Pada hari Sabtu, keesokan harinya. Hari setelah Tachibana
memberikan anggukan.
Tentunya, tidak ada yang terjadi setelah itu. Rumornya
sekarang telah menghilang tanpa sisa, dan aku bisa mendapatkan kehidupan
normalku.
Hari tenangku… Selamat datang kembali.
Ayo makan sesuatu yang lezat untuk merayakannya.
Aku pikir sebaiknya pergi ke Kaiten-Zushi sebagai bentuk
kemewahan.
Itu adalah sebuah toko retail ternama yang cukup dekat dari
rumahku, tepatnya di depan stasiun.
Itu cukup ramai karena ini adalah saat makan siang pada
akhir pekan, tapi itu tidak masalah untukku.
“Kaitori-Zushi”
Tempat semacam ini pada umumnya dihindari kebanyakan orang
ini cukup biasa untukku.
Juga, kau tidak perlu pergi dengan kelompok hanya untuk makan
makanan enak.
Jika kau duduk di konter, kau perlu menunggu sebentar dan
melihat semua hal bagus untuk dicoba.
Aku duduk di konter paling akhir dimana aku langsung dipandu
dan diberi teh seduh panas.
Aku beruntung, tempat duduk di sebelahku kosong.
Aku tidak melepas topiku walaupun di dalam toko kerena aku
menyukainya.
Aku tidak peduli bagaimana itu terlihat di depan publik.
Ini adalah faforitku.
Aku menambil sepiring sushi tuna yang lewat dihadapanku. Aku
menambahkan kecap dan dengan cepat memakannya.
Sushinya lezat seperti biasanya.
Ini sangat enak dan harganya 100 yen, Kau tidak akan
benar-benar mengatakan kalau harga di Kaiten-Zushi terlalu mahal setelah
merasakannya.
Ketika aku selesai dengan piring keduaku, seorang pelanggan
akhirnya muncul di tempat duduk sebelahku.
Bagaimanapun ada seseorang di sampingku, aku pasti merasa
sedikit tidak nyaman.
Ini mungkin
juga salah satu hal menarik dari tempat duduk konter.
Walaupun, itu memberi tahu kalau duduk di tempat yang besar
sendirian akan lebih tidak nyaman lagi.
Miringkan tubuhmu sedikit pada dinding untuk mengamankan
tempatmu.
Aku menengok singkat, pelanggan disebelahku
terlihat seperti wanita muda.
Mungkin seorang pelajar.
Mengunjungi Kaiten-Zushi, wanita muda, dan juga sendirian.
Hanya siapa itu?
“Oh, Kusuba-san?”
“… Biarkan ini menjadi khayalanku,” Aku berbisik pada diriku
sendiri.
Aku menatapnya lagi.
Ini bukan bukanlah khayalan, kalau, itu adalah Tachibana.
Tachibana menatapku dengan wajah yang tidak dapat
menjelaskan apa yang dia pikirkan.
Dia memakai pakaian kasual simple, tanpa hiasan. Penampilan
yang berbeda dari seragam sekolah biasanya.
Dia terlihat sangat cantik dengan rok hijau panjang dan atasan putih simple.
Pakaian kasual Tachibana lebih cantik dibanding seragam
sekolahnya.
Tapi…
Kenapa…
Ini seharusnya menjadi perayaan dari kembalinya kehidupan
sehari-hariku.
“Halo, Kusuba-san.”
“…Kenapa kau disini?”
“Hmm…? Untuk makan sushi tentunya.”
“…Kenapa kau sendirian. Ini jarang untuk seorang wanita pergi makan
seorang diri.”
"Apakah kau perlu berkelompok untuk memakan sesuatu? Bahkan saat ini kau juga sendirian."
Aku tidak bisa menyangkalnya.
Malah, apa yang Tachibana katakan sama persis denganku.
Tachibana duduk disebelahku dan mulai meminum tehnya.
Anehnya, gerakannya sesuai denganku, jadi aku tanpa sadar
melototinya.
“… Ada apa?”
“Hm…? Oh, tak apa”
“Benarkah”
Sial, aku seharusnya tidak datang makan disini.
Tachibana mengambil sepiring sushi dan mulai memakannya.
Ekspresi wajahnya relax, dan tampak senyuman kecil samar
di mulutnya.
Kelihatannya Tachibana benar-benar datang kesini untuk
memakan sushi.
Aku merasa pandanganku dalam hidup itu benar.
kalaupun kau benar, kau akan senang melihat buktinya pada
orang lain.
Meskipun proses berpikir semacam itu wajar, aku tidak bisa
tidak berpikir seperti itu.
“Apa kau tidak memakan apapun?”
“Hmm..? Ah… aku.”
Aku mengambil sepiring sushi didepanku dan mulai memakannya.
Aku sekarang menatap ke Tachibana dan berkata,
“…Maafkan aku.”
“Maaf untuk apa? Apa yang kau maksud?”
“Aku mendengar banyak rumor tentang kita. Itu membuatmu
terbawa oleh atensi yang tidak perlu.”
“Ya… sekarang saat kau mengatakannya, terdapat beberapa rumor.”
“Itulah kenapa… aku minta maaf.”
Itu adalah sesuatu yang ku khawatirkan di dalam kepalaku.
Aku pikir image Tachibana hancur karena mob-sepertku.
Aku pikir interaksiku terlalu terbuka.
Aku kira aku dapat meminta maaf kepadanya jika aku punya
kesempatan.
“Itu tak apa, tidak perlu meminta maaf,” katanya.
“Omong-omong,orang yang seharusnya meminta maaf adalah orang yang pertama
menyebarkan rumor, itu bukan salah Kusuba-san.”
“Ah… Itu benar, tapi…”
“Disamping itu, aku tidak peduli tentang rumor, Mereka hanya
dibuat karena keingin tahuan dan kecemburuan. Aku tidak memikirkannya.”
“Itu benar…”
Kelihatannya, apa yang tachibana katakan benar-benar tepat.
Aku juga berpikir begitu.
Walaupun, kukira ini cukup langka, dan tidak mudah
dipercaya.
Seseorang sepertiku, yang sudah menyerah kepada masa muda
dari lubuk hatiku, bisa berpikir seperti ini.
Jadi kenapa seorang gadis cantik seperti Tachibana
mengatakan hal ini?
Aku secara tidak sadar mulai tertarik ke Tachibana.
“Aku tidak menyalahkan Kusuba-san, dan aku tidak melakukan
hal semacamnya.”
“…yah, bisakah aku menanyakan sesuatu?”
“Apa itu?”
“Pria itu… yang menyatakan perasaannya terhadapmu, apa yang
dilakukannya setelah itu?”
“Setelah itu, huh”
“Dia adalah orang yang buruk, kan? Meski begitu dia terlihat
seperti tipe yang pendiam, mereka bisa menjadi berbahaya suatu waktu. Aku
bertanya-tanya jika sesuatu terjadi setelahnya.”
Jika sesuatu terjadi terhadap tachibana, itu setengah dari
tanggung jawabku.
Berpikir seperti itu, Aku tidak bisa tidak khawatir.
Tentang pertanyaan itu, Tachibana menjawab dengan nada ringan, seperti biasa dan dengan wajah datar.
“Dia pernah mencoba untuk membalas, jadi aku pergi menuju
temanku. Aku tidak berpikir dia melakukan apapun lagi.”
“Balas dendam?”
“Ya.”
Setelah aku mendengarnya, pikiranku meletus.
Perbandingan di antara suara dan wajah imutnya terlalu sulit
ditangani. Dia tertawa saat menatapku.
“..Orang aneh.” Jadi kupikir.
“Maaf… aku tidak bermaksud untuk tertawa”
“… apa itu baik-baik sja”
Aku tidak peduli sekarang, jadi aku mulai melanjutkan
sushiku lagi.
Tachibana terlihat sedikit berbeda dari apa yang kudengar
dan kupikirkan megenai dirinya.
Kami seharusnya tidak berhubungan sama sekali
Walaupun, aku beruntung bisa tahu sisi Tachibana yang
seperti itu.
“Ngomong-ngomong, Kusuba-san,”
“Ya?”
“Kenapa kau mengenakan topi di toko?”
“…Tak ada alasan khusus”
Tachibana memberiku tatapan aneh ketika memiringkan kepalanya.
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom