Isekai Tensei Soudouki Vol. 5 Chapter 5 - Akhir dari pertempuran . Part 1

 


Baldr mengendarai kudanya dengan cepat dan tiba di lokasinya Guiness saat larut malam.

“Oi oi, ada urusan apa kau kesini saat larut begini?”

Pada waktu seperti ini Guiness sudah akan pergi tidur. Dia mengusap matanya yang mengantuk sambil menyambut Baldr ke dalam rumahnya.

“Ini adalah sebuah keburuntungan karena Guiness-san tidak ikut evakuasi.”

“Cuma orang sepertimu yang mau datang ke tempat yang jauh di dalam gunung pada larut malam seperti ini.”

Sepertinya Guiness masih memperhatikan sikapnya terhadap feudal lord selain cara berpakaiannya, ia tidak mengatakan apapun lebih dari itu dan memberikan segelas ale yang ia ambil dari pot tembikar di dalam rumah yang lantainya kotor.

“Terima kasih.”

Secara refleks Baldr meminum ale itu dengan satu tegukan.

Rasa manis dan menyegarkan dari ale meresap dengan lembut ke dalam hatinya yang sedang lelah.

──Lalu, apa urusanmu dengan ku?”

“Guiness-san adalah satu-satunya orang yang paling tau tentang gunung ini. Kau pasti seharusnya juga tau tentang tambang yang ada disini.”

“Tambang itu sudah ada sejak aku masih muda kau tau? Ingatanku tentang tambang itu sudah banyak yang memudar...”

Guiness melihat ke langit-langit dan menyipitkan matanya sambil berusaha mengingat masa lalu.

Kualitas dari bijih besi dari tambang disini tak bisa dikatakan bagus. Karena itu pada akhirnya tambang tersebut ditutup. Tapi saat itu tambang tersebut adalah sumber mata pencaharian yang berharga.

Ketika menambang, tak peduli dimana tambang itu berada, terowongan di tambang pasti akan tertutupi oleh air bahkan ketika lapisan bijih itu belum habis. Dan jika penambangan itu menghantam titik yang lemah, akan menjadi sangat sulit menambang lebih jauh dari itu.

Meski menambang awalnya mudah, semakin panjang terowongan, maka semakin besar pula biaya untuk merawat terowongan yang lama dan untuk menggali terowongan yang baru.

Saat Guiness masih muda ia juga menghabiskan harinya dengan menambang untuk mendapat upah sebagai mata pencahariannya.

“Tolong ingat kembali segala hal tentang tambang itu. Aku ingin kamu untuk mengingat tempat di dalam tambang yang dekat permukaan gunung dan dengan terowongan yang belum terendam air, dan kalau bisa tempat itu berada di lokasi yang sedalam mungkin...”

“Apa yang ingin kau lakukan dengan tempat seperti itu?”

“Aku ingin mencoba menyebabkan tanah longsor yang besar.”

“Apa kau gak waras?”

Tanah longsor adalah sebuah mimpi buruk bagi orang yang tinggal di gunung.

Mencoba menyebabkan hal tersebut dengan sengaja terdengar seperti tindakan yang tidak takut akan hukuman dewa.

“Aku tak dapat memikirkan cara lain selain ini untuk melawan pasukan besar itu.”

Baldr membuat senyuman kaku dengan muka yang bermasalah, tapi ia sebenarnya merasa sangat gelisah di dalam dirinya.

Sejujurnya ia tak dapat membayangkan tanah longsor itu akan dengan mudah terjadi hanya dengan meledakkan bubuk mesiu.

Dia juga tidak dapat melakukan percobaan sebelumnya. Dan pengalaman di kehidupan sebelumnya tak dapat digunakan untuk itu.

Meski begitu Baldr tak daapt memikirkan ide lain yang memungkinkannya dapat melawan pasukan Haurelia dengan menggunakan waktu dan material terbatas yang ia miliki saat ini.

“....Sepertinya kau masih waras. Dasar sialan, kau adalah satu-satunya orang yang akan memilki ide menggunakan tanah longsor dalam perang...”

Guiness mengangkat bahunya dengan heran lalu meneguk alkoholnya.

Dia memerlukan kekuatan alkohol untuk menyadarkan kembali roh didalam tubuhnya karena ketakutan yang samar akan ide Baldr.

“Sudah lebih dari 30 tahun sejak aku bekerja di tambang. Sekarang aku menggunakannya sebagai tempat penyimpana bir tapi.... aku tak menjamin akan masih adanya terowongan yang tersisa disana.”

***

Pagi selanjutnya, laporan tiba untuk raja Louis yang sedang akan bergerak dengan pasukannya. Laporan itu mengatakan pasukan Antrim mundur ke pegunungan Morgan.

“Jadi akhirnya bajingan itu kehabisan pilihan.”

Dia merasa lega setelah mendengar laporan itu.

Baldr telah bertempur dengan metode yang tidak normal. Mereka tidak tau trik apa lagi yang ia akan gunakan di dalam kastil Gawain.

Dengan ia meninggalkan kastil dan melarikan diri, hanya ada satu kesimpulan yang logis kalau Antrim sudah tak memiliki rencana yang dapat digunakan untuk melawan pasukan Haurelia.

Selain karena Antrim memiliki keuntungan diwilayahnya sendiri, itu adalah kebenaran yang akan terbukti dengan sendirinya kalau pasukan yang mengejar jauh lebih cepat dibanding pasukan yang sedang melarikan diri.

“Dia tak akan bisa kabur sampai ia membayar semua yang telah ia lakukan.”

Jika Baldr mengabaikan bawahannya dan kabur sendirian, tak akan mudah untuk menangkapnya.

Namun meski ia adalah musuh yang ia benci, Louis percaya kalau Baldr bukanlah orang rendahan yang akan mengorbankan rekannya hanya untuk melindungi dirinya sendiri.

“Perintahkan para prajurit untuk bergegas. Juga....... panggil Arseille kesini.”

Pasukan Haurelia memiliki 7 knight order. Black, White, Blue, Red, Yellow, Green, dan yang terakhir adalah Golden Dragon Knight Order yang mengawasi seluruh knight order.

Arseille Rouletabille adalah orang yang mengendalikan seluruh knight order kerajaan sebagai komandan dari Golden Dragon Knight Order.

Tahun ini dia berumur 48 tahun. Uban sudah mulai tumbuh di kepalanya, tapi tatapan tajam dan badan berotot layaknya baja belum hilang dari dirinya.

Selain kegagahannya yang tak dapat diremehkan, kemampuannya sebagai seorang komandan yang mengendalikan pasukan dan pengetahuannya tentang ksatria yang mendalam benar-benar tak tertandingi.

Jika ia sedikit lebih baik dalam urusan politik, kedudukan sebagai seorang panglima seharusnya dapat menjadi miliknya.

Walau begitu bagi Arseille yang menanamkan didalam dirinya kalau tugas nya sebagai ksatria ada diatas segalanya, dia tidak menginginkan hal lain selain posisinya sekarang.

“Pelayan yang mulia Arseille, dalam perintah anda.”

“Umu, para pengintai melaporkan kalau pasukan Antrim saat ini sedang mundur menuju gunung. Kau pergi duluan dan serang mereka.” Perintah Louis

“Sesuai keinginan anda.”

“Tangkap bocah itu hidup-hidup jika bisa. Tapi jangan paksakan dirimu jika itu tidak dimungkinkan.”

Situasi terburuk akan terjadi jika Baldr berhasil kabur. Itu sama saja dengan kekalahan mereka.

Lebih baik membunuhnya dibanding membiarkan hal itu terjadi. Walau itu akan menjadi kerugian besar apabila Baldr dibunuh jika mempertimbangkan dampak setelah perang, tapi itu masih lebih baik dibanding memaksakan menangkapnya dan kemudian malah kalah.

──Saya berjanji akan memenuhi keinginan yang mulia tanpa gagal.”

Tentu saja disisi lain perintah raja itu juga menunjukkan dalamnya kepercayaan raja terhadap Arseille kalau ia akan menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.

“Green Dragon Knight Order tetap disini dan lindungi yang mulia. Red Dragon dan Yellow Dragon, ikuti aku!”

Arseille memberikan perintah dengan cepat.

Untuk diberikan perintah untuk menyerang terlebih dahulu sebelum yang lain dari raja adalah sebuah keberuntungan baginya.

Viscount Antrim itu adalah keberadaan yang tidak normal yang terlalu jauh dari konsep pejuang yang Arseille tau.

Arseille berharap ia dapat menjaga raja Louis sejauh mungkin yang ia bisa dari pertempuran melawan keberadaan yang tidak normal itu.

Akan ada orang lain yang akan menggantikannya jika Arseille mati, tapi tak ada yang dapat menggantikan Louis. Paling tidak bagi Arseille, tak ada pengganti raja yang akan dia tawarkan pedangnya.

“Kita akan menyelesaikannya sebelum yang mulia tiba.”

Keputusan Arseille sebagai seorang komanda sangatlah tepat.

Baldr ingin menjalankan rencananya ketika seluruh pasukan Haurelia ada di satu tempat jika dimungkinkan.

*

Ketika knight order kerajaan Haurelia tiba di kastil Gawain, waktu sudah sore.

“Sepertinya kita dapat menangkap buntut mereka.”

Mata Arseille melihat barisan prajurit mendaki gunung di pegunungan Morgan dari jarak yang jauh.

Knight order yang kekuatannya berpusat pada kavaleri tidak memiliki kemampuan untuk bertarung di gunung pada malam hari, tapi masih ada waktu yang cukup sebelum matahari terbenam.

Tak ada yang lebih mudah dibunuh dibanding pasukan yang sedang melarikan diri. Fakta itu diterapkan pada pasukan di negara manapun.

Arseille menilai kalau dimungkinkan untuk membantai musuh hanya dengan para knight order.

“SERANG!”

“Ou! Red Dragon Knight Order ini harus mendapatkan kehormatan yang pertama kali membunuh musuh!”

“Tetaplah bermimpi!”

Para knight orders yang tak dapat berkontribusi apapun di pertempuran pertama, jadi semangat juang mereka sedang dipuncaknya. Kematian tragis yang dialami Flandre dan rekannya membuat api semangat di dalam hati mereka membara.

Knight order yang dipuji sebagai yang terkuat di seluruh benua sekarang sedang menunjukkan taring tajamnya.

*

──Tsk, seperti yang diperkirakan musuh tidaklah bodoh.”

Baldr berpikir pertempuran melawan pasukan Haurelia akan terjadi besok, tapi tampaknya hal itu tidak akan terjadi.

Yah, tak mungkin juga musuh akan mengikuti harapannya.

“Padahal, persiapan untuk melawan kalian belum selesai, ugh.”

Baldr masuk ke dalam terowongan. Mattis Bradford menggantikannya untuk memberi komando pada pasukan Antrim.

“Bakar gerobak yang ada dibagian belakang! Kita akan menahan musuh sampai seluruh pihak kita dapat kabur!”

Gerobak yang berisi makanan dan juga makanan ternak dibakar atas perintah Mattis.

Walaupun para knight order sedikit lagi sampai ke kaki gunung, jalan di gunung tidaklah selebar itu.

Dapat dikatakan mengejar pasukan Antrim sambil menghindari gerobak yang terbakar adalah tugas yang berat.

“Tsk, perjuangan yang sia-sia! Penyihir, terbangkan gerobak-gerobak itu!”

“Storm Bullet!”

“Magic Cancel!”

Storm Bullet yang akan menerbangkan gerobak itu dihapuskan sebelum sihir itu dapat mengenai gerobak.

Jika hanya penyihir dari knight order,maka penyihir Antrim dapat melawan mereka.

Di depan gerobak yang terbakar, para ksatria berhenti bergerak untuk mengubah arah kuda mereka.

“Sekarang! Serang!”

Mattis tidak melewatkan timing itu dan memerintahkan untuk menembakkan crossbow.

“Ugh! Jangan berpikir kalian dapat melawan knight order kami yang agung hanya dengan serang seperti ini!”

Komandan Red Dragon Knight Order, Danton dengan mudah menangkis panah, tapi untuk para ksatria yang lain apakah mereka dapat melakukan hal yang sama seperti Danton adalah pertanyaan yang berbeda.

Beberapa ksatria terkena panah, sementara yang lain ada yang kuda nya terkena panah dan kemudian terjatuh.

Dampak serangan itu tidaklah kecil yang bahkan menyebabkan kekacauan terhadpa serangan knight order Haurelia.

──Kita pergi menyerang mereka!”

Pertahanan menggunakan gerobak yang dibakar. Lalu menembakkan panah menggunakan pembukaan tadi untuk mengganggu musuh.

Terlebih lagi mereka bahkan berencana menyerang. Itu adalah hal yang bahkan musuh tidak pertimbangkan.

Mattis telah sepenuhnya mengendalikan alur pertempuran.

“Mantan wakil komandan dari Blue Flame Knight Order, Mattis Bradford akan mengajarimu bagaimana caranya bertarung.

(K. : Ah saya baru ingat, Mattis Bradford ini punya anak yang reverse couple, putrinya tomboy, tunangan putrinya feminin hahaha. Kalau tidak salah ada di manga chapter 40an)

*

Knight order Haurelia sangatlah kuat, tapi tidaklah tak terkalahkan. Melawan pasukan Antrim yang jumlahnya jauh lebih kecil, mereka meremehkan kemungkinan musuh menjadi pihak yang menyerang.

“Jangan memandang rendah Red Dragon Knight Order!”

Badan besar Danton yang dapat menindas orang rata-rata dan kini ia sedang maju sambil menghunuskan tombaknya.

Metodenya dalam memimpin bawahannya adalah dengan cara menunjukkan  kegagahannya di garis depan meski jika itu adalah hal yang gegabah.

“UWAAAAAAAH!”

Pada saat itu terdengar suara teriakan dari kiri dan kanan Danton.

“Penyergapan-!”

Panah ditembakkan dari kedua sisi dan beberapa ksatria terjatuh dari kuda mereka.

“Jangan goyah! Jumlah musuh bukanlah apa-apa!”

Namun para prajurit tidak dapat tenang seperti Danton.

Karena diserang dari tiga arah di jalanan gunung yang sempit ini. Bagi mereka ini layaknya mimpi buruk.

“Musuh sedang kacau! Ikuti aku!”

Mereka akan dapat bertempur melawan musuh yang banyak meski hanya dengan jumlah yang sedikit jika mereka tau darimana musuh akan datang.

Mattis memiliki pengalaman pertempuran di perang sebelumnya dimana pihaknya menjadi pihak yang dirugikan karena tindakan terburu-buru rekan bangsawannya.

Danton tidak memiliki pengalaman seperi itu. Itulah perbedaan diantara mereka yang ditunjukkan saat ini.

“AKU TAK AKAN KALAAAAH!”

Danton berdiri didepan jalan pasukan Antrim sambil mengayunkan tombaknya yang terlihat tak cocok untuk digunakan diatas kuda. Tombak Mattis menghentikannya.

“Setidaknya semangatmu cukup bagus.”

“Hmph, kau tua bangka harusnya tetap di rumah dan mengelus kucing saja!”

“AKU BELUM SETUA ITU!”

Tombak mereka berdua terkunci satu sama lain dan mereka mulai mengadu kekuatan, tapi secara mengejutkan Mattis lah yang menang walaupun dengan perbedaan ukuran badan dan usia mereka.

“M-mustahil!”

“Latihan penguatanmu masih kurang.”

Dalam pertarungan jarak dekat dimana penggunaan mana untuk menguatkan tubuh adalah hal yang, usia dan stamina bukanlah faktor yang menentukan hasil di pertarungan.

Lebih tepatnya orang yang telah sangat matang seperti Mattis, bagi mereka teknik adalah faktor yang paling penting.

“Ratapi kecerobohanmu itu sendiri. Yah itu juga jika kau masih memiliki waktu untuk hal itu nantinya.”

“Ugh....Bangsat!”

Danton terpaksa harus mengakui kalau musuhnya lebih hebat darinya dalam hal teknik.

Tombaknya menerjang dengan tekad paling tidak ia bisa membalas dengan menjatuhkan Mattis bersamanya, namun Mattis tidak membiarkan hal itu terjadi.

Tombak Danton terpental ketika tombak mereka berbenturan. Lalu tombak Mattis ingin mendaratkan serangan fatal dipunggung Danton.

“Uggh!”

Danton turun dari kudanya untuk menghindari serangan mematikan itu.

Karena ia melompat dengan postur yang memaksa, tubuhnya kerasnya bersamaan dengan armornya. Napas Danton terhalang di tenggorokannya dan ia menjadi kaku. Tak mungkin Mattis akan mengabaikan hal itu.

“Aku tak akan berbelas kasih.”

──Aku tak akan membiarkan mu!”

Seorang ksatria menyerang ke arah Mattis yang sedang mendekat ke Danton untuk menghabisinya.

Ternyata dia adalah komandan Yellow Dragon Knight Order, Gramond.

Seperti halnya Mattis yang telah belajar dari perang sebelumnya, Arseille juga mempelajari tindakan balasan.

Mattis benar-benar mengagumi kecepatan keputusan musuh untuk mengirim pasukan bantuan mereka dengan cepat.

“Aku kira aku harus mengakui kalau itu luar biasa.”

Gramond menggantikan Danton dan melancarkan serangan kuat. Namun Mattis masih dapat tersenyum.

Karena mengumpan musuh ke garis depan seperti ini juga adalah misinya.

*

“Jangan biarkan musuh beristirahat. Mereka tak akan bisa tetap menjaga kekuatan mereka selamanya.”

Mana tidaklah tanpa batas. Pertempuran sengit dengan Mattis dan rekannya tak akan bertahan lama bahkan untuk satu jam.

Sebagai tambahan, kurang dari satu jam tak akan cukup untuk pasukan Antrim untuk melarikan diri melalui jalur gunung yang diperlama dengan rute yang berkelok seperti ular.

Jika pasukan belakang mereka sudah kalah, sisanya hanya akan menjadi pembantaian satu sisi.

Paling tidak itulah yang seharusnya yang terjadi jika berdasarkan pengalaman Arseille.

Sementara itu...

*

“Apakau sungguh ingin masuk ke dalam? Kau tak dapat berharap banyak dengan ingatanku.”

“Arahnya sebagian besar cocok dengan yang aku inginkan. Aku akan bertaruh dengan mu Guiness-jiisan.”

Untungnya terowongan yang ada diingatan Guiness tidak sepenuhnya terendam air.

Namun air bawah tanah sudah mengisi terowongan sampai mencapai lutut. Dalam situasi ini, tak akan aneh jika terowongan ini runtuh.

Dalam situasi terburuk, terowongan akan hancur dan Baldr akan terkubur hidup-hidup sementara musuh diluar belum terluka sedikitpun.

“Mattis-dono tidak akan bisa mengulur waktu selamanya. Aku harus melakukan ini meski harus berenang ataupun tenggelam.”

“....Aku kira. Aku akan percaya pada keberuntunganmu.”

Untuk menyebabkan bencana longsor yang dahsyat, akan lebih baik jika titik yang akan diledakkan dekat dengan kaki gunung, tapi seluruh terowongan yang berada di lokasi itu sudah terendam dengan air.

Benar-benar sebuah keburuntungan karena ada sebuah terowongan di tengah gunung yang masih tersisa. Baldr menempatkan seluruh bahan peledaknya di dalam terowongan tersebut.

“.....Seperti yang kupikirkan. Aku akan melakukannya! Jika sesuatu terjadi padamu maka aku....”

Brooks menyiapkan bahan peledak bersama dengan Balrd. Ketika pekerjaan itu sudah selesai, dia berbalik menghadap Baldr dengan ekspresi serius.

“Aku sudah banyak sekali mengatakan kepadamu. Dengan body strengtheningmu, mustahil untuk dapat keluar dari terowongan sebelum ledakan.” Kata Baldr.

“Aku tau kau pasti akan berhasil melakukannya dengan kemampuanmu! Tapi kau akan menyalakan peledak itu dari dekat! Tak akan ada pengulangan bagimu apabila sebuah kesalahan terjadi!

Untuk Brooks, adalah hal yang alami kalau ia ingin menghilangkan segala resiko yang berbahaya bagi Baldr sebanyak mungkin.

Dia telah bertekad untuk mengorbankan hidupnya untuk itu.

“Brooks, apa yang harus kau lakukan bukanlah untuk mati ataupun mendapatkan penghargaan. Tapi yang kau lakukan adalah terus hidup jadi kau tetap bisa membantuku.”

Melihat ekspresi Baldr yang setengah menangis dan setengah tertawa. Brooks akhirnya menyadari beban dari memikul hidup prajurit benar-benar menghancurkan hati tuannya.

“Aku punya satu syarat.”

Brooks menatap Baldr dan menyeringai. Walaupun sebenarnnya dia bermaksud untuk tersenyum, wajahnya terbagi menjadi setengah menangis dan setengah tertawa mirip seperti Baldr.

──Jangan mati lebih dulu daripada aku.”

“Aku tak dapat menjanjikan itu tapi aku akan melakukan yang terbaik.”

“Gak, kau harus mengatakan oke bahkan jika kau harus berbohong.”

Saat ini mereka berdua tertawa dari lubuk hati mereka sambil memandang satu sama lain.

*

“Benar-benar komando yang hebat. Seperti yang diharapkan dari Mattis Bradford. Aku menghormatinya walaupun dia itu musuh.”

Arseille mengakui Mattis yang dapat bertahan tiga kali melawan pasukannya yang menyerang bergelombang.

Walaupun dampaknya dalam perang tidaklah sebesar Ignus ataupun Maggot, Mattis bukanlah lawan mudah.

Seluruh pencapaiannya diakui hanyalah sebuah kebetulan, tapi kegigihan dan kemantapannya menjadikannya musuh yang lebih buruk dibanding Ignus.

“Walau begitu, aku juga tak dapat melakukan apapun selain mengakuinya. Yang mulia pasti akan segera kehabisan kesabaran.

Pasukan Haurelia yang datang lebih lambat dibanding knight orders sedang mendekati gunung.

Jika kebuntuan ini berlangsung lebih lama, pasukan infanteri yang lebih cocok dalam pertempuran di gunung akan dikirim untuk menggantikan mereka.

“Yellow Dragon Knight Order, mundur sebentar. Aku tak akan membiarkan orang itu jadi besar kepala!”

Arseille mengendarai kudanya dan memompa kekuatannya untuk menyerang dengan ganas.

Tak peduli seberapa hebat Mattis sebagai seorang jendral, kelelaannya seharusnya sudah menumpuk.

*

Mata Mattis melihat Knight Order Haurelia yang melakukan serangan dengan hebat sampai sekarang tiba-tiba membuat pergerakan besar.

“Jadi kau datang, Arseille!”

Bagi Mattis, Arseille adalah jendral musuh yang telah ia kenal lama. Di perang sebelumnya, Mattis menghadapi Arseille dua kali dan berhasil memukul mundurnya.

Karena di pertempuran itu musuh dapat mundur, prestasi militer Mattis tidaklah menonjol, tapi kemampuan Mattis dapat dikatakan menakutkan hanya dari prestasinya dalam memukul mundur serangan Arseille.

──Salahku tapi kali ini pun aku akan mengalahkanmu lagi!”

Mattis mengatakan itu dari mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi sebelum ia mengayukan tangannya ke kiri dan kanan.

Pada wakktu yang sama, seluruh penyihir Antrim yang bersiaga di belakang Mattis mulai merapal.

Arseille merasakan kalau para penyihir akan mencoba melakukan sesuatu.

“Rapalkan Magic Cancel!”

Melihat bagaimana Antrim memanipulasi sihir di pertempuran sebelumnya dan mengirimkan racun kepada mereka, mereka harus menetralisir sihir meski mereka tidak mengetahui maksudnya.

Keputusan Arseille tidaklah salah.

Namun──.

“Lightning!”

Itu adalah sihir petir biasa. Intensitas cahayanya dengan cepat bertambah dan mulai memancarkan intensitas cahaya seperti layaknya matahari.

Pasukan Haurelia terkena cahaya itu secara langsung. Mata mereka langsung buta dan orang-orang mulai berjatuhan dari kuda mereka.

Magic Cancel memiliki beberapa kelemahan.

Sihir akan hilang lebih lama jika semakin jangkauannya. Serangan sihir yang diarahkan ke target akan melemah semakin lama ia menuju target. Magic Cancel yang menghalangi serangan semakin kuat karena jaraknya dekat dengan caster.

Namun dalam kasus sihir yang harus dirapalkan dari jarak yang jauh, akan membuat Magic Cancel hilang lebih dulu dan tidak dapat menampilkan efeknya.

Karena hal itum, pasukan Haurelia berakhir dengan dimandikan cahaya yang seterang kilat.

“Bagaimana bisa sihir digunakan seperti ini!”

Arseille dengan segera memutuskan untuk mundur.

Mattis langsung mendekat untuk beralih menjadi menyerang.

Karena pasukan Antrim tak terkena dampak cahaya sama sekali karena sihir itu di rapalkan di belakang mereka.

Namun berlawanan dengan ekspektasi Arseille, pasukan Antrim dibawah pimpinan Mattis sedang menaiki gunung dengan seluruh kekuatan mereka.

“Lari dengan cepat seperti ada dewa kematian di belakangmu! Kau akan mati jika kau lambat!”

Sihir cahaya itu tidak hanya untuk membutakan mata pasukan Haurelia.

Meskipun cahaya itu melemah karena jarak yang jauh, tapi itu tak diragukan lagi juga mencapai lokasi Baldr yang berada didalam terowongan.

Baldr memantikan sumbu dan menyalurkan mana ke seluruh tubuhnya.

Baldr melakukan body strengthening pada saraf optiknya, saraf reflek, struktur otot, dan keseluruh bagian yang dapat menghasilkan kecepatan super dan kemudia ia pun langsung sprint.

‘Ini akan jadi game over jika aku terkubur disini....”

Terowongan ini telah diabaikan selama lusinan tahun. Terowongan ini sangat rapuh seakan-akan dapat runtuh kapanpun.

Dan sekarang ia akan meledakkan terowongan ini dari dalam. Tak akan mungkin terowongan ini akan tetap ada disini setelah ini.

Seillune, Selina, Agatha, Brooks, dan seluruh rekannya sedang menunggunya.

Keringat dingin bercucuran di punggungnya. Meski begitu Baldr akhirnya sampai di pintu keluar dan cahaya matahari memandikan seluruh tubuhnya.

Dan hampir disaat yang bersamaan, terdengar suara ledakan yang bergema dan seluruh gunung berguncang.

*

“Ap-?!”

Permukaan gunung bergemuruh. Raja Louis menyaksikan momen ketika permukaan gunung longsor seperti ular yang mengganti kulitnya.

Air menyembur keluar kayaknya air mancur dari retakan pergeseran permukaan gunung. Pada saat yang bersamaan tanah dan pasir berlongsoran menuju dasar gunung dengan bergelombang.

Sekitar setengah dari knight order yang mencoba mundur ditelan oleh tanah dan pasir di depan mata Louis.

“Ini absurd sekali──apa kau mengatakan kalau ini dilakukan oleh manusia!?”

[TL: Intinya kalau lawan Baldr, siap-siap aja disuguhi bencana alam. Lol]

Ini adalah pemandangan tidak masuk akal yang hanya dapat disebut sebagai mimpi buruk, bahkan pelayan setia Louis, Arseille yang seorang teladan para ksatria dan komandan yang luar biasa, tak bisa apa-apa dihadapan bencana alam.

Arseille memerintahkan Yellow dan Red Dragon Knight Order dibelakang sampai akhir ketika ia ditelan tanah dan pasir. Tindakannya ini dapat dikatakan hebat sebagai seorang ksatria Haurelia.

Golden Dragon Knight Order yang dipuji sebagai pasukan terkuat Haurelia dimusnahkan bahkan tanpa menyilangkan pedang dengan musuh. Sisa pasukan Haurelia tak bisa apa-apa selain merasakan perasaan kuat akan kekalahan.

Tak mungkin longsor ini adalah kebetulan.

Telinga Louis mendengar suara ledakan yang sepertinya berasal dari bahan peledak yang ia dengar juga pada pertempuran di hari sebelumnya.

Bagaimana bisa perang seperti ini ada? Tidak, memangnya ini dapat disebut sebagai perang?

Baldr Antrim Cornelius. Siapa sebenarnya kau?!

*

Disisi lain, Baldr tidak puas melihat pemandangan dibawahnya.

Seperti yang diduga, kedalaman titik ledakan tidak cukup dipinggir. Atau mungkin karena struktur gunung itu sendiri. Jumlah tanah dan pasir yang longsor kurang dari yang ia perkirakan.

Longsor itu hanya dapat menghancurkan Golen Dragon Knight Order. Dengan jumlah paling banyak hanya sekitar 3000.

[TL: Anjir ini orang belum puas ngebunuh 3000 orang sekali serang.]

Dan juga bahkan dengan pijakan yang buruk karena longsor, jika pasukan Haurelia memiliki tekad, dimungkinkan untuk mereka menyebrangi tanah dan pasir untuk melanjutkan pertempuran.

‘Yah, dengan pikiran normal tak akan mungkin mereka berpikir untuk melanjutkan pertempuran lagi tapi....’

Bahkan jika longsor membunuh musuh lebih sedikit dibanding yang Baldr kira, tapi dampak kepada moral musuh sangatlah besar.

Pada awalnya makhluk yang disebut prajurit akan dibakar semangat sejuangnya dalam menghadapi musuh, tapi mereka akan menampilkan sikap yang berbeda dalam melawan fenomena seperti bencana alam yang mereka tak mungkin bisa lawan.

Tak perlu dikatakan kalau pasukan Haurelia tak mungkin mengetahui kalau Baldr sudah tak memiliki trik apapun lagi di sakunya.

Tidaklah aneh jika Baldr berharap kalau hati musuh hancur dengan ini.

*

“Jangan goyah! Haurelia tak akan memiliki masa depan selama kita belum mengalahkan musuh bebuyutan kita Baldr Cornelius!”

Namun harapan biasanya mengkhianati orang-orang.

Orang yang membangkitkan semangat juangnya sebelum yang lain dapat melakukannya adalah Marquis Andrei Selvi yang juga memiliki dendam pada Baldr.

Marquis Selvi dibakar obsesi yang mirip dengan kegilaan melawan Mauricia. Dia mengerti jika Haurelia dikalahkan disini, tak akan ada pertempuran lain melawan Mauricia lagi.

Dia setidaknya harus menjatuhkan musuh yang ia benci. Jika tidak ia tak akan dapat menemui putra dan bawahannya yang sudah mati.

Pasukan Selvi mulai maju dengan ganas layaknya kemarahan tuan mereka merasuki mereka. Sisa pasukan Haurelia tak mau kalah dan memulihkan semangat juang mereka yang hampir hilang.

──Sialan, baik musuh dan sekutu tidak bergerak seperti yang aku perkirakan.”

Baldr hanya dapat tersenyum canggung tidak peduli seberapa banyak keputusasaan dan kekecewaan mengisi hatinya.

Jika seperti ini, tak ada jalan lin selain mengalahkan Marquis Selvi dan menghancurkan moral pasukan Haurelia lagi.

Baldr bertukar pandangan dengan Mattis dan mereka menuju lereng untuk menerjang pasukan Selvi. Tapi pada sat itu,

“Dasar dingin....Bukankah itu aku yang merupakan musuh bebuyutanmu, tuan viscount?”

[TL:!!]

Angin berhembus dan sesuatu muncul layaknya teleportasi. Beberapa ksatria keluarga Selvi yang berlari ke depan kehilangan hidup mereka tanpa tau apa yang terjadi.

Mata Baldr secara refleks melebar melihat sosok yang sangat familiar dengannya.

Disana terdapat orang yang seharusnya tidak ada disana.

“Silver Light.... Maggot!”



[TL: WOAAA MAMAKEEE! Lagi hamil tua tetap ikut perang.]

Marquis Selvi hanya dapat mengeluarkan bisikan itu dari mulutnya.

Dia tak dapat menahan dendam kesumat yang menyembur keluar dari dalam dadanya.

Marquis Selvi bahkan merasa senang karena akhirnya tiba saat ia memenuhi dendamnya selama bertahun-tahun.

“BUNUH! AKU AKAN MEMBUNUHMU! AKU AKAN MEMBUNUHMU DENGAN SEMENGERIKAN MUNGKIN!”

Baldr sangat panik terhadap pasukan Selvi yang mendekat ke arah Maggot.

“Orang itu! Apa sih yang dia lakukan!?”

Bahkan sang Silver Light Maggot akan kesulitan untuk melawan banyak pasukan dengan tubuhnya yang tidak dalam kondisi terbaik.

Baldr dan yang lain dengan cepat berlari menuruni gunung yang berubah  menjadi kubangan lumpur sambil melupakan bahaya dimana mereka berada.

Ketika pasukan utama Haurelia mulai bergerak menuju Baldr, mereka menyaksikan musuh baru yang muncul dari arah yang tak diduga.

Itu adalah kerumunan pasukan yang bergerak teratur. Jumlah mereka mungkin lebih dari 7000.

Menaiki kudanya di garis depan mereka terdapat gadis cantik yang kelihatannya masih remaja.

Tidak mungkin. Pikiran yang telah muncul dipikiran mereka terus menerus  selama pertempuran Antrim secara menyakitkan muncul di pikiran pasuka Haurelia sekali lagi.

──Terlebih lagi muncul hal yang lebih buruk.

Louis berteriak ke atas langit denga emosi yang telah menghilang.

“Ya tuhan! Sihir jenis apa yang mereka gunakan yang memunculkan pasukan keluarga Randolph dari arah Kerajaan Haureliaku!?”

[TL: Maaf updatenya lambat lagi banyak tugas.]

Posting Komentar

0 Komentar