Lonely Otaku - Chapter 33 Bahasa Indonesia


Chapter 33 - Bakat tidak terduga sensei yang ceroboh
Arc 2 - Pikiran A Dan Peran KAI
Diterjemahkan : Kasumi

-Pada hari Sabtu, aku sendirian ke kota, berbelanja pakaian.

Aku tidak terlalu tertarik pada pakaian, jadi aku tidak punya baju apapun 
untuk dipakai keluar dengan seorang gadis.

Bicara tentang keluar dengan seorang gadis, terakhir kali, ketika kami 
bermain eroge bersama dengan Momoi sebagai permintaan maaf-

"Dia benar-benar imut..."

Gumamku pada diri sendiri dan menutupi wajahku dengan tangan kanan.

(Flashback)

Aku penasaran, apa yang akan terjadi jika aku membuatnya marah, tapi 
sebagai syarat bermain eroge bersama, Momoi memintaku untuk menjadi 
sandaran punggung.

Dia berkata "Sulit bermain gim lama tanpa sandaran punggung, jadi aku 
membutuhkanmu untuk menopangku."

Agak memalukan bagiku ketika mendengar permintaannya, tapi jika itu 
berarti membuat suasana hatinya lebih baik, maka akan kuterima- 

Kemudian dia duduk di antara kakiku dan bersandar padaku.

Benar...

Momoi bilang dia ingin sandaran punggung.

Jadi kenapa aku berpikir akan duduk di sampingnya dan bersandar padanya seperti biasa?

Terlebih lagi dia bilang aku yang akan menggerakkan mousenya, jadi aku seakan-akan memeluk Momoi jika menggerakkan mousenya.

Apalagi aroma Momoi setelah mandi sangat enak dan terlihat sangat seksi... Aku berusaha sebaik mungkin untuk menahan diri tidak memeluknya...

Ketika adegan H muncul, tubuh Momoi yang sangat dekat membuatku dipenuhi dengan pikiran kotor...

Uwaa... Aku benar-benar parah...

Kemudian, aku ketiduran...

Ketika aku bangun pagi hari, Momoi sudah pergi.

Aku yakin dia kembali ke kamarnya untuk tidur, tapi aku sangat gelisah bahwa dia marah karena aku ketiduran.

Ketika kami bertemu saat sarapan, untuk beberapa alasan aku merasa terganggu ketika dia memanggilku UmiKai-kun, tapi dia tersenyum dengan normalnya. Mungkin karena aku menjanjikan untuk keluar bersama di hari ulang tahunnya...

(Akhir dari Flashback)

"Ah, Kanzaki-kun!"

"Apa?"

Tiba-tiba seseorang memanggil namaku, jadi aku membuka tangan yang menutupi wajah dan melihat ke orang tersebut.

Siapa...?

Seharusnya tidak ada lagi yang memanggilku seperti itu lagi...

"Yo-hoo-!"

"..."

Di depanku ada sensei yang ceroboh.

"Hei, hei, apa yang sedang kamu lakukan di sini sendirian?"

"Selamat pagi sensei, saya permisi."

Aku mengabaikan pertanyaan Kisaragi-sensei, memberinya salam, kemudian berbalik pergi.

"Tunggu sebentar!"

Kisarago-sensei menarik lenganku.

Aku memberinya tatapan sebal dan-

"Umm... Siapa anda? Saya pikir anda salah orang..."

-adalah apa yang kukatakan.

Tidak-tidak, kamu memanggilku sensei tadi, Kenapa kamu menghindariku akhir-akhir ini?"

Kisaragi-sensei, atau si sensei ceroboh-atau malah sebaliknya?

Tidak masalah yang manapun juga.

Dia terlhat terkejut.

"Apa yang anda lakukan kali ini?"

"Aku belum melakukan apapun hari ini tahu?! Dan juga, kenapa kamu berkata begitu padahal aku memanggilmu?!"

Kisaragi-sensei berkata dengan suara keras seperti berteriak.

Itu karena dia selalu memanggilku setelah melakukan suatu hal yang bermasalah.

Dan juga, ketika dia bilang belum, berarti dia tahu dia akan melakukan suatu hal bukan?

"U-ummm... Onee-chan?"

Seorang gadis yang dari tadi melihat memanggil Kisaragi-sensei.

Dia seperti Sakura-chan dalam hal tinggi badan dan wajahnya yang terlihat muda.

Meskipun wajahnya sama sekali berbeda dan tidak memiliki wajah ramah seperti Sakura-chan, dia terlihat seperti gadis yang kalem dan lembut.

Sensei, pernahkah kamu berkata bahwa kamu memliki adik yang terlihat seperti murid sekolah dasar...

...Kenapa aku bahkan menghubungkan penampilan Sakura-chan dengan penampilan murid sekolah dasar...?

"Ah, maaf Karen. Aku benar-benar minta maaf tapi Kanzaki-kun benar-benar kasar pada Onee-chan yang membuatku menunjukkan tingkah aneh padamu."

-Dan kemudian Kisaragi-sensi melihatku dengan mengerutkan dahinya.

...Aku tidak bermaksud kasar, aku hanya murni tidak suka...

...Hmm?

Apakah barusan dia memanggilnya "Karen"? 

Jika aku tidak salah ingat, bukankah Karen seumuran denganku?

"Erm... Apakah dia adik perempuan anda yang seumuran dengan saya yang selalu anda ceritakan?"

Aku bertanya pada Kisaragi-sensei, sedikit ragu.

"Hmm? Iya, benar? Seperti yang aku bilang, bukankah dia benar-benar adik yang imut? Terutama-"

Kisaragi-sensei mulai membicarakan adiknya tanpa henti lagi, aku melihat ke Karen-san dan tidak mendengarkannya.

...Bercanda bukan...?

Kamu yakin dia seumuran denganku...?

Serius, dia terlihat seperti murid sekolah dasar...

"Ah... ummm, aku Kisaragi Saren. Senang bertemu denganmu."

Karen-san memperkenalkan dirinya sambil tetap menempel ke Kisaragi-sensei.

Sekarang, aku paham... Sensei benar-benar bangga padanya karena dia memang gadis yang imut.

Dia terlihat seperti anak kecil yang ingin kamu lindungi...

"Hai, aku Kanzaki Kaito, aku telah banyak merepotkan Kisaragi-sensei. Senang bertemu denganmu juga."

Aku melakukan seruan sosial(?) dan membungkuk ke Karen-san.
(TL Note: frasa aslinya "sosial call" tapi susah diterjemahkan ke bahasa indonesia.)

"Ya, itu benar. Aku selalu mengurusi Kanzaki-kun!"

Itulah apa yang dikatakan oleh guru ceroboh yang bersemangat karena kata-kataku bilang pada Karen-chan.

Benar-benar banyak bicara guru ceroboh satu ini...

Aku ingat sudah tidak terhitung dia merepotkanku, tapi aku tidak ingat pernah merepotkanmu sekalipun.

"Jadi, Kanzaki-kun, apa yang kamu lakukan?"

"Hanya membeli beberapa pakaian."

Aku hanya ingin keluar sebelum terlibat hal aneh lagi, jadi aku menjawab tanpa keraguan."

"Ah, untuk kencan!"

"Ha!?"

Untuk beberapa alasan guru ceroboh ini mulai membicarakan hal yang tidak kumengerti hanya karena aku memberitahuny aku di sini untuk membeli pakaian.

"Maksudku, hanya itu alasan yang terlintas di benakku jika kamu ingin membeli pakaian."

"-Bisakah saya menanyakan alasannya?"

Aku bertanya pada Kisaragi-sensei meskipun aku tahu dia akan mengatakan sesuatu yang tidak mengenakkan.

"Karena ketika aku berbicara tentang pakaian dengan Kanzaki-kun, kamu tidak tertarik sama sekali. Dan kenyataan bahwa kamu berada di sini ketika hari libur sangat mencurigakan."

...Pernahkan kami berbicara tentang pakaian?

Tidak, mungkin pernah, tapi aku tidak ingat karena apapun yang dia katakan tidak pernah kuperhatikan.

"Kami hanya sekadar pergi keluar, bukan kencan."

Aku memberi tahu sensei tentang yang sebenarnya.

"Hmm? Bukankah kamu pergi keluar bersama seorang gadis?"

"Benar, dengan seorang gadis."

"Jadi, itu kencan bukan?"

"Itu tidak benar."

"Hanya berdua?"

"Sepertinya?"

Jika ada Momoi, Sakura-chan juga pasti ada.

"Itu kencan bukan?"

Kisaragi-sensei memiringkan kepalanya, tapi tidak bertanya padaku melainkan ke Karen-san.

"Unn...Itu kencan, sepertinya...?"

Karen memiringkan kepalanya sama seperti Kisaragi-sensei.

...Apakah itu benar-benar kencan?

Kita hanya keluar untuk bermain bukan?

"Kanzaki-kun, apakah kamu akan berkata itu bukan kencan karena kalian berdua hanya setuju untuk keluar dan bermain?"

"Iya, benar?"

"Phew..."

Sensei ceroboh mengejek kata-kataku.

Hey sensei, apa-apaan muka itu!

Kamu tidak bisa menunjukkan muka seperti itu di depan murid!

"Oke, ayo kita pergi jika begitu!"

Dengan itu, Kisaragi-sensei menggenggam lenganku kemudian mulai berjalan.

"Apa? Kenapa menarik lengan saya?"

"Eh? Karena aku harus memilihkan pakaian untuk Kanzaki-kun."

Kisaragi-sensei berkata sambil memiringkan kepalanya.

...Proses berpikir macam apa yang orang ini miliki...

Kenapa kamu harus memilihkan pakaian untukku?

Di mana letak keputusan itu di dalam percakapan yang kita lakukan tadi?

"Umm, Jika Onee-chan sudah membuat keputusan, dia tidak akan mendengar siapapun."

Karen-san berkata dengan ekspresi bersalah.

Ugh... aku tidak bisa lari sekarang jika kamu berkata begitu...

Juga Kanzaki-kun, menyerahkan semuanya padamu akan membuat gadis yang kamu ajak malu."

Kisaragi-sensei berkata padaku dengan senyuman yang sangat baik di wajahnya.

...Hoo, sensei ceroboh ini ingin mengajakku bertengkar...

"Tidak ada yang spesial, saya akan baik-baik saja sendiri, mungkin?"

"Kanzaki-kun, apakah kamu membaca majalah fesyen?"

"Tidak."

"Apakah kamu melihat banyak model di TV?"

"Saya tidak tertarik pada mereka."

"Apakah kamu membahas tentang fesyen dengan temanmu?"

"Saya tidak punya teman."

""...""

Aku tiba-tiba berada di dalam suasana yang canggung.

Karen melihatku dengan wajah kasihan dan matanya terlihat seperti melihat orang yang sama dengan dirinya.

...Gadis ini juga tidak punya teman?

Dia tidak terlihat hebat dalam berbicara...

"Dari mana kepercayaan dirimu itu muncul Kanzaki-kun?"

Kisaragi-sensei memegang kepalanya dengan tangan.

Ada apa ini, kenapa orang ini membuatku mengasihani diri sendiri ketika dia seperti ini?

"Pertama, ayo potong rambut."

"Tidak mau."

Aku langsung merespon kata-kata Kisaragi-sensei.

"Entah kenapa, kita sudah terbiasa dengan percakapan seperti ini setiap saat... Sebenci itukah kamu?"

"Iya, meskipun tidak seburuk dulu, saya masih khawatir orang-orang yang saya kenal melihat ketika saya di antara mereka."

"Dengan kata lain, tidak masalah jika orang yang tidak kamu kenal?"

"Mungkin..."

Karena Momoi, Sakura-chan, dan Saijo, kurasa kelainan komunikasiku sudah tidak terasa lagi.

Namun, aku masih khawatir dengan tatapan yang diberikan oleh orang yang aku kenal.

"Oke, sekarang, Kanzaki-kun tunggu sebentar di sini dengan Karen-chan!"

Dengan itu, Kisaragi-sensei berjalan menuju apotek.

...Serius, orang itu...

Meninggalkan laki-laki dan perempuan yang belum pernah bertemu sebelumnya bersama bukan hal yang seharusnya dilakukan,  bukan?

"Ah, umm..."

"Eh?"

Segera setelah Kisaragi-sensei pergi, Karen membuka mulutnya.

Aku pikir kita akan terdiam dan suasananya akan canggung.

"Umm, kamu tidak punya teman sama sekali 'kan?

"Ah, iya..."

Sialan, ditanyai seperti itu sangat tidak mengenakkan.

"Jika kamu tidak keberatan, aku ingin kamu berteman dengan Karen..."

(Catatan: Karen menggunakan kata pengganti namanya sendiri)

Tanyanya dengan malu-malu.

"Aku dengan senang hati berteman denganmu!"

Aku menjawabnya langsung.

"Aku senang..."

Karen mengelus dadanya, merasa lega.

Aku melihat dia dan membuat pose mengepalkan tangan.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku memiliki seorang teman!

Teman sungguhan, bukan yang palsu!

Tapi seorang gadis seumuran yang terlihat seperti siswi sekolah dasar, bukankah itu tayang di acara varietas...?

Tidak, itu tidak sopan.

Normal untuk merasa senang karena hal seperti ini.

Meskipun-

"Mengapa tiba-tiba kamu memintaku untuk menjadi temanmu?"

Aku bertanya, penasaran kenapa.

"Ah, sebenarnya ada seseorang yang aku sukai di sekolah, aku berusaha dekat dengannya..."

Setelah berkata begitu, Karen tersenyum.

Oh, hebat.

Kamu ingin berubah untuk bisa lebih dekat pada orang yang kamu sukai...

Aku bisa tahu dia bukan tipe yang bisa berbicara dengan baik.

Tapi dia berusaha untuk berubah, aku rasa itu benar-benar luar biasa.

"Kamu hebat, karena ingin berubah... Senang bertemu denganmu lagi, Karen-san."

"Terima kasih, senang bertemu denganmu juga, Kaito-chan."

Hanya saja-

...Kenapa Kaito-chan...?

Oh tidak, aku tidak menyukainya.

Karena benar-benar memalukan...

Tapi aku tidak enak untuk mengatakannya ke gadis ini.

"Ya, ya, bagus Kaito-chan!"

"Ha? Sejak kapan sensei ada di sini?"

Aku tidak sadar, sensei berada di belakang kami dengan tas belanjaan dari apotek.

"Belum bukan? Aku paham, aku paham. Lain waktu kamu keluar dengan seorang gadis, tidak baik untuk mengacau oke, Kaito-chan?"

Kemudian sensei ceroboh pura-pura marah.

...

"Ngomong-ngomong, saya memiliki tiga hal untuk dikatakan kepada anda, tapi jika anda memanggil saya lagi, saya akan mengganggu kelas anda."

Aku berkata sambil menatap sensei.

"Jangan khawatir Kanzaki-kun, aku tahu kamu tidak akan berani untuk melakukan itu!"

Dan, sensei ceroboh hanya menertawakannya.

...Aku ingin membuat orang ini menangis.

"-Daripada itu, apa yang anda beli?"

"Maksudmu ini?"

Ketika aku bertanya apa yang dia beli, dia mengeluarkan sesuatu dari tas belanjaan.

"Apa itu?"

Aku tidak tahu apa itu, jadi aku bertanya.

"Ehhhh!? Kanzaki-kun, kamu tidak tahu wax?"

Kisaragi-sensei terkejut dengan pertanyaanku.

Heee... jadi ini wax.

Aku baru pertama kali melihatnya...

Kenapa sensei membeli wax jika itu biasanya digunakan oleh laki-laki?

"Apakah sensei menggunakan wax?"

"Kamu selalu tajam, tapi kadang tidak peka atau bodoh Kanzaki-kun."

Kisaragi-sensei menatapku kecewa.

...Perkataan sensei membuatku marah, serius?

Setidaknya aku lebih baik dari dia.

"Ini untuk Kaito-chan, poninya terlalu panjang sampai menutupi matamu, jadi jika poninya dinaikkan menggunakan wax matanya akan terlihat. Akan terlihat berbeda bukan?"

"Ha?! Anda mau membuatku menggunakan ini...? Dan juga berhentilah memanggilku chan!"

Ada apa dengan orang ini dengan bodohnya memanggilku chan!

"Jika kamu tidak mau memotong rambutmu, hanya ini cara yang membbuatmu terlihat bagus bukan?"

Kisaragi-sensei memiringkan kepalanya.

Kamu mengabaikan semua kata-kataku!

Aku yakin dia memang seperti ini.

Karen berkata sebelumnya bahwa dia tidak akan mendengarkan orang lain.

Dengan kata lain dia adalah orang yang merepotkan.

"Tidak, saya rasa rambut saya baik-baik saja."

"Sudah kubilang sebelumnya, jika laki-laki tidak keren, perempuan akan malu. Lagipula gadis yang akan kamu ajak adalah Saijo-san atau adik Momoi-san bukan? Jika kamu ingin bersama mereka, pastikan kamu terlihat keren atau kamu akan menyesal tahu?"

"Bagaimana sensei tahu dengan siapa aku pergi?"

Dan tidak, bukan kencan karena kamu hanya akan bermain...

"Eh, karena kamu terkenal karena selalu bersama dua gadis tersebut."

...Yang benar saja...

Kenapa ada rumor yang bahkan aku tidak tahu...

...Tunggu, benar!

Aku selalu makan siang bersama mereka, bahkan mereka memelukku!

Aku lalai karena berpikir hal seperti itu tidak akan dirumorkan!

"Rambutmu harus basah dulu dan kemudian ditata menggunakan pengering rambut, tapi karena kali ini cuma mencoba, kita akan lakukan seperti ini."

Kemudian Kisaragi-sensei mendekat sambil tersenyum.

Eh?

"Sekarang?"

"Iya! Kamu mungkin tidak tahu caranya dan aku sangat tertarik denga wajahmu!"

"Tidak, kamu hanya ingin melihatnya!"

Aku akhirnya bicara dengan lebih kasual.

(Catatan: Selama ini Kaito selalu formal dengan sensei)

"Serahkan saja padaku."

Dia memaksaku untuk duduk, tidak peduli dengan kata-kata tidak terucapku.

"Selesainya akan lebih cepat jika kamu membiarkan Onee-chan... mungkin?"

Karen yang duduk di sampingku berkata dengan tatapan simpati.

Yang benar saja...

Kau sensei ceroboh, akan kuingat di sekolah.

"Oh, wow!"

Aku menyerah dan membiarkan sensei, tapi setelah mereka melihat wajahku dengan rambut tertata, mereka mulai ribut.

"A-ada apa...?"

Aku bertanya dengan mengerutkan dahi.

"Ini merupakan berita besar yang tak terduga, Kaito-chan, berpacaranlah dengan sensei!"

-Sensei ceroboh ini mengatakan hal yang mengejutkan.

"Kamu benar-benar bodoh... Kamu bisa dipecat tahu...?

"Selama Kaito-chan menafkahi, aku tidak masalah."

Tidak, ini percuma...

Orang ini tidak berguna...

"T-tapi kamu terlihat benar-benar keren tahu?"

Karen bertepuk tangan untukku.

"T-terima kasih..."

Aku malu dia melihatku seperti itu.

"Kenapa responmu berbeda dengan sensei tadi?"

Orang ini, tidak puas dengan perlakuanku pada Karen-san, dia berbicara aneh.

"Itu cuma imajinasimu sensei, jangan mengasumsikan sesuatu."


"O-oh... begitukah?"

Ketika aku memberikan alasan seadanya, Kisaragi sensei memiringkan kepalanya dan mulai setuju.

...Orang ini bisa jadi tajam sewaktu-waktu, tapi 90% sisanya tidak sama sekali.

Itulah yang kupikirkan terhadap sensei ini.

"Sebelum kencan, sensei akan menata rambutmu. Jadi kamu bisa datang sebelum kencan."

"E-ehh... kenapa?"

Aku tidak terkejut dengan pengertiannya, tapi tetap menyebalkan...

"Karena sayang, kamu bisa jadi seperti ini hanya dengan sedikit menata rambut, kamu akan terlihat keren! Aku juga tidak yakin Kanzaki-kun bisa menggunakan wax dengan benar, jadi datanglah padaku!"

"Oh... Haa..."

Aku tidak punya pilihan lain selain mengangguk pada tawaran sensei.

...Eh!?

Barusan, apakah aku mengandalkan orang ini?!

Sensei yang ceroboh, dan otaknya hanya berisi bunga?!

"Kalau begitu, sekarang waktunya belanja pakaian!"

"E-eh... masih berlanjut?"

"Apa maksudmu? Ini tujuan awalmu bukan?"

Memang benar... Tapi aku ingin pulang sekarang...

Aku berdoa agar bisa pulang dengan sensei menarik tanganku...

Bagian 2

Kisaragi-sensei menjadikanku manekin...

Tapi yang membuatku terkejut dia memiliki selera fesyen yang bagus.

Setiap kali aku berganti pakaian, tidak hanya Kisaragi-sensei dan Karen-chan, tapi juga penjaga toko dan siswi-siswi SMA yang ada di sana memiliki teriakan yang mirip sorakan.

Itu adalah pertama kalinya, aku, seorang penyendiri, dipuji seperti itu oleh orang di sekitarku.

Pakaian sungguh luar biasa!

Tidak heran kenapa orang mengerahkan usaha lebih untuk fesyen!

Aku heran bagaimana bisa pakaian mengubah seseorang.

Namun...

"S-sensei, ini memalukan. Tolong berhenti memotretku setiap kali aku berganti pakaian, untuk orang-orang di sana juga..."

-Ya, setiap kali aku berganti pakaian, untuk beberapa alsan Kisaragi-sensei dan siswi SMA menotretku.

Awalnya, hanya Kisaragi-sensei yang memotret, tapi siswi-siswi SMA mulai melihat dan melakukan hal yang sama.

Dengan kata lain tersangka utamanya dalah Kisaragi-sensei, siswi-siswi SMA mungkin hanya meniru dia dan memotret untuk bersenang-senang.

"Ehh, kenapa tidak, padahal kamu memiliki kelebihan seperti ini?"

Protes Kisaragi-sensei.

Kelebihan katamu...

Kamu hanya memotretku setiap kali aku berganti pakaian...

"Aku ingin kamu mengenakan ini juga..."

Ketika kami berbicara, Karen-san datang dengan pakaian-pakaian baru.

"A-ah, baik..."

Aku mengambil pakaiannya dan memasuki ruang ganti.

Kenapa aku melakukan ini?

Aku memonopoli ruang ganti sendiri, apakah ini tidak masalah?

Pada akhirnya butuh 2 jam bagiku untuk memilih satu set pakaian.

Ini bodoh!

-Aku ingin berteriak dengan keras...

Tapi aku punya jadwal untuk 3 hari.

Aku tidak yakin bisa menggunakan pakaian yang sama karena hanya Saijo, tapi aku tidak ingin menggunakan pakaian yang sama ketika dengan Momoi karena Sakura-chan juga ikut.

Karena itu, aku meminta sensei dengan selera fesyen yang bagus untuk memilihkan untukku.

"Aku minta maaf karena sudah menyita banyak waktu di sin, tapi aku ingin 2 set pakaian lagi. Bisakah sensei memilihkan 2 set lagi dari apa yang sudah aku kenakan tadi?"

Ketika aku berkata seperti ini, Kisaragi-sensei terkejut.

"Apakah kamu juga ingin bermain dengan 2 gadis lain juga?"

Aku dengan enggan mengangguk

"Playboy!"

"Tolong jangan sebut aku seperti itu!"

"Tapi benar bukan?"

Kisaragi-sensei tertawa kecil.

Astaga...

Benar, aku akan bermain dengan 3 gadis, tapi 2 di antara mereka adalah keluarga...

Saijo memang berbeda, tapi dalam kasusnya kami hanya akan bermain...

*Tarik* *tarik*

Hmm?

Karen menarik tanganku ketika aku melihat sensei.

"Ada apa?"

"Sama dengan seseorang yang Karen sukai... Jika kamu terlalu baik ke orang lain, sesuatu akan tidak terkontrol..."

-Kata Karen dengan senyum masam.

"Sesuatu apa...?"

Aku tidak punya pilihan selain bertanya.

"Kamu tidak seharusnya menanyakan itu..."

Caranya berkata membuatku merasa tidak nyaman dan aku mulai berkeringat dingin.

E-ehhh... Apa yang mungkin terjadi...?

Tidak mungkin, apakah aku akan tertusuk karena terlalu baik kepada gadis lain...?

...Aku merasa takut hanya dengan berpikiran seperti itu...

Tapi, aku rasa aku akan baik-baik saja...

Untuk sekarang, hanya 2 anggota keluarga, dan hanya satu di posisi heroine yang pantas, yaitu Saijo.

Tidak, tidak mungkin akan terjadi pada Saijo, tapi bagaimanapun aku tidak mungkin ditusuk oleh seorang gadis...

-Aku terus mengatakan itu pada diriku

Ah, ngomon-ngomong, aku bertukar kontak dengan Karen.

Setelah bertukar kontak dengan Kisaragi-sensei, dia juga membuatku berjanji untuk tidak menghindarinya lagi di sekolah, karena kali ini dia sudah membantuku.


Posting Komentar

0 Komentar