Isekai Tensei Soudouki Vol. 5 Chapter 4 - Pertempuran Sengit, Sekali Lagi. Part 1



Seperti yang diharapkan dari Zirco dan yang lainnya, pasukan inti dari tentara bayaran yang mendeteksi invasi pasukan utama Kerajaan Haurelia.

Diantara mereka juga terdapat tentara bayaran veteran yang pernah ikut bertempur di perang sebelumnya

Menyusup ke wilayah musuh bukanlah masalah bagi mereka

“Ada empat puluh..... bukan, lima puluh ribu pasukan mereka....”

“Nggak..... Kita masih belom liat pasukan cadangan mereka. Paling buruk, mungkin pasukan mereka ada lebih dari enam puluh ribu.”

“wah gawat tuh..... Haurelia bakal hancur kalau mereka kalah. Apa mereka udah siap buat itu?”

(T/N: Mulai sekarang saat sesama tentara bayaran ngobrol, teksnya pake bahasa informal. Soalnya saya rada kurang srek aja kalau mereka bicara secara formal.)

Jumlah pasukan musuh yang dikirim terlalu gila yang hanya untuk sekadar melawan wilayah terpencil seperti Antrim.

Zirco yang hanya seorang tentara bayaran tak dapat mengerti alasan kenapa Haurelia begitu terpaku pada Antrim.

“Cepat kasih tau viscount-sama. Haurelia bakal nyerang dengan kekuatan penuh.”

Cell bertanya balik dengan muka kebingungan. Alasan Zirco berkata seperti itu terdengar seperti dia akan tetap disini.

“Lalu lu mau ngapain, Zirco?”

“──Musuh terlalu banyak kan? gua mau ngelakuin tugas gua disini.”

Zirco menyeringai. Sebagai rekannya selama beberapa tahun, Cell dapat melihat kesungguhan tekadnya dari senyumnya itu.

“Bayaran kita gak cukup buat ginian. Kita harus minta ke viscount-sama buat ngasih kita bonus yang banyak nanti.”

“Ya, gw serahin itu ke elu, Cell.”

Walau mereka sesama tentara bayaran, yang menjadikan Zirco pemimpin adalah kekuatan dan kharisma alaminya.

Cell tak berpikir kalau dia lebih lemah dibanding Zirco, tetapi saat ini dia merasa kalau dia tidak sebanding dengan Zirco dalam hal status sebagai tentara bayaran.

“──Jangan mati, Zirco.”

Pekerjaan dari tentara bayaran selalu tak dapat dipisahkan dengan kematian.

Walau dia memiliki dua puluh jari di kedua tangannya sekalipun, ia tak akan dapat menghitung berapa kematian rekannya yang telah ia saksikan selama ia melakukan pekerjaan ini.

Zirco dan rekannya telah berjuang melalui banyak pertempuran dan berhasil bertahan hidup.

Namun, walaupun mengetahui hal itu, Cell tetap berpikir kalau mencoba menantang puluhan ribu pasukan adalah hal yang gegabah.

“Santai, Guacuma mau ngerjain mereka sebentar terus kabur deh.”

Itu mungkin hanya rasa sentimennya saja.

Wajah Zirco saat tersenyum malu-malu seperti ini, entah kenapa terlihat cantik.

Cell menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan imajinasinya tadi dan memutarbalikkan kudanya tanpa melihat ke belakang.

Zirco melihat punggung Cell telah menjauh dan bertanya kepada rekannya.

“Nah....Kayaknya kali ini kita ga bakal bisa pulang ke rumah hidup-hidup tapi, apa lu pada gapapa kayak gitu?

“OI OI, Walau nanti kita bakal dikasih bonus abis ini, apa lu mau nyoba ngambil tuh bonus buat lu sendiri, HUH?”

“Ya ya, bonus nya bakal gede banget kalau kita selamat dari sini.”

Zirco memandang rekannya yang bercanda dan tertawa, yang membuktikan kepercayaan dan keakraban mereka satu sama lain.

Untuk tentara bayaran, bertahan hidup adalah hal terpenting

Harga dari hidup mereka itu murah dan majikan mereka cenderung menggunakan mereka sebagai bidak habis pakai, karena itu mereka harus mempertahankan hidup mereka sendiri. Itu lah mengapa tentara bayaran akan menjadi yang paling awal kabur dari medan perang yang tak menguntungkan.

Namun, ketika tentara bayaran menjadi seorang veteran seperti Zirco, mereka akan menanamkan sikap profesional dalam pekerjaan mereka sesuai upah yang telah dibayarkan.

Sangat sulit untuk berurusan dengan tentara bayaran yang cakap yang tidak akan panik ketika mereka terjebak di medan perang yang tidak menguntungkan. Sebagai tambahan, jika tentara bayaran veteran telah mengeraskan tekad mereka untuk bertempur sampai mati, amukan mereka mungkin dapat dianggap sebagai bencana.

Sebenarnya tentara bayaran tak punya alasan untuk mati.

Karena itu ketika tentara bayaran bertekad untuk untuk mati, terkadang itu akan menjadi kelahiran dari legenda baru di medan perang.

“──Gua masih mau nyobain masakan barunya bos...” 

(T/N: Bosnya Zirco itu maknya Baldr.)

Zirco mengingat kembali kenangan beberapa tahun yang lalu yang penuh dengan hal-hal yang menakjubkan dan ia pun tersenyum.

Meskipun pada awalnya ia mengunjungi Maggot karena ia ingin mengenang kenangan mereka di medan perang. Hidup memang menarik dan penuh dengan naik turun yang tak dapat diprediksi.

“Yah, walau udah diatur gimanapun, gak peduli apa yang hidup berikan pada kita itulah yang bakal kita jalani.”

*

Menunggu kematian dan tanpa kehilangan harapan sampai akhir

Tak peduli seberapa mematikan dan putus asanya medan perang itu, pasti akan ada secercah harapan. Tentara bayaran yang berpengalaman pasti tau hal itu dari pengalaman pribadinya.

“Miranda, tembak musuh dari dalam hutan. Glymur, bawa empat orang dan cepat siapin persiapannya. Mistol dan sisanya, ikutin gua. Ayo kita mulai dengan tembakan yang bikin silau.”

“Ou, bikin silau.. gua suka itu.”

“Gua jadi kasian sama musuhnya, mereka pasti gak bakal mikir kalau kita itu tentara bayaran.”

Bahkan jika kemungkinan mereka semua kembali hidup-hidup itu tidak ada.

Mereka adalah tentara bayaran diantara tentara bayaran karena mereka dapat menertawai hal itu dengan santai.

***

“Apa itu?”

Pasukan besar Haurelia berhenti bergerak ketika api tiba-tiba muncul.

“Kebakaran hutan.....tak terlihat seperti itu....apakah itu cuma api biasa?”

“Kita tidak ada waktu untuk terganggu dengan kebakaran saat ini tapi... kirim beberapa pengintai untuk mengeceknya.”

Orang yang menggantikan Flandre Gustin untuk mengomandoi pasukan adalah Count Dunkirk, Rochambeau Dunkirk yang juga merupakan wakil menteri dari kementerian militer.

(T/N: sekedar mengingatkan Flandre Gustin itu komandan yang kalah di tangan Baldr di perang Antrim pertama.”)

Jika kelemahannya yang adalah kekurangan pengalaman di medan perang karena pekerjaannya terus menerus berada dibagian administrasi militer itu diabaikan, dia adalah orang yang terkenal sebagai anak ajaib yang hebat dalam urusan militer bahkan di seluruh Kerajaan Haurelia.

Karena itu, dia menganggap senjata yang dibuat Antrim pada perang ini adalah hal yang penting. Jika Flandre dikecualikan, dia adalah orang yang paling waspada terhadap pasukan Antrim di seluruh pasukan Haurelia.

“Jangan bilang.....”

Pasukan yang lebih lemah memiliki pilihan untuk melakukan pertahanan agresif dengan menyerang secara proaktif untuk mengulur waktu melawan serangan musuh, tapi itu tak terpikirkan kalau Antrim memiliki cukup pasukan untuk melakukan hal tersebut.

Dia tetap membutuhkan waktu untuk menyadari kalau firasatnya tertuju pada uang.

*

Ksatria yang pergi untuk mengecek api yang sedang menyebar lebih dari perkiraan ini membuat mereka kebingungan.

Mereka tak melihat adanya penduduk lokal, jadi ini bukanlah ulah penduduk untuk membuka lahan pertanian. Tapi kecepatan menyebarnya api terlalu cepat jika ini adalah kebakaran alami.

Kemungkinan api disulut oleh seseorang itu tinggi, tapi tujuan mereka melakukan ini tidak diketahui.

“.....Apakah ini gangguan dari keluarga dari pasukan yang mengikuti wajib militer? Yah, lagi pula api ini bukanlah masalah besar.”

Pasukan Kerajaan Haurelia tak punya waktu untuk memadamkan api.

Para pengintai berballik sambil memikirkan itu. Tiba-tiba tubuh seorang ksatria terbelah dua bersama armornya.

Darah menyembur seperti air mancur. Isi perutnya jatuh di tanah yang bersimbah darah.

Para pengintai kebingungan dengan pemandangan mengerikan yang ada didepan mereka, bahkan mereka pun sampai meragukan mata mereka sendiri.

“Ada apa? Apa yang terjadi?”

“Jangan bilang.... musuh?

Seketika, seperti terasa ada hembusan angin. Kemudian dengan segera, satu persatu para pengintai menjadi mayat yang mengerikan.

Reaksi mereka terlambat karena mereka tak berpikir kalau mereka akan menerima serangan ketika mereka masih berada di negara mereka sendiri.

“──Maaf tapi gua ga akan ngebiarin siapapun dari kalian kembali hidup-hidup.”

Panah Miranda datang bersamaan dengan sinyal yang diberikan oleh  Zirco. Para pengintai ditembak satu persatu.

Dan kemudian Zirco juga mulai mengumpulkan mana diseluruh tubuhnya.

Penguatan tubuh Zirco sangatlah kuat, tapi membutuhkan waktu yang lama untuk menggunakannya, jadi itu tak akan berguna tanpa bantuan rekannya.

“MUNDUR! INI PENYERGAPAN! Jumlah mereka paling tidak adalah satu peleton!”

(T/N: 1 peleton itu kalau menurut wiki berjumlah 30-50 orang.)

Sebenarnya kurang dari itu, mereka hanya ada sekitar 1 squad. Tapi bagaimanapun juga mereka tak akan membiarkan musuh menyadari jumlah mereka.

(T/N: 1 Squad kalau menurut wiki berjumlah 4-10 orang.)

“Kalian ga bakal bisa kabur!”

Kelompok tentara bayaran yang dipimpin oleh Mistol menyerang para pengintari dari belakan untuk menutup jalan mereka untuk kabur.

“SIALAN! MENYEBAR! MENYEBAR-!”

Tak peduli apapun para pengintai harus kembali untuk melapor, meskipun para tentara bayaran tak akan membiarkan hal tersebut terjadi. Saat ini rencana Zirco berjalan mulus.

“......Aku akan membuat kalian menyesal karena menyerang kami hanya dengan beberapa pasukan!”

Seorang pengintai menggertakkan giginya sambil mengutuk para tentara bayaran karena frustasi akibat kematian rekannya dan membuat kudanya kabur.

Walau beberapa rekan mereka terbunuh, dengan jumlah mereka, dampaknya hanya seperti rasa gatal.

Tak akan mengubah takdir musuh mereka akan dibantai.

Namun──.

“AP-?!”

Terdapat benang besi yang terkait dari pohon kepohon tanpa ia sadari. Pemandangan jaring yang berkilauan karena sinar matahari yang menembus dedaunan adalah pemandangan terakhirnya di dunia ini.

“Mengendarai kuda di tempat sulit untuk melihat seperti ini itu tak baik.”

Walau memiliki badan besar, Glymur sangat ahli dalam hal kerajinan tangan.

Selain Cell, dia adalah orang yang tak mau Zirco jadikan musuh di medan perang yang buruk seperti hutan ini.

“Dengan ini──Selesai!”

Zirco yang telah selesai mengumpulkan mananya terasa seperti badai yang akan menerjang.

*Drip, drip* Orang yang seharusnya sedang kabur sekarang dalam keadaan darah memancar dari leher mereka dan kemudian jatuh.

Kelompok yang dikirim sebagai pengintai dimusnahkan tanpa satupun yang selamat.

*

“──Lambat, tak mungkin mereka bisa selambat ini!”

Rochambeau merasa ada yang aneh karena kelompok pengintai belum kembali sampai sekarang. Dia memerintahkan seluruh pasukan untuk berhenti.

Karena jumlah pasukan terlalu besar, perintah sederhana seperti berhenti membutuhkan usaha lebih untuk mengirimkan pesan dari garis depan sampai kebelakang pasukan.

Yang diincar oleh Zirco adalah untuk membuat musuh membuang waktu dan tenaga secara sia sia seperti itu.

“Para pengintai sepertinya terjebak dan dimusnahkan oleh musuh. Melihat tak ada satupun dari mereka yang kembali, kemungkinan terburuk musuh mungkin mengirim pasukan mereka kemari. Kalian semua, jangan berhenti melakukan kontak satu sama lain tak peduli apapun.

Dia membentuk dua pasukan baru sebagai unit pengintai.

Meskin mereka tak tau berapa jumlah musuh mereka, dia tak dapat melanjutkan pergerakan mereka sambil mengabaikan resiko diserang secara mendadak.

Biasanya, Rochambeau hanya akan membentuk satu pasukan pengintai dan membiarkan mereka mengawasi sambil ia dan pasukan lain bergegas maju, tapi walau musuh mereka hanya wilayah kecil dan terpencil, Viscount Antrim telah mengalahkan pasukan elite yang dipimpin oleh Flandre. Rochambeau tak dapat menghilangkan kecemasannya pada musuh yang dapat melakukan hal yang tidak mungkin.

“...... Jika kalian menyadari kalau musuh di luar kemampuan kalian, segera kembali dan tunggu bala bantuan.”

“Mengerti!”

Kecemasan Rochambeau juga dirasakan oleh para ksatria. 

Bagi mereka, Pasukan Antrim bukan hanya musuh yang harus mereka kalahkan. Mereka juga berpikir kalau mereka adalah suatu hal yang menyimpang.

                                        *

*Crackle, crackle* Api menyebar dari hutan ke padang rumput.

(T/N: Aku tak tau cara buat sfx jadi aku ikutin englishnya aja.)

Para ksatria merasakan panas sampai ke wajah mereka.

Walau mereka tak punya waktu untuk memadamkan api, api ini membuat mereka khawatir jika terus diabaikan.

Awalnya Mistol dan orang-orangnya berpencar untuk menyalakan api, tapi karena cuaca yang sedang kering, api menyebar bahkan melebihi dari perkiraan Zirco.

*

“──Nah, gua akan ngandelin kalian buat lawan mereka.”

Glymur menjawab Zirco dengan pelan.

“Serahin ke gua. Lu juga, jangan ngelakuin hal yang tolol, Zirco.”

“Gua ga berpikiran kalau gua bakal bisa ngikutin saran lu.... lagian semua rencana ini cuma berasal dari kenekatan kita.”

Kemungkinan Zirco mati itu tidaklah delapan atau sembilan dari sepuluh, tapi hampir pasti dia akan mati.

Bahkan Zirco juga percaya kalau paling tidak hanya satu dari sepuluh ribu kemungkinan dia untuk kabur dengan selamat.

Dia tetap tidak menyerah untuk merasakan kemenangan yang akan dibuat oleh Baldr sekali lagi.

“Gua cuma harus balik hidup-hidup kan. Lagian rasanya seperti gua masih bisa bersenang-senang seperti saat gua masih kerja dibawah bos.”

“──Lu ga salah sih.”

Dia membayangkan apa yang akan terjadi padanya sekarang apabila Baldr tidak datang kepadanya saat itu ke restoran.

Tak dapat dipungkiri kalau dia mungkin akan pergi ke tempat lain untuk bertempur, seperti Nordland atau Trystovy. Tapi ia tak dapat membayangkan kalau ia akan dapat bersenang-senang di tempat seperti Antrim.

Hanya karena memberikan ia kesenangan seperti itu sudah cukup untuk menjadikan Baldr sebagai tuan yang layak untuk diberikan kesetiaannya.

“Cell, Glymur, Miranda, abis ini ayo ngumpul lagi.”

“Jangan berani lu mati sialan! Zirco, Mistol!”

Zirco memimpin pasukan tentara bayaran dibawah komandonya dan berpencar menjadi dua tim.

*

“Oi, sebentar! Disana ada orang yang pingsan.... Eh?!”

Para ksatria menemukan tumpukan mayat. Mereka pun turun dari kuda mereka.

 “Sialan! Seperti yang diduga....”

“Musuh sangat kuat. Tubuh ini terbelah menjadi dua hanya dengan satu serangan.....”

Banyak orang yang menangis karena mereka menemukan kerabat mereka diantara para mayat.

Walau mereka tau kalau kapanpun mereka dapat mati di medan perang, tapi tak mungkin untuk tidak sedih atas kematian rekan mereka.

“Hati-hati, mungkin ada musuh di dekat si...ni”

Ksatria yang bicara itu jatuh dengan kepala terlebih dahulu di atas tanah.

“Woi! Ada apa?”

Seorang ksatria yang menuju ksatria yang jatuh itu panik dan juga merasa sedikit pusing. Lalu kelopak matanya tertutup dan kemudian ia kehilangan kesadaran.

“──Racun-!”

Terdapat bau yang menyengat yang mirip seperti cuka. Seharusnya mereka dapat menyadarinya dengan cepat, tapi bau racun itu tertutupi oleh bau darah yang menyebabkan mereka merasa mual.

Ksatria yang terlalu dekat dengan mayat rekan mereka pingsan satu persatu. Ksatria yang berada diluar jangkauan dampak efektif dari racun di tebas menggunakan kapak yang tebasannya seperti badai.

“Jangan berpikir buruk tentang kami. Gua ga akan punya muka buat ketemu Zirco kalau ga bisa ngehabisin kalian disini.”

Dan kemudian bantuan panah dari Miranda dan Cell muncul dari belakang Glymur.

Para pengintai langsung musnah.

“Peleton kedua! Apa terjadi sesuatu?”

Peleton ksatria yang baru muncul untuk menggantikan pasukan yang telah dimusnahkan.

Hal bagus dari memiliki dua peleton pasukan pengintai adalah mereka dapat bertukar posisi satu sama lain jadi mereka tak dapat dikepung.

“Waduh, pasukan bantuannya dateng.”

“Kau bajingan!? Musuh! Beritahu komandan cepat!”

“Yah, ayo kita bawa mereka menjauh dari Zirco dan yang lainnya.”

Glymur mengatakan hal itu dan mereka langsung berbalik dan menghilang ke dalam hutan sambal memancing para pengejar. 

*

Ksatria yang mengenakan armor dari Kerajaan Haurelia muncul seolah-olah untuk menggantikan peleton sebelumnya. Mereka bergegas keluar hutan.

“Ini gawat!”

Group itu berteriak dengan keras walau pun kesulitan bernafas

Normalnya hal seperti ini tidak mungkin untuk mereka lakukan.

Saat ini darurat, tapi mereka belum mengatakan sedikitpun hal apa yang darurat.

Sebagai tambahan, armor yang mereka kenakan memiliki bercak darah dan bekas tusukan tombak, jadi seharusnya mudah untuk semua orang untuk mengetahui apa yang terjadi pada grup itu.

Namun ini adalah situasi yang tidak normal karena mereka saat ini berada di wilayah Kerajaan Haurelia. Ketakutan mereka terhadap ketidakjelasan Baldr semakin besar dan semua pasukan Haurelia jatuh ke dalam kesalahpahaman kalau pasukan Antrim telah melakukan serangan balasan.

“Dimana musuhnya? Berapa banyak mereka!?”

Situasi yang benar-benar tak terduga menyebabkan orang yang tidak berpengalaman di medan pertempuran seperti Rochambeau maju ke garis terdepan.

Untuk mengumpulkan informasi yang akurat secepat mungkin, dia meminta mereka bergegas datang dan ia menanyai mereka.

“Mereka berjumlah seratus ribu! Mereka saat ini sedang bersiap untuk menginvasi ibukota Elise!”

(T/N: Elise itu ibukotanya Haurelia)

“Mustahil!”

Jumlah pasukan itu mustahil bahkan jika Kerajaan Mauricia mengumpulkan seluruh pasukan mereka.

Itu lebih mustahil lagi untuk pasukan besar seperti itu sudah sampai di Kerajaan Haurelia.

Tentu saja ksatria yang melaporkan itu tau lebih baik dari pada siapapun.

“──Yah, aku bohong. Sebaiknya kau ingat ini, kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi di medan perang.”

Para ksatria itu menyeringai tanpa takut dan mengayunkan tombak mereka sambil menorobos ke tengah pasukan Haurelia.

*

“Sialan! Mata-mata musuh!”

Pasukan besar ini terdiri dari tentara wajib militer dari tiap daerah dan selalu dipimpin secara longgar oleh tuan mereka. Sangat sulit bagi pasukan besar itu untuk menangkap kelompok kecil yang menyerang diantara mereka.

Zirco dan orang-orangnya dengan mudah mengalahkan pasukan yang sedang dalam kekacauan dan menyusup diantara mereka bahkan tanpa bekerja sama satu sama lain.

Armor ksatria Haurelia yang mereka kenakan pun juga merupakan bantuan besar untuk mereka.

Lagipula kebanyakan tentara wajib militer hanya mengenal tentara wajib militer yang berasal dari wilayah yang sama.

“Kumpulkan para ksatria! Pasukan wajib militer menyingkir dari jalan!”

Walau begitu tak dapat bergerak dengan mudah adalah kelemahan dari pasukan besar.

Walaupun dampaknya tak berarti, serangan ini menyebabkan terputusnya rantai komando dari pasukan Haurelia.

“BERTAHAN! APA YANG KALIAN LAKUKAN! CEPAT KALAHKAN MEREKA!”

Hanya tersisa sedikit lagi jarak mereka sampai Zirco dan rekannya dapat mencapai Rochambeau yang kebingungan.

Zirco segera membuat kudanya berlari sambil bersiap melempar tombak kepada Rochambeau.

Tombak itu terlihat seperti tombak angin dan terlihat akan menusuk Rochambeau tanpa masalah, tapi tombak itu terlempar tinggi ke langit dan mengeluarkan suara nyaring dari bentrokan besi.

“Saya tak akan membiarkan yang mulia Rochambeau terbunuh disini.”

──Itu Flandre Gustin.

“Kau jadi terlihat lebih maco setelah tidak bertemu hanya dalam waktu yang singkat!”

Walau ia berkata begitu, Zirco tidak dapat menghentikan keringat dingin keluar dari keningnya.

Bahkan untuk tentara bayaran yang mempersembahkan hidup mereka di medan perang, tidak sering bagi mereka untuk dibenci sampai seperti ini.

Flandre yang sekarang bermata satu memancarkan aura mematikan layaknya undead. Kekalahan yang dialaminnya membuat kemarahannya membara.

Zirco juga merasakan musuh ditingkat komandan ksatria selain Flandre mendekat. Dia menyadari kalau kesempatan terbaik untuk kabur telah lepas dari genggamannya.

“Ini buruk tapi ini waktunya tutup! Kita kabur ya bangsat!”

“Jangan berpikir kau bisa kabur!”

Flandre menebas ke arah Zirco yang membalikkan badan darinya, tapi sebuah tombak tiba-tiba menghalangi dari samping.

Mistol yang mengikuti Zirco dari belakang melempar tombak ke arah Rochambeau.

“BANGSAT KAU! BAJINGAN KURANG AJAR!”

Pasukan mengepung dari segala arah untuk menghalangi Zirco dan rekannya melarikan diri.

Tapi pada waktu yang sama pasukan itu juga adalah perisai yang bagus untuk melindungi Zirco dan yang lainnya.

Jika terdapat cukup ruang, pasukan elite yang termasuk Flandre akan dapat dengan bebas menyerang dan membunuh Zirco dalam waktu singkat.

“JANGAN LIAT KE BELAKANG! LU BAKAL MATI KALAU GA LARI!”

Jangan memikirkan hal lain cukup kabur dan kabur!

Bahkan dengan kemungkinan terburuk, paling tidak akan membutuhkan setengah hari untuk menenangkan pasukan yang kacau dan memerintahkan mereka untuk menyerang Antrim sekali lagi. Dan kemudian meningkatkan penjagaan mereka jadi mereka tidak akan terkena serangan kejutan seperti ini lagi, dan mungkin itu akan memperlambat mereka sehari atau bahkan lebih.

Serangan kejutan bunuh diri dari pasukan Zirco memberikan banyak waktu yang lebih berharga dibandingkan darah untuk Antrim saat ini.

“JANGAN BIARKAN MEREKA KABUR! Ini akan menjadi aib bagi pasukan Kerajaan Haurelia jika mereka dapat kabur!”\

“UWAH!”

Seorang tentara bayaran terjatuh dari kudanya setelah kudanya terkena panah. Para pasukan langsung mengelilingi tentara bayaran itu yang telah kehilangan cara untuk kabur.

“KISLING!”

“Jangan berhenti. Lu yang bilang gitu kan? Cepat dan kabur!”

Pada waktu yang sama saat ia selesai mengatakan itu, pria yang dipanggil Kisling mengambil batu bara. 

“Hmph, aku tak menyimpan ini untuk membuat kematianku meriah.....!”

Tombak yang terhitung jumlahnya menusuk tubuh Kisling yang berhenti bergerak sambil tersenyum.

Dan kemudian dengan segera, sebuah ledakan menyala dan memunculkan asap yang sangat tinggi.

“Kisling......! Dasar tolol!”

Zirco meludahkan darah dari bibirnya.

Zirco dan rekannya telah tiba di sisi terluar pasukan Haurelia.

Sedikit lagi, tinggal sedikit lagi  dan mereka akan dapat kabur dari pengepungan ini. Setelah itu hanya tinggal lurus sampai ke sungai Lena.

Tak peduli seberapa marahnya pasukan Haurelia, mereka tak akan melakukan hal yang tak berarti seperti mencari musuh sampai sungainya surut.

Zirco dan yang lainnya segera meledakkan bahan ledakan mereka sekaligus setelah menorobos.

Namun ada orang yang sangat marah ketika melihat hal itu.

Dia adalah Flandre orang yang menjadi jendral pasukan yang telah kalah melawan pelontar api dan senjata rahasia lainnya.

Flandre tidak dapat menerima mimpi buruk itu sekali lagi di depan matanya

Itu adalah hal yang tak dimaafkan.

“KALIAN BAJINGAN SIALAAAAAAAAAAAN!”

Flandre berteriak dan menorobos kedalam api dan asap dari dampak ledakan tadi.

Meskipun tubuhnya terbakar disana-sini, Flandre secara ajaib menembus asap dan dapat melihat Zirco dan yang lainnya yang sedang menundukkan kepalanya di kuda untuk melindungi diri mereka dari ledakan.

(Aku menemukan kalian, kalian adalah iblis yang menodai kesucian perang!)

“MATIIII!” (T/N: SHINEEEEE! :v)

Dia tak dapat mengejar mereka dengan tubuhnya yang terluka.

Rekannya juga akan terlambat karena sedang dalam kekacauan akibat ledakan untuk menyusulnya. Oleh karena itu dengan satu serangan ini, ia akan membunuh wanita yang dianggap sebagai komandan!

Flandre memusatkan tenaganya dan melemparkan tombak yang telah ia gunakan bertahun-tahun.

Dan kemudian tombak itu menjadi seperti cahaya. Tombak itu langsung menutup jatak diantara Flandre dan Zirco dengan kecepatan yang tak dapat diikuti oleh mata.

Sudah terlambat untuk Zirco menyadarinya

Mustahil untuknya dapat kabur dari pasukan besar jika ia fokus pada bagian belakangnya.

Jadi dia terus maju dengan cepat, tapi tombak itu akan tiba untuk menusuknya.

Namun──.

Tombak yang dilemparkan Flandre menusuk dada Mistol dan terdengar suara tulang yang hancur.

Mistol yang berlari diagonal dibelakang Zirco melompat di depan tombak dan melindunginya.

Momentum dari tombak itu mendorongnya dan melubangi armor Zirco juga. Ujung dari tombak itu menusuk perutnya.

“.....Apa lu terluka? Zirco....”

Zirco menyadari kalau Mistol sudah mati dan ia sudah kehilangan penglihatannya.

Dia adalah teman lama Zirco, satu-satunya orang yang diizinkan masuk ke dalam hatinya. Mereka telah saling melindungi di banyak medan perang. Dia adalah rekan yang dapat ia percayai punggungnya tanpa khawatir. 

Zirco terisak melihat Mistol sudah tiada.

“Yah──Gua bahkan belum ngucapin terima kasih ke lu.”

Itu bohong.

Tombak yang menusuk perut Zirco bukanlah luka yang mematikan, tapi itu juga bukan luka ringan sama sekali.

Tapi Zirco tak punya kata-kata lain yang pas untuk dikatakan pada Mistol yang mati di hadapannya.

“Kayaknya ini waktunya gua membayar karma gua. Gua ngerasa senang, Zirco.”

“Ya...Gua juga, Mistol.”

Kemudian Zirco memeluk Mistol yang telah kehilangan kesadaran dengan sekuat tenaga.

“Menyedihkan, padahal gua berencana minta lu nikahin gua jika ga ada orang yang mau nikahin gua, dan sekarang lu pergi didepan gua kayak gini......”

Mungkin bukan ide yang buruk untuknya mati bersama dengannya disini.

Walau Zirco sedang dalam perasaan sentimen, ia tetap terjun ke dalam arus cepat dari Sungai Lena.

Sosok Zirco dan yang lainnya menghilang dibawah sungai dengan sekejap mata. Pasukan Haurelia tak punya waktu untuk mengejar mereka.

***

Kedatangan pasukan Haurelia terlambat hampir sehari dari prediksi Baldr.

Berdasarkan laporan salah satu tentara bayaran, Wilber, Baldr mengetahui kepada siaoa ia harus berterima kasih untuk memberinya satu hari tambahan.

Satu hari yang diberikan Zirco dan yang lainnya benar-benar berharga.

Dampak terbesar dari hal itu adalah tibanya bala bantuan dari Viscount Mattis Bradford.

Mattis melintasi pegunungan Morgan untuk sampai disini. Walaupun ia terlambat dari jadwal, ia dapat tiba sebelum Antrim jatuh.

“Ooooh! Jadi kau selamat, Baldr-dono!”

“Dengan pasukan bantuan Mattis-sama seperti mendapatkan sepuluh ribu pasukan.”

Baldr dan Mattis berjabat tangan. Mereka memuji keberanian masing-masing.

Faktanya, jika itu bukan Mattis, sampainya pasukan bantuan akan lebih terlambat dari ini.

 


Meski begitu, pasukan bantuan Mattis hanya berjumlah seribuan pasukan. Terlebih lagi mereka sangat lelah karena berjalan melalui gunung yang mereka tidak ketahui.

Walau mereka sudah beristirahat sejak kemarin, mereka masih belum pulih sepenuhnya dari kelelahan mereka. 

Dan juga, jika jumlah pasukan musuh sama dengan mereka, tak ada yang perlu ditakutkan. Tapi pasukan Haurelia mengirim pasukan besar berjumlah lebih dari lima puluh ribu. Itu adalah jumlah yang membuat pertanyaan apakah pasukan Kerajaan Haurelia telah mengerahkan seluruh tentara yang ada diseluruh negeri mereka.

Melawan jumlah ini, pasukan bantuan Mattis hanya seperti tetesan air di ember.

Walau mereka tak punya harapan kalau tambahan pasukan bantuan akan tiba di Antrim seiring waktu berjalan. 

Sebelum ini mereka tak tau menargetkan kemana pasukan Haurelia, jadi mereka memberikan penjagaan diseluruh perbatasan. Namun karena telah diketahui kalau Kerajaan Haurelia mengirim hampir seluruh pasukannya ke Antrim, pasukan ynag menjaga perbatasan dapat dibebaskan untuk melakukan hal lain.

Pada situasi ini, tidak aneh bahkan jika Cornelius mengirim pasukan bantuan ke Antrim.

“Bagus kalau kita bisa menjaga mereka sampai saat itu tiba, tapi...”

Baldr tau betapa sulitnya itu.

Pasukan Haurelia tidak lemah sama sekali saat melawan musuh. Terlebih lagi sebagian besar pasukan mereka lebih terlatih dibanding pasukan Antrim.

Tak dapat diketahui berapa lama mereka dapat bertahan karena mereka saat ini kekurangan persediaan. Baldr tak dapat menyembunyikan desahan nafasnya.

*

Sementara itu, pasukan Haurelia yang terlihat seperti sedanng memamerkan kekuatan tempur mereka yang luar biasa, mereka pun memiliki masalah mereka sendiri.

Walaupun serang dari tim Zirco dilain hri hanya memberikan dampak kecil terhadap keseluruhan jumlah pasukan, tapi dampak psikologisnya benar-benar besar.

Karena ketakutan akan menerima serangan kejutan lagi menyebabkan seluruh pasukan gugup bahkan sampai ke prajurit rendahan. Kelelahan akibat kegugupan itu benar-benar menumpuk.

Keadaan pikiran ini benar-benar tak diinginkan ketika akan melawan pasukan Antrim yang memiliki banyak senjata tak dikenal.

Namun pasukan Haurelia memiliki Flandre yang telah memiliki pengalaman melawan Antrim dan banyak komandan yang cakap, seperti Arseille contohnya, dia adalah komanda dari Golden Dragon Knight Order, pasukan Ksatria terkuat milik Kerajaan Haurelia. Kekuatan mereka benar-benar tak terbantahkan.

Tak peduli apapun mereka pasti akan menang dan merebut senjata rahasia Antrim.

Pasukan Haurelia datang ke Antrim karena hal itu. Mereka tak peduli berapa harga yang harus mereka korbankan untuk mendapatkan hasil dari pertempuran ini.

“.....Meski begitu, kubangan air ini benar-benar masalah.”

Di depan Flandre, area kubangan air yang terasa seperti lumpur tanpa dasar sangatlah luas.

Hal itu terlihat seperti musuh telah sepenuhnya menyiapkan area ini. Jika mereka menerobos maju, kaki para pasukan akan langsung terjebak oleh kubangan air dan itu akan menimbulkan banyak pengorbanan.

Meski begitu, mereka tak punya pilihan untuk bertarung hanya menggunakan panah.

Bagi pasukan Haurelia, membuang-buang waktu adalah musuh mereka. Jika mereka tak dapat mengalahkan Antrim sebelum pasukan bantuan dari Mauricia tiba, mereka akan kalah.

“──Jadi satu-satunya pilihan adalah kematian.”

Tak mungkin jendral Antrim tidak akan menyiapkan penanggulangan sama sekali.

Pasti akan ada jebakan lain selain kubangan ini yang menunggu. Jadi diperlukan bagi Flandre untuk mati untuk mengantisipasi jebakan lain.

“──Namun aku tak ingin mati begitu saja. Kali ini adalah giliran mu untuk menunjukkan wajah mu yang penuh air mata!”

Posting Komentar

0 Komentar