Chapter 34 - Aku Takut pada Mata Adik Tiriku
Arc 2 - Pikiran A Dan Peran KAI
Diterjemahkan : Kasumi
“Hmm, oke, sudah selesai! Pakaiannya sempurna dan kamu terlihat keren, Kaito-chan!”
Sehari setelah aku berbelanja pakaian―Kisaragi-sensei menyentuh bahuku, berkata seperti itu.
"Terima kasih banyak... Dan tolong bisakah anda berhenti memanggilku chan?"
Aku berterima kasih padanya dan kemudian menatapnya ragu.
“Hmmm... Mempertimbangkan segala aspek di sini, pakaian yang kupilihkan untukmu terlihat bagus, tapi kamu tidak menggunakan yang paling bagus, apakah gadis yang kamu ajak hari ini bukan yang nomor satu?"
Seperti biasa, Sensei tidak mendengarkanku dan berkata seperti itu.
Dia benar-benar tidak mendengarkanku 'kan...?
Aku merasa tidak berguna untuk menyuruhnya berhenti memanggilku chan.
"Saya tidak bermaksud seperti itu, tapi..."
“Hmm... Begitukah?"
Sensei menyeringai ketika mendengar perkataanku.
Aku bukannya sengaja tidak menggunakan pakaian terbaikku.
Hanya saja, kami akan terlihat tidak seimbang dengan pakaian yang terkesan dewasa.
"Semoga beruntung...!"
Karen, yang berdiri di sampingku ketika rambutku ditata, memukulku pelan di perut dan kalimat penyemangat.
"Terima kasih."
Aku tersenyum dan berterima kasih.
Aku rasa gadis ini sebaik Sakura-chan, menyemangatiku agar aku tidak melakukan kesalahan aneh.
...Ini cuma perasaanku, atau memang matanya berkelap-kelip?
Kamu tidak salah paham akan sesuatu 'kan?
Aku akan pulang ke rumah dari sini...
Aku sekarang menaiki kereta untuk ke rumah Kisaragi-sensei yang akan menata rambutku.
Itulah kenapa Karen di sini bersamaku.
Jika aku ingin bertemu dengannya di tempat lain, aku akan melakukannya, tapi Sakura-chan buta arah.
Jika aku mencoba bertemu dengannya di tempat yang sulit, dia akan pergi ke arah sebaliknya dan akan butuh waktu lama untuk bertemu dengannya.
"Sampaikan salamku kepada adik Momoi-san."
"Baiklah, terima kasih ba-Eh? Bagaimana kamu bisa tahu dengan siapa aku akan bertemu?"
Ketika aku akan meninggalkan rumah Kisaragi-sensei setelah berterima kasih padanya, aku bertanya bagaimana dia bisa tahu dengan siapa aku akan keluar pergi hari ini, padahal aku tidak memberitahunya.
“Hmm? Aku tidak yakin sepenuhnya, tapi pakaian hari ini tidak sesuai dengan selera Saijo-san karena terlihat dewasa dan Kanzaki-kun tidak terlihat gugup sama sekali, jadi yang terpikirkan olehku adalah adik Momoi-san, yang familiar dan menyayangimu seperti keluarga."
Kemudian Kisaragi-sensei tersenyum padaku.
"...Sensei ternyata luar biasa..."
Kataku pada Kisaragi-sensei.
Kenapa orang ini tidak bisa selalu seperti ini?
Jika dia seperti ini dia tidak akan jadi guru yang ceroboh...
“Fufufu, aku percaya diri pada selera fesyen milikku dan tentang hubungan romantis."
Kemudian Kisaragi-sensei membusungkan dadanya.
"Mungkinkah, ini berarti Kisaragi-sensei sudah berpengalaman?"
Tanyaku pada Kisaragi-sensei.
Jika iya, dia mungkin bisa membantuku seputar perempuan (adik perempuanku yang memiliki ranjau dan tidak boleh diinjak, saudara perempuan tiriku yang menjadi anak manja, dan gal berambut pirang yang masih seorang penguntit.)
"Tentu saja, aku-"
Untuk merespon pertanyaanku, Kisaragi-sensei mulai menceritakan hal yang tidak aku tanyakan.
Namun, aku berterima kasih untuk itu juga.
Aku pikir aku akan bisa berhubungan baik dengan orang ini-
“Onee-chan tidak pernah ditanggapi serius oleh orang lain karena sifatnya... Itulah kenapa dia belajar tentang fesyen dan hal lain, dan sepertinya dia mendapat pengetahuannya dari situ..."
-Dan ketika aku memikirkannya, Karen dengan sembunyi-sembunyi memberitahuku.
Ahh, jadi dia ini yang disebut Midoshima...
(Catatan: TL eng mencari referensi tentang Midoshima dan cuma ketemu Yu Midoshima dari Clock Tower. Ini rawnya 所謂いわゆる耳年増みみどしま)
Aku melihat Kisaragi-sensei, yang matanya masih tertutup, mengangkat jarinya, dan berbicara tentang sesuatu.
...Meskipun dia tidak berpengalaman, nasehatnya sangat berguna untukku.
Jika aku butuh bantuan lagi, aku akan bertanya padanya.
...Sebagai gantinya, jika dia memiliki masalah maka aku akan membantunya...
"Aku pergi sekarang, tolong sampaikan salamku pada Sensei."
“Unn, berhati-hatilah!"
Aku meninggalkan Sensei yang berbicara sendiri dan pergi dengan senyuman imut dari Karen dan pulang ke rumah.
"Aku pulang."
Kataku dan kemudian masuk ke rumah.
“Ara-ara, ada apa Kaito-kun? Kamu terlihat sangat keren."
Ketika aku masuk, aku disambut oleh Kanae-san.
Hari ini Minggu dan rumah sakit tutup, jadi Ayah dan Kanae-san di rumah.
Karena aku selalu di kamar, aku hanya menyapa mereka ketika pagi hari atau ketika makan.
"Terima kasih, apakah Sakura-chan di sini?"
“Maa~ maa~, kamu seperti ini untuk Sakura-chan bukan? Ketika kita makan bersama aku berpikir kalian berdua menjadi sangat dekat!"
Kanae-san terlihat senang dengan kata-kataku.
Aku rasa dia senang karena anak perempuannya akrab dengan anak laki-laki suami barunya.
Aku juga senang melihat Kanae-san seperti ini.
“He~, hanya untuk Sakura-chan huh? fuu~n”
Ketika Kanae-san dan aku beribcara, Momoi keluar dari ruang keluarga.
Tapi dia tidak terlihat senang...
"Kenapa suasana hatimu buruk...?"
Tanyaku pada Momoi, yang menatapku dengan tatapan tidak senang.
Aneh... Aku tidak melakukan apapun yang bisa membuatnya marah...
Bagaimanapun , Momoi membaca manga ketika aku mengerjakan programku kemarin.
...Omong-omong, dia membaca manga miliknya sendiri, jadi kenapa dia mau repot-repot datang ke kamarku untuk membacanya masih menjadi misteri untukku.
"Suasana hatiku tidak sedang buruk..."
“E-ehh... Lihat dirimu sendiri di depan cermin..."
“Fuu~n, lagipula wajahku wajah seorang Buddha."
(Catatan: wajah kalem, tenang)
Momoi mengabaikan perkataanku.
Pipinya menggembung, seperti anak kecil.
Serius, kenapa suasana hatinya seburuk itu...?
Padahal aku tidak melakukan apapun...?
Aku keluar pagi ini, jadi kami tidak bertemu satu sama lain....
“Ara~ara~, hanya karena Kaitou-kun jadi keren karena Sakura-chan, bukan berarti kamu harus mencemburui adik perempuanmua, tahu?"
Kata Kanae-san, tersenyum sambil mengelus kepala Momoi.
"Aku tidak cemburu..."
Momoi melepaskan diri dari tangan Kanae-san dan menatapku lagi dengan tatapan tidak senang.
...Kanae-san, tolong jangan mengatakan hal menyesatkan seperti itu...
Suasana hati Momoi menjadi lebih buruk...
“Ehehe, Onii-chan, maaf membuatmu menunggu...!"
Ketika kami berbicara, Sakura-chan yang imut dan sudah siap keluar.
Pakaian yang dia gunakan berwarna merah muda pucat berenda, pita putih di rambutnya terlihat sangat cocok.
Hanya saja ini pakaian yang kekanak-kanakan, bukan gotik lolita.
Itulah kenapa sangat cocok dengan Sakura-chan.
Atau mungkin Sakura-chan cocok juga menggunakan pakaian gotik lolita...
"B-bagaimana menurutmu?"
Ketika aku mengagumi Sakura-chan, dia dengan memegangi ujung pakaiannya bertanya malu-malu.
D-dia benar-benar imut...!
"Kamu terlihat sangat cantik dan imut, Sakura-chan!"
"B-benarkah?!"
Ketika aku berkata dia imut, Sakura-chan menanyaiku balik dengan ekspresi senang, aku membalasnya dengan mengangguk dan tersenyum.
Aku pernah mendengar bahwa perempuan berdada besar sulit untuk menggunakan pakaian karena akan terlihat gemuk, tapi Sakura-chan terlihat sangat imut sekarang.
"Onii-chan juga terlihat sangat keren! Seperti Onii-chan yang lama terlihat lebih keren lagi!"
"Haha, terima kasih. Sakura-chan juga sangat imut."
Aku membalas pujian Sakura-chan
"Bagus untukmu, Sakura."
“Un! Ehehe…..”
Kanae-san, yang dari tadi memerhatikan percakapan kami tersenyum, dan berkata pada Sakura-chan.
Sakura-chan meletakkan tangan di pipinya yang merah dan tersenyum.
Tapi ada satu hal yang membuatku khawatir...
Momoi menatapku dengan mata yang kehilangan cahayanya.
A-aku takut...
Sudah lama aku tidak melihat wajah Momoi yang seperti ini.
Setidak senang itukah kamu ketika aku pergi dengan Sakura-chan?
Memang benar Momoi adalah orang yang sangat cinta pada Sakura-chan...
...Aku tidak akan ditusuk 'kan?
Aku mengingat percakapanku dengan Karen kemarin dan aku bergidik ngeri pada bahaya yang tertuju padaku.
Sebelumnya | Index | Selanjutnya
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom