Kemudian, Dengan didampingi Yugo, Amalia berhasil menuruni
gunung.
Dia telah melalui jalan setapak ini dalam perjalanan keatas,
tapi meskipun mereka berjalan dengan rute yang sama ketika dia mendaki gunung dengan Alphonse dan yang
lainnya, Dia menemukan banyak hal yang telah berubah dimana-mana. Jalannya,
yang dimana seharusnya cukup mudah untuk dilalui, telah terhalangi oleh bebatuan
yang jatuh, dan juga lumut serta rumput liar tumbuh di segala tempat. Ketika Yugo tetap
berada di gunung, dia dapat tetap melihat iblis disana, tapi sekarang, disini
tidak ada tanda dari mereka sama sekali.
Barangkali panas yang tercipta adalah karena tertidurnya
Yugo, dan sekarang karena dia dalam wujud manusia, gunung sudah tenang dan
pemandangannya ikut berubah.
---tapi.
“...Huh? Terdapat sebuah desa ditempat semacam ini.”
Amalia, yang sedang berjalan di sepanjang jalan setapak
gunung dengan Yugo di sisinya, berteriak ketika dia melihat pemandangan di
depannya.
Dibawah langit biru, sekumpulan rumah berdiri berimpitan
bersama di bawah kaki gunung. Ketika Yugo mengamuk, tidak ada satupun pohon
atau semak di tempat ini, terlebih lagi perumahan.
Tapi itu akan bagus bila mereka bisa bertemu dengan orang
lain tanpa perlu bepergian ke kota yang jauh. Untungnya, Amalia mempunyai
beberapa uang untuk dirinya sendiri di ranselnya, tapi karena Yugo sepenuhnya
telanjang, dia perlu membelikannya pakaian terlebih dahulu.
“Ayo kita pergi ke desa di sebelah sana. Kita perlu membeli
beberapa pakaian.
“Aku baik-baik saja seperti ini. Kenapa orang peduli tentang
detail semacam itu?”
Yugo tidak terlihat antusias, tapi dia meyakinkannya, dengan
berkata “Akan terlihat aneh jika aku membawa seorang bocah yang telanjang
bersamaku”, dan dia menyetujuinya.
Lalu Amalia dan Yugo yang seharusnya menjadi ibu dan
anak, mencoba mengubah cara mereka manganggil satu sama lain dan juga mengubah
nada bicara mereka. Amalia memanggil Yugo dengan nada suara seperti yang dia
gunakan kepada anak-anak di penampungan, ketika Yugo memanggil dirinya sendiri
“ore” dan terlihat untuk mencoba berbicara menggunakan bahasa yang sedikit
lebih mirip dengan anak manusia
(TN: ore/aku/saya tapi dignakan oleh cowo)
Dia meminta Yugo untuk menunggunya di semak-semak dekat
desa, kemudian Amalia pergi ke desa sendirian, melewati sebuah gerbang baru.
Desanya kelihatannya baru-baru ini dibangun. Semua rumahnya
terbilang baru, beberapa darinya berbau seperti kayu dan sisanya masih dalam
konstruksi.
“Permisi, saya ingi membeli beberapa pakaian, toko mana yang
sebaiknya kuhampiri?”
Terdapat banyak hal yang harus dikhawatirkan, tapi
pertama-tama mereka membutuhkan beberapa pakaian dan makanan.
Ketika dia menghampiri seorang wanita usia pertengahan yang
lewat, dia melototi Amalia, yang mana jelas sedang berpakaian dalam pakaian
petualang.
“Terdapat toko serba ada disebelah sana, tapi apakah kamu
seorang petualang? Pakaian yang kau kenakan terlihat robek-robek.”
“Ya, saya bepergian bersama dengan putra saya, tapi kami
tersesat untuk sementara waktu sekarang, dan saya membutuhkan beberapa pakaian
untuknya.”
Dia mencoba untuk menjelaskan situasinya sealami yang dia
mampu, dan pada saat wanita itu mendengar kata “putra”, pipinya menjadi rileks.
“Ya, itu sulit menjadi muda dan lapar... Disana tidak
terdapat banyak baju untuk anak-anak yang tersedia, tapi itu ide bagus untuk
melipat sebuah hem untuk orang dewasa. Oh, dan ada penginapan disebelah sana,
jadi jika kau punya masalah mencari tempat bermalam, kau bisa mencoba tempat
itu nanti.”
“Ya, terima kasih banyak atas kebaikan anda”
“Tidak masalah. Penting untuk mencari uang sebagai seorang...
petualang, tapi kamu tidak boleh membuat putramu merasa kesepian, Kamu harus
menjaganya dengan baik.”
Wanita itu menambahkan dan melambaikan tangannya saat dia
pergi. Dia pastinya sudah punya pengalaman tentang melahirkan dan memberasarkan
anak pada usianya, dan itulah kenapa dia memberikan nasihat krpada Amelia muda
sebagai bentuk kemurahan hati.
Nasihatnya sendiri sangat dia hargai, dan Amalia bersyukur
kalau dia bertemu dengannya. Walaupun, kelihatannya Amalia-lah, dan bukannya yugo, orang yang akan dilindungi, semenjak Yugo mengatakan “meski aku dalam
wujud ini, aku bisa membunuh 10 manusia dalam sekejap”
Pada pandangan pertama, tempat yang wanita itu beri tahu
terlihat seperti rumah biasa, tapi terdapat tanda ‘toko serba ada’ di depan
pintu. Tokonya berukuran kecil, namun setelah bertanya kepada pemiliknya, dia
membeli sebuah pakaian perempuan dan pakaian anak-anak seperti kaos dan celana
dari toko.
“Kamu adalah seorang petualang dengan anak? Itu pasti
sulit.”
Penjaga toko, seorang pria yang mendekati usia parubaya,
menganggukkan kepalanya ketika mendengar kisah Amalia, dan memberikan diskon
kecil untuk pakaiannya. Amalia menolak penawaran itu karena dia telah menipunya, namun, “Tidak peduli apapun keadaanya, seorang ibu yang mencoba
melakukan yang terbaik selalu pantas untuk didukung”, dia berkata begitu ketika
mendorong Amalia keluar dari toko.
Selain pakaian, mereka juga membutuhkan makanan, tapi
pertama-tama mereka harus membuat diri mereka bersih. Dia dengan cepat keluar
dari desa dan kembali ke Yugo.
...
Yugo menunjuk telapak tangannya dengan ke batu, yang mana
itu terlihat mampu menggenggam segenggam batu, dan berseru, “Yeah!” tiba-tiba
setelahnya, ledakan cahaya yang besar meledakkan batu menjadi puing-puing.
(TN: Anggep aja dia lagi megang batu, terus batunya hancur di tangannya)
‘...apa? Sekarang,
apa?’
Amalia berdiri disana terkejut dengan apa yang dia saksikan,
tapi Yugo kelihatannya menyadari kehadiran Amalia dan berbalik, dengan tersenyum.
“Ama--- Ibu! Aku telah menunggumu!”
“Eh, yah...apa yang terjadi tadi?”
"Aku telah berlatih agar terbiasa dengan tubuh ini. Tapi
semua batu di dunia ini sangat rapuh. Hanya sediki tenaga dan mereka akan segera hancur.”
Yugo mengatakannya dengan menyesal, menyapu pergi
pecahan-pecahan batu dengan tangannya. Dia terlihat menyadari baju yang Amalia bawa
dan melihat itu dengan muram.
“Apakah itu bajuku?”
“...Ya. Kau harus memakai ini terlebih dahulu.:
Amalia sudah pernah membantu anak-anak mengganti pakaian
mereka beberapa kali di penampungan. Beberapa anak sangat patuh untuk memakai
pakaian dalam mereka atau berlari tanpa memakai pakaian dalam mereka, jadi itu
relatif mudah bagi Yugo untuk mengikuti instruksi yang Amalia berikan
kepadanya; ”Pakai ini,” “Angkat tanganmu,” dan “sabarlah.”
Saat Yugo berganti pakaian menjadi pakaian anak-anaknya, Amalia dengan cepat berpakaian dengan pakaian barunya. Pada saat ini, Yugo menatap tubuh Amalia, tapi semenjak dia berwujud seperti bocah berusia lima tahun dan berbentuk naga beberapa jam yang lalu, dia tidak mempermasalahkan ditatap olehnya.
"Manusia memiliki struktur tubuh yang aneh..."
"Yah, dibandingkan dengan naga, kupikir. Tapi kau akan melihat banyak dari mereka, jadi sebaiknya terbiasalah dengan itu."
"Ya, aku akan bertindak seperti itu."
"Jawaban bagus... Ayo pergi bersama sekarang."
Setelah melipat pakaian yang awalanya dia pakai kedalam ransel kosong, Amalia menggenggam tangan Yugo.
Ada beberapa hal yang ingin dia periksa, seperti perubahan di gunung naga dan pemukiman yang entah bagaimana telah didirikan. Disamping itu, mereka sebaiknya mengumpulkan apa yang mereka butuhkan agar dapat kembali ke kota dimana guild berada.
Amalia sudah terdaftar di guild sebagai white magician. Dia telah dibuang oleh Alphonse dan yang lainnya, tapi dia akan tetap menjadi bagian dari guild meskipun jika dia telah meninggalkan party.
Guild mempunyai sistem yang menyediakan sejumlah uang bagi anggota guild yang mempunyai kesulitan dalam melanjutkan pekerjaan mereka bila terjadi insiden ataupun terkena penyakit yang tak terduga. Dia punya sertifikat anggota guild di dalam renselnya, jadi dia mampu menjelaskan situasi yang dialaminya kepada guild ketika dia kembali ke kota, dan guild dapat memberinya sejumlah uang atas apa yang terjadi terhadapnya.
Dan-- jika dia bisa, dia dapat meninggalkan guild sekarang juga lalu kembali ke biara. Sejujurnya, dia tidak mendapatkan terlalu banyak uang seperti yang dia pikir dapat dilakukannya dalam setahun, tapi sejumlah uang harus dikirim ke biara.
Semenjak dia dikhianati oleh teman-temannya, dia sebaiknya keluar dari bisnis petualang dan bekerja di biara dengan Yugo. Yugo mungkin sedikit naif, tapi dia tidah bodoh, jadi dia yakin Yugo akan mengerti bila dia menjelaskannya dengan benar.
'Ya, aku yakin kami dapat melakukannya.'
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
Kalau ada kesalahan
translate atau bahasa yang kurang pas silahkan bilang di komen.
Terimakasih udah baca.
~Alfa~
<><><><><><><><><><><><><><><><><><><>
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom