Baldr mengendarai
kudanya dengan cepat dan tiba di lokasinya Guiness saat larut malam.
“Oi oi, ada urusan
apa kau kesini saat larut begini?”
Pada waktu seperti
ini Guiness sudah akan pergi tidur. Dia mengusap matanya yang mengantuk sambil
menyambut Baldr ke dalam rumahnya.
“Ini adalah sebuah keburuntungan karena
Guiness-san tidak ikut evakuasi.”
“Cuma orang sepertimu yang mau datang ke
tempat yang jauh di dalam gunung pada larut malam seperti ini.”
Sepertinya Guiness masih memperhatikan
sikapnya terhadap feudal lord selain cara berpakaiannya, ia tidak mengatakan
apapun lebih dari itu dan memberikan segelas ale yang ia ambil dari pot
tembikar di dalam rumah yang lantainya kotor.
“Terima kasih.”
Secara refleks Baldr meminum ale itu dengan
satu tegukan.
Rasa manis dan menyegarkan dari ale meresap
dengan lembut ke dalam hatinya yang sedang lelah.
“──Lalu,
apa urusanmu dengan ku?”
“Guiness-san adalah satu-satunya orang yang
paling tau tentang gunung ini. Kau pasti seharusnya juga tau tentang tambang
yang ada disini.”
“Tambang itu sudah ada sejak aku masih muda
kau tau? Ingatanku tentang tambang itu sudah banyak yang memudar...”
Guiness melihat ke langit-langit dan
menyipitkan matanya sambil berusaha mengingat masa lalu.
Kualitas dari bijih besi dari tambang disini
tak bisa dikatakan bagus. Karena itu pada akhirnya tambang tersebut ditutup.
Tapi saat itu tambang tersebut adalah sumber mata pencaharian yang berharga.
Ketika menambang, tak peduli dimana tambang
itu berada, terowongan di tambang pasti akan tertutupi oleh air bahkan ketika
lapisan bijih itu belum habis. Dan jika penambangan itu menghantam titik yang
lemah, akan menjadi sangat sulit menambang lebih jauh dari itu.
Meski menambang awalnya mudah, semakin
panjang terowongan, maka semakin besar pula biaya untuk merawat terowongan yang
lama dan untuk menggali terowongan yang baru.
Saat Guiness masih muda ia juga
menghabiskan harinya dengan menambang untuk mendapat upah sebagai mata
pencahariannya.
“Tolong ingat kembali segala hal tentang
tambang itu. Aku ingin kamu untuk mengingat tempat di dalam tambang yang dekat
permukaan gunung dan dengan terowongan yang belum terendam air, dan kalau bisa
tempat itu berada di lokasi yang sedalam mungkin...”
“Apa yang ingin kau lakukan dengan tempat
seperti itu?”
“Aku ingin mencoba menyebabkan tanah
longsor yang besar.”
“Apa kau gak waras?”
Tanah longsor adalah sebuah mimpi buruk
bagi orang yang tinggal di gunung.
Mencoba menyebabkan hal tersebut dengan
sengaja terdengar seperti tindakan yang tidak takut akan hukuman dewa.
“Aku tak dapat memikirkan cara lain selain
ini untuk melawan pasukan besar itu.”
Baldr membuat senyuman kaku dengan muka
yang bermasalah, tapi ia sebenarnya merasa sangat gelisah di dalam dirinya.
Sejujurnya ia tak dapat membayangkan tanah
longsor itu akan dengan mudah terjadi hanya dengan meledakkan bubuk mesiu.
Dia juga tidak dapat melakukan percobaan
sebelumnya. Dan pengalaman di kehidupan sebelumnya tak dapat digunakan untuk
itu.
Meski begitu Baldr tak daapt memikirkan ide
lain yang memungkinkannya dapat melawan pasukan Haurelia dengan menggunakan
waktu dan material terbatas yang ia miliki saat ini.
“....Sepertinya kau masih waras. Dasar
sialan, kau adalah satu-satunya orang yang akan memilki ide menggunakan tanah
longsor dalam perang...”
Guiness mengangkat bahunya dengan heran
lalu meneguk alkoholnya.
Dia memerlukan kekuatan alkohol untuk
menyadarkan kembali roh didalam tubuhnya karena ketakutan yang samar akan ide
Baldr.
“Sudah lebih dari 30 tahun sejak aku
bekerja di tambang. Sekarang aku menggunakannya sebagai tempat penyimpana bir
tapi.... aku tak menjamin akan masih adanya terowongan yang tersisa disana.”
***
Pagi selanjutnya, laporan tiba untuk raja
Louis yang sedang akan bergerak dengan pasukannya. Laporan itu mengatakan
pasukan Antrim mundur ke pegunungan Morgan.
“Jadi akhirnya bajingan itu kehabisan
pilihan.”
Dia merasa lega setelah mendengar laporan
itu.
Baldr telah bertempur dengan metode
yang tidak normal. Mereka tidak tau trik apa lagi yang ia akan gunakan di dalam
kastil Gawain.
Dengan ia meninggalkan kastil dan
melarikan diri, hanya ada satu kesimpulan yang logis kalau Antrim sudah tak
memiliki rencana yang dapat digunakan untuk melawan pasukan Haurelia.
Selain karena Antrim memiliki
keuntungan diwilayahnya sendiri, itu adalah kebenaran yang akan terbukti dengan
sendirinya kalau pasukan yang mengejar jauh lebih cepat dibanding pasukan yang
sedang melarikan diri.
“Dia tak akan bisa kabur sampai ia
membayar semua yang telah ia lakukan.”
Jika Baldr mengabaikan bawahannya
dan kabur sendirian, tak akan mudah untuk menangkapnya.
Namun meski ia adalah musuh yang ia
benci, Louis percaya kalau Baldr bukanlah orang rendahan yang akan mengorbankan
rekannya hanya untuk melindungi dirinya sendiri.
“Perintahkan para prajurit untuk
bergegas. Juga....... panggil Arseille kesini.”
Pasukan Haurelia memiliki 7 knight
order. Black, White, Blue, Red, Yellow, Green, dan yang terakhir adalah Golden
Dragon Knight Order yang mengawasi seluruh knight order.
Arseille Rouletabille adalah orang
yang mengendalikan seluruh knight order kerajaan sebagai komandan dari Golden
Dragon Knight Order.
Tahun ini dia berumur 48 tahun. Uban sudah mulai tumbuh di kepalanya, tapi
tatapan tajam dan badan berotot layaknya baja belum hilang dari dirinya.
Selain kegagahannya yang tak dapat diremehkan, kemampuannya sebagai seorang
komandan yang mengendalikan pasukan dan pengetahuannya tentang ksatria yang
mendalam benar-benar tak tertandingi.
Jika ia sedikit lebih baik dalam urusan politik, kedudukan sebagai seorang
panglima seharusnya dapat menjadi miliknya.
Walau begitu bagi Arseille yang
menanamkan didalam dirinya kalau tugas nya sebagai ksatria ada diatas
segalanya, dia tidak menginginkan hal lain selain posisinya sekarang.
“Pelayan yang mulia Arseille, dalam
perintah anda.”
“Umu, para pengintai melaporkan
kalau pasukan Antrim saat ini sedang mundur menuju gunung. Kau pergi duluan dan
serang mereka.” Perintah Louis
“Sesuai keinginan anda.”
“Tangkap bocah itu hidup-hidup jika
bisa. Tapi jangan paksakan dirimu jika itu tidak dimungkinkan.”
Situasi terburuk akan terjadi jika
Baldr berhasil kabur. Itu sama saja dengan kekalahan mereka.
Lebih baik membunuhnya dibanding
membiarkan hal itu terjadi. Walau itu akan menjadi kerugian besar apabila Baldr
dibunuh jika mempertimbangkan dampak setelah perang, tapi itu masih lebih baik
dibanding memaksakan menangkapnya dan kemudian malah kalah.
“──Saya berjanji akan memenuhi keinginan yang mulia tanpa
gagal.”
Tentu saja disisi lain perintah raja
itu juga menunjukkan dalamnya kepercayaan raja terhadap Arseille kalau ia akan
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.
“Green Dragon Knight Order tetap
disini dan lindungi yang mulia. Red Dragon dan Yellow Dragon, ikuti aku!”
Arseille memberikan perintah dengan
cepat.
Untuk diberikan perintah untuk
menyerang terlebih dahulu sebelum yang lain dari raja adalah sebuah
keberuntungan baginya.
Viscount Antrim itu adalah keberadaan yang tidak normal yang terlalu jauh
dari konsep pejuang yang Arseille tau.
Arseille berharap ia dapat menjaga raja Louis sejauh mungkin yang ia bisa
dari pertempuran melawan keberadaan yang tidak normal itu.
Akan ada orang lain yang akan menggantikannya jika Arseille mati, tapi tak
ada yang dapat menggantikan Louis. Paling tidak bagi Arseille, tak ada pengganti
raja yang akan dia tawarkan pedangnya.
“Kita akan menyelesaikannya sebelum
yang mulia tiba.”
Keputusan Arseille sebagai seorang
komanda sangatlah tepat.
Baldr ingin menjalankan rencananya
ketika seluruh pasukan Haurelia ada di satu tempat jika dimungkinkan.
*
Ketika knight order kerajaan
Haurelia tiba di kastil Gawain, waktu sudah sore.
“Sepertinya kita dapat menangkap
buntut mereka.”
Mata Arseille melihat barisan
prajurit mendaki gunung di pegunungan Morgan dari jarak yang jauh.
Knight order yang kekuatannya
berpusat pada kavaleri tidak memiliki kemampuan untuk bertarung di gunung pada
malam hari, tapi masih ada waktu yang cukup sebelum matahari terbenam.
Tak ada yang lebih mudah dibunuh
dibanding pasukan yang sedang melarikan diri. Fakta itu diterapkan pada pasukan
di negara manapun.
Arseille menilai kalau dimungkinkan
untuk membantai musuh hanya dengan para knight order.
“SERANG!”
“Ou! Red Dragon Knight Order ini
harus mendapatkan kehormatan yang pertama kali membunuh musuh!”
“Tetaplah bermimpi!”
Para knight orders yang tak dapat
berkontribusi apapun di pertempuran pertama, jadi semangat juang mereka sedang
dipuncaknya. Kematian tragis yang dialami Flandre dan rekannya membuat api
semangat di dalam hati mereka membara.
Knight order yang dipuji sebagai
yang terkuat di seluruh benua sekarang sedang menunjukkan taring tajamnya.
*
“──Tsk, seperti yang diperkirakan musuh tidaklah bodoh.”
Baldr berpikir pertempuran melawan
pasukan Haurelia akan terjadi besok, tapi tampaknya hal itu tidak akan terjadi.
Yah, tak mungkin juga musuh akan
mengikuti harapannya.
“Padahal, persiapan untuk melawan kalian belum selesai, ugh.”
Baldr masuk ke dalam terowongan. Mattis Bradford menggantikannya untuk
memberi komando pada pasukan Antrim.
“Bakar gerobak yang ada dibagian belakang! Kita akan menahan musuh sampai
seluruh pihak kita dapat kabur!”
Gerobak yang berisi makanan dan juga makanan ternak dibakar atas perintah
Mattis.
Walaupun para knight order sedikit lagi sampai ke kaki gunung, jalan di
gunung tidaklah selebar itu.
Dapat dikatakan mengejar pasukan Antrim sambil menghindari gerobak yang
terbakar adalah tugas yang berat.
“Tsk, perjuangan yang sia-sia!
Penyihir, terbangkan gerobak-gerobak itu!”
“Storm Bullet!”
“Magic Cancel!”
Storm Bullet yang akan menerbangkan gerobak itu dihapuskan sebelum sihir
itu dapat mengenai gerobak.
Jika hanya penyihir dari knight order,maka penyihir Antrim dapat melawan
mereka.
Di depan gerobak yang terbakar, para ksatria berhenti bergerak untuk
mengubah arah kuda mereka.
“Sekarang! Serang!”
Mattis tidak melewatkan timing itu
dan memerintahkan untuk menembakkan crossbow.
“Ugh! Jangan berpikir kalian dapat
melawan knight order kami yang agung hanya dengan serang seperti ini!”
Komandan Red Dragon Knight Order, Danton dengan mudah menangkis panah, tapi
untuk para ksatria yang lain apakah mereka dapat melakukan hal yang sama
seperti Danton adalah pertanyaan yang berbeda.
Beberapa ksatria terkena panah, sementara yang lain ada yang kuda nya
terkena panah dan kemudian terjatuh.
Dampak serangan itu tidaklah kecil yang bahkan menyebabkan kekacauan
terhadpa serangan knight order Haurelia.
“──Kita pergi
menyerang mereka!”
Pertahanan menggunakan gerobak yang
dibakar. Lalu menembakkan panah menggunakan pembukaan tadi untuk mengganggu
musuh.
Terlebih lagi mereka bahkan
berencana menyerang. Itu adalah hal yang bahkan musuh tidak pertimbangkan.
Mattis telah sepenuhnya
mengendalikan alur pertempuran.
“Mantan wakil komandan dari Blue
Flame Knight Order, Mattis Bradford akan mengajarimu bagaimana caranya bertarung.
(K. : Ah saya baru ingat, Mattis
Bradford ini punya anak yang reverse couple, putrinya tomboy, tunangan putrinya
feminin hahaha. Kalau tidak salah ada di manga chapter 40an)
*
Knight order Haurelia sangatlah
kuat, tapi tidaklah tak terkalahkan. Melawan pasukan Antrim yang jumlahnya jauh
lebih kecil, mereka meremehkan kemungkinan musuh menjadi pihak yang menyerang.
“Jangan memandang rendah Red Dragon
Knight Order!”
Badan besar Danton yang dapat
menindas orang rata-rata dan kini ia sedang maju sambil menghunuskan tombaknya.
Metodenya dalam memimpin bawahannya
adalah dengan cara menunjukkan
kegagahannya di garis depan meski jika itu adalah hal yang gegabah.
“UWAAAAAAAH!”
Pada saat itu terdengar suara
teriakan dari kiri dan kanan Danton.
“Penyergapan-!”
Panah ditembakkan dari kedua sisi
dan beberapa ksatria terjatuh dari kuda mereka.
“Jangan goyah! Jumlah musuh bukanlah
apa-apa!”
Namun para prajurit tidak dapat tenang seperti Danton.
Karena diserang dari tiga arah di jalanan gunung yang sempit ini. Bagi mereka
ini layaknya mimpi buruk.
“Musuh sedang kacau! Ikuti aku!”
Mereka akan dapat bertempur melawan
musuh yang banyak meski hanya dengan jumlah yang sedikit jika mereka tau
darimana musuh akan datang.
Mattis memiliki pengalaman
pertempuran di perang sebelumnya dimana pihaknya menjadi pihak yang dirugikan
karena tindakan terburu-buru rekan bangsawannya.
Danton tidak memiliki pengalaman
seperi itu. Itulah perbedaan diantara mereka yang ditunjukkan saat ini.
“AKU TAK AKAN KALAAAAH!”
Danton berdiri didepan jalan pasukan
Antrim sambil mengayunkan tombaknya yang terlihat tak cocok untuk digunakan
diatas kuda. Tombak Mattis menghentikannya.
“Setidaknya semangatmu cukup bagus.”
“Hmph, kau tua bangka harusnya tetap di rumah dan mengelus kucing saja!”
“AKU BELUM SETUA ITU!”
Tombak mereka berdua terkunci satu sama lain dan mereka mulai mengadu
kekuatan, tapi secara mengejutkan Mattis lah yang menang walaupun dengan
perbedaan ukuran badan dan usia mereka.
“M-mustahil!”
“Latihan penguatanmu masih kurang.”
Dalam pertarungan jarak dekat dimana penggunaan mana untuk menguatkan tubuh
adalah hal yang, usia dan stamina bukanlah faktor yang menentukan hasil di
pertarungan.
Lebih tepatnya orang yang telah sangat matang seperti Mattis, bagi mereka
teknik adalah faktor yang paling penting.
“Ratapi kecerobohanmu itu sendiri. Yah itu juga jika kau masih memiliki
waktu untuk hal itu nantinya.”
“Ugh....Bangsat!”
Danton terpaksa harus mengakui kalau
musuhnya lebih hebat darinya dalam hal teknik.
Tombaknya menerjang dengan tekad paling
tidak ia bisa membalas dengan menjatuhkan Mattis bersamanya, namun Mattis tidak
membiarkan hal itu terjadi.
Tombak Danton terpental ketika
tombak mereka berbenturan. Lalu tombak Mattis ingin mendaratkan serangan fatal
dipunggung Danton.
“Uggh!”
Danton turun dari kudanya untuk
menghindari serangan mematikan itu.
Karena ia melompat dengan postur
yang memaksa, tubuhnya kerasnya bersamaan dengan armornya. Napas Danton
terhalang di tenggorokannya dan ia menjadi kaku. Tak mungkin Mattis akan
mengabaikan hal itu.
“Aku tak akan berbelas kasih.”
“──Aku tak
akan membiarkan mu!”
Seorang ksatria menyerang ke arah
Mattis yang sedang mendekat ke Danton untuk menghabisinya.
Ternyata dia adalah komandan Yellow Dragon Knight Order, Gramond.
Seperti halnya Mattis yang telah belajar dari perang sebelumnya, Arseille
juga mempelajari tindakan balasan.
Mattis benar-benar mengagumi kecepatan keputusan musuh untuk mengirim
pasukan bantuan mereka dengan cepat.
“Aku kira aku harus mengakui kalau
itu luar biasa.”
Gramond menggantikan Danton dan
melancarkan serangan kuat. Namun Mattis masih dapat tersenyum.
Karena mengumpan musuh ke garis
depan seperti ini juga adalah misinya.
*
“Jangan biarkan musuh beristirahat.
Mereka tak akan bisa tetap menjaga kekuatan mereka selamanya.”
Mana tidaklah tanpa batas.
Pertempuran sengit dengan Mattis dan rekannya tak akan bertahan lama bahkan
untuk satu jam.
Sebagai tambahan, kurang dari satu
jam tak akan cukup untuk pasukan Antrim untuk melarikan diri melalui jalur
gunung yang diperlama dengan rute yang berkelok seperti ular.
Jika pasukan belakang mereka sudah kalah, sisanya hanya akan menjadi
pembantaian satu sisi.
Paling tidak itulah yang seharusnya yang terjadi jika berdasarkan
pengalaman Arseille.
Sementara itu...
*
“Apakau sungguh ingin masuk ke
dalam? Kau tak dapat berharap banyak dengan ingatanku.”
“Arahnya sebagian besar cocok dengan
yang aku inginkan. Aku akan bertaruh dengan mu Guiness-jiisan.”
Untungnya terowongan yang ada
diingatan Guiness tidak sepenuhnya terendam air.
Namun air bawah tanah sudah mengisi
terowongan sampai mencapai lutut. Dalam situasi ini, tak akan aneh jika
terowongan ini runtuh.
Dalam situasi terburuk, terowongan
akan hancur dan Baldr akan terkubur hidup-hidup sementara musuh diluar belum
terluka sedikitpun.
“Mattis-dono tidak akan bisa
mengulur waktu selamanya. Aku harus melakukan ini meski harus berenang ataupun
tenggelam.”
“....Aku kira. Aku akan percaya pada
keberuntunganmu.”
Untuk menyebabkan bencana longsor
yang dahsyat, akan lebih baik jika titik yang akan diledakkan dekat dengan kaki
gunung, tapi seluruh terowongan yang berada di lokasi itu sudah terendam dengan
air.
Benar-benar sebuah keburuntungan
karena ada sebuah terowongan di tengah gunung yang masih tersisa. Baldr
menempatkan seluruh bahan peledaknya di dalam terowongan tersebut.
“.....Seperti yang kupikirkan. Aku
akan melakukannya! Jika sesuatu terjadi padamu maka aku....”
Brooks menyiapkan bahan peledak
bersama dengan Balrd. Ketika pekerjaan itu sudah selesai, dia berbalik
menghadap Baldr dengan ekspresi serius.
“Aku sudah banyak sekali mengatakan
kepadamu. Dengan body strengtheningmu, mustahil untuk dapat keluar dari
terowongan sebelum ledakan.” Kata Baldr.
“Aku tau kau pasti akan berhasil
melakukannya dengan kemampuanmu! Tapi kau akan menyalakan peledak itu dari
dekat! Tak akan ada pengulangan bagimu apabila sebuah kesalahan terjadi!
Untuk Brooks, adalah hal yang alami
kalau ia ingin menghilangkan segala resiko yang berbahaya bagi Baldr sebanyak
mungkin.
Dia telah bertekad untuk
mengorbankan hidupnya untuk itu.
“Brooks, apa yang harus kau lakukan bukanlah untuk mati ataupun mendapatkan
penghargaan. Tapi yang kau lakukan adalah terus hidup jadi kau tetap bisa
membantuku.”
Melihat ekspresi Baldr yang setengah menangis dan setengah tertawa. Brooks
akhirnya menyadari beban dari memikul hidup prajurit benar-benar menghancurkan
hati tuannya.
“Aku punya satu syarat.”
Brooks menatap Baldr dan menyeringai. Walaupun sebenarnnya dia bermaksud
untuk tersenyum, wajahnya terbagi menjadi setengah menangis dan setengah
tertawa mirip seperti Baldr.
“──Jangan mati
lebih dulu daripada aku.”
“Aku tak dapat menjanjikan itu tapi aku akan melakukan yang terbaik.”
“Gak, kau harus mengatakan oke bahkan jika kau harus berbohong.”
Saat ini mereka berdua tertawa dari lubuk hati mereka sambil memandang satu
sama lain.
*
“Benar-benar komando yang hebat.
Seperti yang diharapkan dari Mattis Bradford. Aku menghormatinya walaupun dia
itu musuh.”
Arseille mengakui Mattis yang dapat
bertahan tiga kali melawan pasukannya yang menyerang bergelombang.
Walaupun dampaknya dalam perang
tidaklah sebesar Ignus ataupun Maggot, Mattis bukanlah lawan mudah.
Seluruh pencapaiannya diakui hanyalah sebuah kebetulan, tapi kegigihan dan
kemantapannya menjadikannya musuh yang lebih buruk dibanding Ignus.
“Walau begitu, aku juga tak dapat melakukan apapun selain mengakuinya. Yang
mulia pasti akan segera kehabisan kesabaran.
Pasukan Haurelia yang datang lebih lambat dibanding knight orders sedang
mendekati gunung.
Jika kebuntuan ini berlangsung lebih
lama, pasukan infanteri yang lebih cocok dalam pertempuran di gunung akan
dikirim untuk menggantikan mereka.
“Yellow Dragon Knight Order, mundur
sebentar. Aku tak akan membiarkan orang itu jadi besar kepala!”
Arseille mengendarai kudanya dan
memompa kekuatannya untuk menyerang dengan ganas.
Tak peduli seberapa hebat Mattis
sebagai seorang jendral, kelelaannya seharusnya sudah menumpuk.
*
Mata Mattis melihat Knight Order
Haurelia yang melakukan serangan dengan hebat sampai sekarang tiba-tiba membuat
pergerakan besar.
“Jadi kau datang, Arseille!”
Bagi Mattis, Arseille adalah jendral
musuh yang telah ia kenal lama. Di perang sebelumnya, Mattis menghadapi
Arseille dua kali dan berhasil memukul mundurnya.
Karena di pertempuran itu musuh
dapat mundur, prestasi militer Mattis tidaklah menonjol, tapi kemampuan Mattis
dapat dikatakan menakutkan hanya dari prestasinya dalam memukul mundur serangan
Arseille.
“──Salahku tapi kali ini pun aku akan mengalahkanmu lagi!”
Mattis mengatakan itu dari
mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi sebelum ia mengayukan tangannya ke kiri
dan kanan.
Pada wakktu yang sama, seluruh
penyihir Antrim yang bersiaga di belakang Mattis mulai merapal.
Arseille merasakan kalau para
penyihir akan mencoba melakukan sesuatu.
“Rapalkan Magic Cancel!”
Melihat bagaimana Antrim
memanipulasi sihir di pertempuran sebelumnya dan mengirimkan racun kepada
mereka, mereka harus menetralisir sihir meski mereka tidak mengetahui
maksudnya.
Keputusan Arseille tidaklah salah.
Namun──.
“Lightning!”
Itu adalah sihir petir biasa.
Intensitas cahayanya dengan cepat bertambah dan mulai memancarkan intensitas
cahaya seperti layaknya matahari.
Pasukan Haurelia terkena cahaya itu
secara langsung. Mata mereka langsung buta dan orang-orang mulai berjatuhan
dari kuda mereka.
Magic Cancel memiliki beberapa kelemahan.
Sihir akan hilang lebih lama jika semakin jangkauannya. Serangan sihir yang
diarahkan ke target akan melemah semakin lama ia menuju target. Magic Cancel
yang menghalangi serangan semakin kuat karena jaraknya dekat dengan caster.
Namun dalam kasus sihir yang harus dirapalkan dari jarak yang jauh, akan
membuat Magic Cancel hilang lebih dulu dan tidak dapat menampilkan efeknya.
Karena hal itum, pasukan Haurelia
berakhir dengan dimandikan cahaya yang seterang kilat.
“Bagaimana bisa sihir digunakan
seperti ini!”
Arseille dengan segera memutuskan
untuk mundur.
Mattis langsung mendekat untuk
beralih menjadi menyerang.
Karena pasukan Antrim tak terkena
dampak cahaya sama sekali karena sihir itu di rapalkan di belakang mereka.
Namun berlawanan dengan ekspektasi
Arseille, pasukan Antrim dibawah pimpinan Mattis sedang menaiki gunung dengan
seluruh kekuatan mereka.
“Lari dengan cepat seperti ada dewa
kematian di belakangmu! Kau akan mati jika kau lambat!”
Sihir cahaya itu tidak hanya untuk
membutakan mata pasukan Haurelia.
Meskipun cahaya itu melemah karena
jarak yang jauh, tapi itu tak diragukan lagi juga mencapai lokasi Baldr yang
berada didalam terowongan.
Baldr memantikan sumbu dan menyalurkan mana ke seluruh tubuhnya.
Baldr melakukan body strengthening pada saraf optiknya, saraf reflek,
struktur otot, dan keseluruh bagian yang dapat menghasilkan kecepatan super dan
kemudia ia pun langsung sprint.
‘Ini akan jadi game over jika aku terkubur disini....”
Terowongan ini telah diabaikan
selama lusinan tahun. Terowongan ini sangat rapuh seakan-akan dapat runtuh
kapanpun.
Dan sekarang ia akan meledakkan
terowongan ini dari dalam. Tak akan mungkin terowongan ini akan tetap ada
disini setelah ini.
Seillune, Selina, Agatha, Brooks, dan
seluruh rekannya sedang menunggunya.
Keringat dingin bercucuran di
punggungnya. Meski begitu Baldr akhirnya sampai di pintu keluar dan cahaya
matahari memandikan seluruh tubuhnya.
Dan hampir disaat yang bersamaan,
terdengar suara ledakan yang bergema dan seluruh gunung berguncang.
*
“Ap-?!”
Permukaan gunung bergemuruh. Raja
Louis menyaksikan momen ketika permukaan gunung longsor seperti ular yang
mengganti kulitnya.
Air menyembur keluar kayaknya air
mancur dari retakan pergeseran permukaan gunung. Pada saat yang bersamaan tanah
dan pasir berlongsoran menuju dasar gunung dengan bergelombang.
Sekitar setengah dari knight order
yang mencoba mundur ditelan oleh tanah dan pasir di depan mata Louis.
“Ini absurd sekali──apa kau mengatakan kalau ini
dilakukan oleh manusia!?”
[TL: Intinya kalau lawan Baldr,
siap-siap aja disuguhi bencana alam. Lol]
Ini adalah pemandangan tidak masuk
akal yang hanya dapat disebut sebagai mimpi buruk, bahkan pelayan setia Louis,
Arseille yang seorang teladan para ksatria dan komandan yang luar biasa, tak
bisa apa-apa dihadapan bencana alam.
Arseille memerintahkan Yellow dan
Red Dragon Knight Order dibelakang sampai akhir ketika ia ditelan tanah dan
pasir. Tindakannya ini dapat dikatakan hebat sebagai seorang ksatria Haurelia.
Golden Dragon Knight Order yang
dipuji sebagai pasukan terkuat Haurelia dimusnahkan bahkan tanpa menyilangkan
pedang dengan musuh. Sisa pasukan Haurelia tak bisa apa-apa selain merasakan
perasaan kuat akan kekalahan.
Tak mungkin longsor ini adalah
kebetulan.
Telinga Louis mendengar suara
ledakan yang sepertinya berasal dari bahan peledak yang ia dengar juga pada
pertempuran di hari sebelumnya.
Bagaimana bisa perang seperti ini
ada? Tidak, memangnya ini dapat disebut sebagai perang?
Baldr Antrim Cornelius. Siapa
sebenarnya kau?!
*
Disisi lain, Baldr tidak puas
melihat pemandangan dibawahnya.
Seperti yang diduga, kedalaman titik
ledakan tidak cukup dipinggir. Atau mungkin karena struktur gunung itu sendiri.
Jumlah tanah dan pasir yang longsor kurang dari yang ia perkirakan.
Longsor itu hanya dapat
menghancurkan Golen Dragon Knight Order. Dengan jumlah paling banyak hanya
sekitar 3000.
[TL: Anjir ini orang belum puas
ngebunuh 3000 orang sekali serang.]
Dan juga bahkan dengan pijakan yang
buruk karena longsor, jika pasukan Haurelia memiliki tekad, dimungkinkan untuk
mereka menyebrangi tanah dan pasir untuk melanjutkan pertempuran.
‘Yah, dengan pikiran normal tak akan
mungkin mereka berpikir untuk melanjutkan pertempuran lagi tapi....’
Bahkan jika longsor membunuh musuh
lebih sedikit dibanding yang Baldr kira, tapi dampak kepada moral musuh
sangatlah besar.
Pada awalnya makhluk yang disebut
prajurit akan dibakar semangat sejuangnya dalam menghadapi musuh, tapi mereka
akan menampilkan sikap yang berbeda dalam melawan fenomena seperti bencana alam
yang mereka tak mungkin bisa lawan.
Tak perlu dikatakan kalau pasukan
Haurelia tak mungkin mengetahui kalau Baldr sudah tak memiliki trik apapun lagi
di sakunya.
Tidaklah aneh jika Baldr berharap
kalau hati musuh hancur dengan ini.
*
“Jangan goyah! Haurelia tak akan
memiliki masa depan selama kita belum mengalahkan musuh bebuyutan kita Baldr
Cornelius!”
Namun harapan biasanya mengkhianati
orang-orang.
Orang yang membangkitkan semangat
juangnya sebelum yang lain dapat melakukannya adalah Marquis Andrei Selvi yang
juga memiliki dendam pada Baldr.
Marquis Selvi dibakar obsesi yang
mirip dengan kegilaan melawan Mauricia. Dia mengerti jika Haurelia dikalahkan
disini, tak akan ada pertempuran lain melawan Mauricia lagi.
Dia setidaknya harus menjatuhkan musuh yang ia benci. Jika tidak ia tak
akan dapat menemui putra dan bawahannya yang sudah mati.
Pasukan Selvi mulai maju dengan ganas layaknya kemarahan tuan mereka
merasuki mereka. Sisa pasukan Haurelia tak mau kalah dan memulihkan semangat
juang mereka yang hampir hilang.
“──Sialan,
baik musuh dan sekutu tidak bergerak seperti yang aku perkirakan.”
Baldr hanya dapat tersenyum canggung
tidak peduli seberapa banyak keputusasaan dan kekecewaan mengisi hatinya.
Jika seperti ini, tak ada jalan lin
selain mengalahkan Marquis Selvi dan menghancurkan moral pasukan Haurelia lagi.
Baldr bertukar pandangan dengan
Mattis dan mereka menuju lereng untuk menerjang pasukan Selvi. Tapi pada sat
itu,
“Dasar dingin....Bukankah itu aku
yang merupakan musuh bebuyutanmu, tuan viscount?”
[TL:!!]
Angin berhembus dan sesuatu muncul
layaknya teleportasi. Beberapa ksatria keluarga Selvi yang berlari ke depan
kehilangan hidup mereka tanpa tau apa yang terjadi.
Mata Baldr secara refleks melebar
melihat sosok yang sangat familiar dengannya.
Disana terdapat orang yang seharusnya tidak ada disana.
“Silver Light.... Maggot!”
[TL: WOAAA MAMAKEEE! Lagi hamil tua
tetap ikut perang.]
Marquis Selvi hanya dapat
mengeluarkan bisikan itu dari mulutnya.
Dia tak dapat menahan dendam kesumat
yang menyembur keluar dari dalam dadanya.
Marquis Selvi bahkan merasa senang
karena akhirnya tiba saat ia memenuhi dendamnya selama bertahun-tahun.
“BUNUH! AKU AKAN MEMBUNUHMU! AKU
AKAN MEMBUNUHMU DENGAN SEMENGERIKAN MUNGKIN!”
Baldr sangat panik terhadap pasukan
Selvi yang mendekat ke arah Maggot.
“Orang itu! Apa sih yang dia
lakukan!?”
Bahkan sang Silver Light Maggot akan kesulitan untuk melawan banyak pasukan
dengan tubuhnya yang tidak dalam kondisi terbaik.
Baldr dan yang lain dengan cepat berlari menuruni gunung yang berubah menjadi kubangan lumpur sambil melupakan
bahaya dimana mereka berada.
Ketika pasukan utama Haurelia mulai bergerak menuju Baldr, mereka
menyaksikan musuh baru yang muncul dari arah yang tak diduga.
Itu adalah kerumunan pasukan yang
bergerak teratur. Jumlah mereka mungkin lebih dari 7000.
Menaiki kudanya di garis depan
mereka terdapat gadis cantik yang kelihatannya masih remaja.
Tidak mungkin. Pikiran yang telah
muncul dipikiran mereka terus menerus
selama pertempuran Antrim secara menyakitkan muncul di pikiran pasuka
Haurelia sekali lagi.
──Terlebih lagi muncul hal yang lebih buruk.
Louis berteriak ke atas langit denga
emosi yang telah menghilang.
“Ya tuhan! Sihir jenis apa yang
mereka gunakan yang memunculkan pasukan keluarga Randolph dari arah Kerajaan
Haureliaku!?”
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom