How to Keep a Distance form a Beautiful Girl Vol 1 chapter 3-3

 

"Jika itu kusuba-san"

Penerjemah : Alfa
Diedit : Alfa

“Baiklah, aku akan menyiapkan Barusan-nya.”

Pada akhirnya, sudah diputuskan kalau Tachibana akan datang kerumahku.

Dan, sudah jelas, benda-benda yang sebaiknya tidak boleh dilihat telah disembunyikan dengan baik.

Juga, aku sedikit membersihkan ruangannya,

Karena biasanya itu memang benar-benar berantakan.

Selama tidak ada orang yang berkunjung, aku dapat hidup dengan nyaman.

“Terima kasih.”

“Tunggu setidaknya selama 2 jam, mereka akan pergi setelahnya.”

“Ya... Itu benar-benar bagus.”

“Kau membuat wajah yang menyeramkan...”

Atau itu adalah ekspresi kesal?

Omong-omong, tidak ada yang mencolok di ruangan Tachibana.

Tidak ada cucian ataupun baju yang berserakan.

Kata-kata, “rapi” akan cocok dengan itu.

Yah... itu adalah berkah.

Atau dia mungkin tidak akan mengijinkanku masuk ke dalam ruangannya.

“Ini, ponsel milikmu, ya kan?”

“Ahh... ya, Maafkan aku telah menyebabkan masalah.”

“Tidak, itu baik-baik saja.”

Aku menemukan ponselnya di tempat tidurnya.

Jadi aku mengambilnya. Itu punya bau dari futon diatasnya.

Tapi tentu saja aku tidak mengendusnya secara sengaja.

“Itu tidak punya casing ponsel di atasnya.”

“Ya, lebih mudah menggunakannya seperti ini. Jika kau tidak menjatuhkannya.”

“...Itu benar”

Sekali lagi, secara mengejutkan, aku mempunyai cara pandang yang sama dengannya.

Seperti biasanya, pemikiran kami saling tumpang tindih satu sama lain.

Aku tidak akan terkejut sama sekali.

“Sekali lagi terima kasih, Kusuba-san.”

Tachibana duduk diatas bantal duduk lalu membungkuk.

(TN: Duduk “Seiza.”, lalu membungkuk.)

“Tidak perlu khawatir tentang itu, aku tidak menggunakan Barusan bagaimanapun juga.”

“Benarkah? Lalu kenapa kau memilikinya?”

“Ayahku memberikannya padaku ketika aku mulai hidup sendiri.”

Dan apalagi yang dia beri...

Sebuah futon dan kursi.

Ketika aku mengutuk ayahku tentang cara berpikirnya yang aneh, aku tiba-tiba menyadari sesuatu.

Alasan kenapa aku terlambat menyadarinya adalah karena itu adalah hal yang sangat normal untukku.

“Kusuba-san juga hidup sendirian.”

“Yah... jadi kau juga.”

Tidak terdapat terlalu banyak siswa sekolah menengah atas yang hidup sendirian,

Ini, seperti kita memiliki kesamaan.

Alasan aku hidup sendiri adalah karena ayahku menginginkanku mendapat “kekuatan hidup”.

Yah... aku benar-benar tidak mendapatkannya sama sekali sampai sekarang.

“Aku akan membalas hutang budiku di masa depan.”

“Kau tidak perlu... nah, meski aku mengatakan itu, aku tidak berpikir kau akan mendengarkannya.”

“Ya, tepat sekali.”

“Aku mengerti...”

Sudah cukup jelas dilihat dari insiden makan siang kalau percuma berdebat dengannya.

Itu akan lebih aman untuk menerimanya dengan lapang dada.

“Kusuba-san.”

“Ya?”

Tachibana menghindari kontak mata denganku dan melihat kearah lain.

Saat aku melihat kesekeliling ruanganku, dia lanjut berbicara. 

“Aku pikir kamu adalah orang yang baik...”

“...Terima kasih.” 

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Kalau ada kesalahan translate silahkan bilang di komen.

Terimakasih udah baca.

~Alfa~

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Posting Komentar

0 Komentar