Diterjemahkan : Kasumi
Diedit : Kasumi
Arc 2 - Peran A dan Pikiran KAI
Bab 31 - Orang yang Memiliki Pengalaman Terburuk "Hei, Kaito..." "...Ada apa?" Ketika Saijo-san berbisik padaku, aku berbisik kembali padanya. Kami sekarang sedang makan siang di bangku yang terletak di halaman saat jam istirahat siang. Tapi kami bukan satu-satunya yang makan di sini sekarang. "Umm... Hei, kenapa adik Momoi menggembungkan pipinya ketika makan? Apakah karena aku di sini?" "Tidak, dia sudah begitu sejak pagi ini, jadi aku rasa tidak ada hubungannya dengan kehadiranmu." Benar, Saijo, Sakura-chan, dan aku sedang makan siang bersama.
Biasanya aku dan Sakura-chan makan siang sendirian, tapi kali ini Saijo bergabung bersama kami. Ini bukan pertama kalinya hal ini terjadi. Saijo sudah makan siang bersama kami sejak beberapa hari yang lalu. Seperti biasanya, Sakura-chan waspada terhadap Saijo, tapi aku senang karena Sakura-chan menempel dan tidak melepaskanku. -Aku bohong. Sakura-chan yang seperti ini membuatku kerepotan. Alasannya adalah, karena dadanya menyentuhku. Ini buruk untuk jantungku. Tapi, karena alasan tertentu suasana hatinya sudah buruk sejak aku bangun pagi ini. Dia tidak mengeluh apapun, tapi pipinya menggembung terus-terusan. ...Ini rahasia kita berdua, aku ingin menyentuhnya sejak tadi. "Untuk sekarang, lakukanlah sesuatu... dia bahkan tidak serius menjawab ketika aku berbicara dengannya." "Mudah untukmu bicara... gadis ini adalah ranjau yang aku tidak tahu kapan akan meletus, dan itu berbahaya terutama ketika suasana hatinya buruk seperti ini, aku juga tidak ingin berbicara padanya." Benar, Sakura-chan biasanya adalah gadis yang baik, dia imut seperti malaikat, tapi terkadang ketika aku menginjak ranjau, dia marah besar. Dia bukan iblis, tapi wajah senyumnya memiliki efek suara yang membuatnya menyeramkan. "...Onii-chan pembohong." "Eh?" Seperti berbisik, dia menggumamkan sesuatu. "Padahal dia berjanji untuk mengajakku bermain... dia tidak mengajakku sama sekali." "...Ah." Jadi begitu, penyebab kemarahannya adalah janjiku untuk mengajaknya bermain! I-ini buruk. Kedengarannya Sakura-chan sangat tidak suka dengan orang yang melanggar janji. Dan sepertinya kadar kemarahannya berbanding lurus dengan seberapa besar antusiasme dia terhadap janji tersebut, dan aku yakin dia sangat menantikannya karena aku berjanji padanya untuk bermain bersama lain kali... B-berpikirlah... Jika aku tidak membuat alasan yang bagus, ini akan menjadi krisis yang luar biasa... "Ini sudah yang ketiga kalinya. Dan juga, Sakura benci pembohong." ...Aku dalam masalah. "Maaf Sakura-chan! Bagaimana dengan hari Minggu?!" Aku berkata dengan reflek. J-jika hanya sehari, aku bisa mengusahakannya. Tidak tunggu, aku tidak punya pakaian yang bagus, jadi aku akan belanja sehari sebelumnya... Dengan kata lain, dua hari terbuang sia-sia. Meskipun rumit, sepertinya aku harus begadang. "...Jika kamu melanggar janji lagi, aku tidak akan berbicara pada Onii-chan lagi..." "Aku akan mengingatnya dengan baik." Kataku pada Sakura-chan, yang pipinya menggembung dan bibirnya cemberut, sementara itu diriku basah dengan keringat dingin. "Jika begitu kumaafkan." Kata Sakura-chan sambil tersenyum. ...Wajah Buddha tiga kali lebih dari ini... Lain kali, senyum ini akan setara... (Catatan: Wajah Buddha murah hati dan tiga kali lebih baik dari senyum Sakura-chan yang sekarang, tapi Kaito bilang dia ingin senyum Sakura-chan setara dengan Buddha.) *Tarik Hmm? Ketika aku dibuat gemetar oleh senyuman Sakura-chan, dia menarik lengan bajuku dan melihatku. Aku melihat wajah Saijo tersenyum berharap... "Jadi Sakura-chan, kamu ingin pergi ke mana?" Aku berpura-pura tidak tahu dan bertanya pada Sakura-chan. "Tunggu sebentar!" Aku dengan enggan melihat ke arah Saijo yang berteriak. "Ada apa...?" "Bukankah ini aneh? Caramu memperlakukanku masih belum berubah!" "Tapi kamu tidak memintaku untuk berubah 'kan? Aku memiringkan kepalaku, berpikir tentang apa yang dia katakan. "Kamu jahat, dasar pembohong! Aku keberatan!" Dia mengatakannya lagi dengan dramatis dan mencondongkan dirinya padaku. Dia dekat... Kebohongan apa yang aku katakan? Tidak, ya, aku tahu aku membingungkan, tapi aku hanya berkata tidak masalah jika dia ingin berada di sekitarku, tapi aku tidak bilang akan menjadi baik padanya. "Jangan bodoh, ayo makan." Ketika aku berkata seperti itu, dia mengeluarkan senyum menyeringai. Ah... sepertinya dia memiliki rencana yang akan sangat menyusahkan... "Hei, adik Momoi, Kaito bilang aku boleh bersamanya selama yang aku mau, tapi dia memperlakukanku seperti ini. Bagaimana menurutmu?" Setelah berkata begitu, Saijo mendekati Sakura-chan dengan wajah sedih. Huh? Apa yang dia lakukan mengatakan hal ini pada Sakura-chan? Gyuuuuuuuu! (Efek suara peluk, clingy) ...Ah, aku tidak mau lagi... "S-Sakura-chan, kamu menyakiti Onii-chan...?" Aku berkata seperti itu dan dengan takutnya berseru kepada Sakura-chan yang mendekap tangan kananku. Jujur, dekapan Sakura-chan tidak terlalu kuat dan tidak sakit sama sekali, tapi ada sesuatu yang menyentuh lenganku, membuatku dipenuhi rasa bersalah. "Fufu, Onii-chan, bukankah aku berkata padamu dan Onee-chan untuk tidak mengatakan sesuatu yang sugestif, tapi sepertinya kamu tidak belajar dari kesalahanmu sama sekali." Kemudian Sakura-chan mendongak ke arahku, tersenyum. Tentu saja dengan atmosfir mengancam di sekitarnya. "Sakura-chan, ada alasan untuk ini..." "-Onii-chan playboy." Ketika aku membuka mulut, Sakura-chan tiba-tiba memotongku. ...Apa yang harus aku lakukan? Karena gal pirang sialan ini, citraku jatuh di pikiran Sakura-chan... Aku memalingkan pandanganku sejenak dan melihat ke arah Saijo. "Jadi apa masalahnya?" "Ah, kamu masih bersikap seperti itu? Hey, adik Momoi..." "Okaaaaaaaay-, ayo kita dengar apa yang dia katakan." Aku mengubah sikapku untuk mendengarkan Saijo, sebelum dia mengatakan sesuatu pada Sakura-chan. Sakura-chan melihat kami dengan pandangan curiga. "Aku ingin bermain dengan Kaito juga!" Saijo mencondongkan badannya ke arahku lagi ketika mengatakan itu. "... Sayang sekali. Jika bukan karena kelakuanmu tadi, aku mungkin setuju untuk bermain denganmu, tapi aku sudah dilabeli playboy oleh Sakura-chan. Itulah kenapa aku menolak karena itu akan memperburuk reputasiku." Aku menyeringai dan berusaha membalasnya. "Maksudmu pasti tidak begitu 'kan? Senyumanmu membuatku kesal!" Aku memberikan senyum kemenangan pada Saijo ketika dia berkata begitu. "Onii-chan, kamu sangat buruk..." Gumam Sakura-chan. ...Aku dalam masalah... Benar, itulah apa yang orang pikirkan jika dirimu bersikap seperti ini... "Sakura-chan, ini hanya candaan kita berdua, jangan dianggap serius, oke?" "Jadi kamu akan bermain denganku juga 'kan?" Saijo yang mendengar pembelaanku mengatakan itu, Jadi... pilihan mana yang benar? Jika aku menolak Saijo, Sakura-chan akan berpikir bahwa aku orang yang sangat buruk, tapi jika aku setuju untuk bermain, aku akan dilabeli playboy... yep, aku benar-benar tidak bisa memilih! Aku tidak akan memilih keduanya! Tidak ada jawaban yang benar! Pada akhirnya- "Baiklah, aku setuju. Tapi aku sudah penuh bulan ini, jadi tunggu bulan depan..." -Jawabku Aku lebih memilih dilabeli sebagai playboy daripada orang yang sangat buruk. Secara tidak sengaja dekapan Sakura-chan menjadi lebih erat, tapi aku tidak menghiraukannya lagi. Karena jika aku menghiraukannya, situasinya akan jadi lebih buruk... "Hore! Jika begitu Hari Tanabata tanggal 7 Juli kedengaran bagus!" Tanabata ya... Yeah, aku yakin tidak punya rencana pada hari itu. "Baiklah." "Woah- thank you!" Aku mengangguk pada Saijo dan dia berterima kasih padaku dengan senangnya. "Oh- hari itu adalah..." "Adalah?" Setelah aku menjawab Saijo, Sakura-chan melihatku dan bergumam. Sakura-chan mengalihkan pandangannya ke arah Saijo. Saijo terlihat senang sambil memakan makan siangnya. "Tidak, bukan apa-apa." Kemudian Sakura-chan menggelengkan kepalanya. Apakah ada sesuatu? Tapi, dia berkata tidak ada apa-apa, jadi aku mengasumsikan tidak ada apa-apa. Setelah itu, aku diapit dengan Saijo yang terlihat memakan makan siangnya dengan bahagia, dan Sakura-chan yang makan siang dengan wajah enggan. Part 2 "Hei, umm, punya waktu sebentar?" Aku sedang mengerjakan program di kamarku ketika Momoi yang sedang membaca novel mendekatiku. "Kamu ingat pernah berjanji untuk keluar denganku bukan?" "Iya, benar." Aku mengangguk. Ketika aku mengingat janji yang kubuat dengan Sakura-chan, aku juga mengingat janji yang kubuat dengan Momoi. Jadi aku tahu dia akan membicarakannya cepat atau lambat. Meskipun aku tidak mengira dia akan membicarakannya hari ini. "Apakah bisa kita melakukannya pada saat Tanabata?" Momoi bertanya dengan tersenyum manis yang dipenuhi dengan antisipasi. Tanabata ya... Aku sudah berjanji pada Saijo. "Maaf, tidak bisa. Aku sudah punya jadwal." "Eh...?" Ketika aku mengatakan itu senyum Momoi menghilang. "Maungkinkah... dengan Saijo-san?" Aku menimbang apakah lebih baik jika jujur atau berbohong, tapi seketika aku berpikir bahwa akan lebih baik jujur. "Begitukah...?" Gumam Momoi, yang kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu. ...Aku melakukan sesuatu yang buruk 'kan...? Tapi Saijo memintaku terlebih dahulu, aku tidak bisa berkata tidak sekarang... "Tidak bisakah kita melakukannya di lain hari?" Tanyaku pada Momoi, yang berjalan lunglai menuju pintu. Jika Momoi menginginkan hari lain, aku bisa mengosongkan jadwalku. Tapi Momoi menjawab- "Aku tidak ingin bermain lagi!" -Dan dia menolak, berteriak padaku dengan air mata mengalir di wajahnya. "Eh?" Aku terkejut dengan kelakuan dan ekspresinya. ...Eh, kenapa dia menangis sekeras itu...? Memang benar Tanabata populer di kalangan sejoli, sampai disebut Natal Musim Panas, tapi tidak perlu sampai seperti itu juga kan? Aku tidak tahu kenapa... Atau apakah ada sesuatu yang tidak berhubungan dengan Tanabata? ...Aku ingat 7 Juli adalah hari lain selain Tanabata ketika aku berargumen dengan Momoi... Hari apa yang dia bicarakan waktu itu? "---!" Celaka, 7 Juli adalah hari ulang tahun Momoi! Itulah kenapa dia marah! Aku meninggalkan kamar dengan terburu-buru menuju kamar Momoi. "Maaf, Momoi! Aku akan menolak permintaan Saijo, jadi ayo kita lakukan tanggal 7 Juli!" Aku mengatakannya dengan keras pada Momoi dari depan pintu agar dia mendengarnya. "Aku tidak peduli! Tidak peduli! Cukup! Kenapa kamu tidak lakukan saja dengan Saijo-san sendiri!" "Maaf... Aku lupa hari itu adalah ulang tahun Momoi..." "-! Dasar sampah! Aku sangat membencimu! Aku bahkan tidak ingin melihat wajahmu lagi! Keluar dari sini!" "Momoi..." ...Aku benar-benar bodoh... Kenapa aku mengatakan jujur padanya aku lupa hari ulang tahunnya? Tidak heran Momoi sangat marah... Aku menyakitinya lebih dari sebelumnya... Aku terus meminta maaf, tapi Momoi tidak menerimanya. Part 3 "Selamat pagi..." "Ah- Selamat pagi, Onii-chan... Ada apa?" Sakura-chan, yang melihat keadaanku, bertanya khawatir. "Ah, tidak, hanya saja aku bekerja sampai malam dan belum cukup tidur..." Aku dengan sigap berbohong pada Sakura-chan. ...Tidak, aku jujur tentang belum cukup tidur... Pada akhirnya, aku tidak bisa berhenti memikirkan Momoi. "Begitu... Jaga kesehatanmu oke? Onee-chan mengirim pesan padaku berkata dia tidak masuk sekolah karena flu hari ini." ...Gadis itu, dia akan bolos sekolah... Jika aku tidak salah, bukankah dia memliki prestasi selalu hadir? Setidaknya, dia selalu masuk sekolah sejak mulai tinggal bersamaku. "Maaf, aku akan melihatnya." "Tunggu!" Ketika aku akan ke kamar Momoi, Sakura-chan menarik lenganku. Aku melihat Sakura-chan. Sakura-chan menggelengkan kepalanya. "Aku pikir kamu harus membiarkannya dulu sekarang..." Dia mengatakan itu, sepertinya dia sudah tahu... "Apakah kamu mendengar kami?" "Benar, itulah kenapa lebih baik biarkan dia sekarang." Sakura-chan kemudian tertawa dengan wajah kesusahan. ...Jika anak ini berkata seperti itu, aku tidak punya pilihan lain... Untuk sekarang, ayo minta maaf ke Saijo dan memintanya untuk mengganti jadwal... Part 4 "Ahh... Kamu serius?" Segera setelah aku sampai di sekolah, aku menuju Saijo dan memberitahunya di tempat yang sepi tentang Tanabata adalah ulang tahun Momoi dan keinginanku untuk mengubah jadwal bermain kami. "Aku tahu ini egois, tapi bisakah kamu membantuku?" Ketika itu, dia terlihat senang karena waktu yang sudah kami sepakati adalah saat Tanabata. Itulah kenapa memintanya seperti ini juga menyakiti hatiku. Tapi saat ini aku haru memprioritaskan Momoi. Saijo menggaruk pipinya terlihat kesusahan, dan menatap mataku. "Baiklah, tidak masalah. Mau bagaimana lagi jika itu alasannya... Jadi begitu, Momoi juga sama..." Aku tidak bisa mendengar akhir dari perkataannya. "Terima kasih. Jadi, kapan kamu ingin bermain?" Aku berterima kasih pada Saijo dan memastikan tanggal untuk kami sepakati. Seperti dugaanku, jika hal seperti ini terjadi, aku yang harus menanyakan pergantian jadwalnya. "Jika begitu, minggu setelah Tanabata tidak masalah." Saijo tersenyum ketika berkata begitu. Tidak masalah jika bukan pada saat Tanabata? Aku memikirkannya dan melihat wajah Saijo. Pandangannya teralih dariku dan dia tidak sadar aku menatapnya, untuk sesaat ekspresinya sedih. ...Aku benar-benar minta maaf Saijo... Setidaknya, aku akan membuat dia bersenang-senang sesukanya ketika dia bermain denganku lain kali. "Hey, Kaito..." "Ada apa?" "Kamu tahu- Aku hanya memberikan waktu pada Momoi sekarang, tapi aku tidak akan menyerah tentangmu Kaito, tidak peduli secinta apa kamu pada Momoi!" Saijo mengatakan itu dengan senyum dan berjalan ke arah kelas. Aku tidak tahu apa yang dia salah pahami. Ah- Dia tidak tahu bahwa kami menjadi keluarga sekarang. Momoi mungkin ingin bermain dengan saudaranya pada hari ulang tahunnya. Dan dia marah karena aku melupakan hari ulang tahunnya dan malah membuat janji lain. Mungkin, Sakura-chan berseru pada Momoi. Meskipun begitu, aku tidak bisa tidur sama sekali hari ini padahal aku kurang tidur semalam... Programnya sudah selesai, tapi aku takut aku membuat kesalahan karena kurang tidur. Aku akan tidur di UKS hari ini... Setelah itu, masalahnya adalah bagaimana aku meminta maaf pada Momoi 'kan? Tidak baik untuk selalu mengandalkan Saijo, dan Sakura-chan berkata untuk membiarkan dia sendiri... Aku sudah lama tidak mengontaknya, jadi aku akan mengontaknya dan menanyakan hal ini padanya... Wanita muda itu, dia mungkin akan mendengarkanku dengan serius.
Sebelumnya | Index | Selanjutnya
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom