
Tanpa mendengarkan ucapan guru, Anya berlari keluar kelas dengan menangis dan berlari pergi seperti angin.
“..........”
“..........”
Kelas menjadi hening. Lalu khotbah gurupun di mulai. Semua
orang tercengang dengan apa yang baru saja terjadi.
Aku memikirkan kembali bagaimana dia bisa menjadi seperti itu. Dia sepenuhnya
tercengang ketika melihat nilai 100 milikku, hanya sebelum keramaian menjadi
liar.
Dia selalu mencoba sangat keras. Dia adalah perempuan yang
selalu mencoba mati-matian untuk dapat mengalahkanku, seorang perempuan yang
menantangku lagi dan lagi hanya untuk bersaing dan mengalahkanku. Dia adalah
perempuan yang belajar dengan keras, memadukan kerja keras dan bakat alami yang dia miliki.
Tapi tetap saja, dia belum pernah benar-benar mengalahkanku.
Aku merasa bersalah terhadapnya. Bagaimanapun juga, dia telah melakukan yang
terbaik.
Tapi itu bukan salahnya. Aku satu-satunya orang yang curang
disini. Aku mendapatkan 100 poin dengan menjadi pengecut, tidak dengan kerja
keras seperti apa yang dia lakukan.
<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>
Kalau ada kesalahan
translate silahkan bilang di komen.
Terimakasih udah
baca.
~Alfa~
<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom