About the Reckless Girl Vol.1 chapter 0-1


"Prolog (1)"

Penerjemah : Alfa
Diedit : Alfa

[Di bawah salju]

“Aku berangkat,” Kataku sambil meninggalkan rumah.

Diluar, salju tebal putih jatuh ke tanah. Matahari tertutup oleh awan yang menyelimuti langit, dan area sekitar nampak remang-remang dengan sinar di sekelilingnya.

Aku membuka payung dengan tangan kecilku dan berjalan perlahan, meninggalkan jejak kaki kecil pada tumpukan salju. Jalannya, atapnya, dan pohonnya sepenuhnya diselimuti salju. Dunia telah sepenuhnya berwarna putih.

Bahkan nafas yang keluar dari mulutku berwarna putih.

Daerah ini bukanlah daerah yang cenderung bersalju lebat. Walaupun begitu, setiap tahun, salju jatuh dari langit dengan cara yang sama. Mendinginkan seluruh dunia. Salju menumpuk bahkan di payung yang kupegang. Dengan langkah pendek, aku melangkah dengan hati-hati, mencoba agar kakiku tidak terjebak kedalam salju saat menuju ke tempat tertentu.

Aku dapat mendengar suara piano di dekatku yang datang entah darimana. Itu adalah suara yang cantik, tapi itu seharusnya adalah seorang anak kecil yang sedang berlatih di dekat sini. Itu adalah suara yang bahkan diriku, seorang amatir dalam piano, dapat mengatakan bahwa itu datang dari seseorang yang berpengalaman.

Di dalam rumah lebih hangat daripada di luar. Sistem pemanas sihir sepenuhnya telah dikembangkan dan menjaga ruangan dalam suhu yang nyaman. Sebagai perbandingan, dunia luar sangat, sangat dingin, meski itu telah diperkirakan melihat semua salju yang menumpuk di luar.

Dunia putih dimana kehidupan tertidur dalam damai. Para binatang mengurung diri di dalam sarang mereka, pepohonan kehilangan daunnya dan menghentikan aktifitas mereka. Aku berjalan perlahan menyusuri jalan setapak ini, membuat jejak kaki kecil di dunia putih.

Pada waktu itu, seorang perempuan muncul di hadapanku.

“Zeke! Aku sudah menunggumu!”

“.......”

“Aku tidak akan kalah hari ini! Ayo kita selesaikan ini...!”

Di tengah-tengah salju yang turun, perempuan itu menaruh tangannya di pinggangnya, membusungkan  dadanya, dan berseru keras kepadaku.

Perempuan itu memakai sebuah catsuit di atas rambut biru pucat dan jaket hangatnya. Jaket merahnya terlihat bagus pada rambut biru miliknya. Itu memberikannya aura percaya diri dan kesan bersemangat pada orang lain.

Namanya adalah Anya. Dia adalah temanku sesorang yang pergi ke tempat yang sama denganku. Dia berusia sepuluh tahun, umur yang sama denganku. Dia masih muda, seorang anak kecil.

“...Apa kamu menunggu pada saat cuaca bersalju?”

“Aku tidak peduli, kamu akan menjadi rival seumur hidupku!”

(TN: dia bilang çµ‚生(shusei) yang berarti seumur hidup)

Anak perempuan itu menggunakan kata “hidup”. Itu mungkin kata yang baru saja dia pelajari. Intonasinya sedikit berbeda dari biasanya. Aku tidak mampu menahan diri dan terkikik pada pemandangan dirinya yang terlihat sangat bangga. Melihatku seperti ini, Anya menggembungkan pipinya dengan frustasi.

“Hanya saat ini kamu dapat puas dengan dirimu sendiri, bagaimanapun, aku jenius.”

Perempuan itu tidak memegang payung. Terlihat jelas terdapat salju di atas kepala dan pundaknya.

“Apakah kamu ingin berbagi.... payung denganku?”

Itu memalukan untuk berbagi payung dengannya, tapi kupikir aku akan menjadi seseorang yang buruk kalau aku tidak menanyai dia.

“Aku tidak peduli. Ayo segera pergi.”

Itu benar kalau beberapa anak mungkin tidak membawa payung ketika cuaca bersalju. Dia berlari kedepan dengan langkah cepat. Aku menghela nafas dan dengan pelan mengikutinya saat dia berbalik dan menatapku.

Kami berdua berjalan melelalui salju bersama.

Jejak kaki dari dua orang yang berbeda membekas di atas tanah di belakang kami. Jejak kaki Anya berserakan di atas salju saat dia bergerak di sampingku, berjalan dengan langkah lebih lambat daripada sebelumnya.

 

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Chapter dibagi menjadi beberapa part, biar lebih cepet upload.

Terimakasih udah baca.

Kalau ada kesalahan translate silahkan bilang di komen.

~Alfa~

<<>><<>><<>><<>>-:<>:-<<>><<>><<>><<>>

Daftar isi | Selanjutnya

Posting Komentar

0 Komentar