“Jadi, disini”
“Ya, Disini adalah tempat yang aman, Sebelah sini”
Aku dibawa untuk duduk di tangga menuju atap.
Bagaimanapun, Atap sekolah kami selalu tutup.
Karena itu, Tidak ada yang datang kesini.
Itu seharusnya pilihan wajar, Tapi Tak apa.
Kami duduk bersebelahan di tangga, Kami membuka kotak makan
siang bersamaan.
“Oh..!”
“Ini terlihat cukup bagus,” Kataku.
Daging, sayuran, telur dan ikan.
Ini adalah bento yang cukup bagus dengan komposisi yang
sempurna dari warna dan bahan.
Ini sudah pasti benar-benar berbeda dari bento supermarket.
Aku belum mencicipinya sekarang, Tapi aku merasa rasanya
pasti enak.
“Ini”
“Hmm…? Oh.. Makasih”
Aku menerima wadah sumpit yang modis dengan warna merah, lalu
aku menepuk tangan ku.
“Itadakimasu”
“Itadakimasu”
“Coba cicipi sedikit Tamagoyaki-nya ”
(TN: Tamagoyaki- Makanan jepang yang dibuat dari telur)
“Un… ini lezat”
Itu bisa dibilang tamagoyaki terlezat yang pernah kusantap
selama ini.
“Yah,,,sungguh? Terima kasih atas sanjunganmu”
Ketika aku mengatakan itu, Tachibana tersenyum samar dengan
wajah yang terlihat puas.
Lucu dan lezat.
Sumpitku bergerak maju tanpa ada tanda akan berhenti, dan
semuanya dengan mudah masuk ke dalam perutku.
Itu mungkin adalah makan siang terbaik yang pernah
kudapatkan.
“… Itu lezat. Gochisousama”
“Terima kasih atas pujian darimu, aku sangat menghargainya”
Aku mengemasi kotak makan siangnya da mengembalikannya ke
Tachibana.
Setelah menerimanya, Tachibana menyelesaikan makan siangnya.
“Terima kasih untuk hari ini” katanya,
“Tidak.. Ini baik-baik saja. Aku melakukannya karena aku
kesal”
“Itu menjijikkan, bukan begitu”
“Apa yang dia katakan, ya”
…
Sebelum aku menyadarinya, aku bisa berbicara dengan
Tachibana secara normal.
Itu mungkin berkat makanan lezat tadi.
Tapi rasanya aku tidak peduli dengan alasannya.
“Dia seharusnya bahagia sebab aku mendengarnya,”
“…hmm.”
“Aku menolaknya, tapi tetap saja” dia berkata. “Dia punya
keberanian untuk menanyakan kenapa, Kenapa aku menolaknya, dan sekarang bahkan
mengeluh?”
“…Mhm”
“Itu sangat egois,” katanya. “Itulah kenapa aku…”
“Ya …”
Aku menyadari kalau Tachibana membuat wajah aneh.
Uh oh, Aku terlalu banyak berbicara.
Itu sepertinya sangat kasar.
Aku menemukan kisah menjengkelkan.
“Uhhh… ya, aku setuju”
“Tidak. Maaf, Aku hanya mulai mengoceh dan mengatakan
sesuatu yang acak”
“Oh, ya. Maksudku…”
“Kusuba-san, kamu itu…”
Pada saat itu, dering lonceng terdengar, yang menenggelamkan
kata-kata Tachibana.
Sepertinya dering lonceng terdengar sangat berisik disini.
Ini dia, waktu yang sudah kutunggu.
Aku bangun dan melihat ke arah Tachibana.
“Bye” kataku, “Terima kasih”
Aku pergi menuruni tangga meninggalkan dia dengan hanya 2
kata.
Itu adalah tanda berakhir.
Hubungan antara aku dan Tachibana sekarang berakhir.
Aku sebaiknya tidak membicarakan tentang itu sama sekali.
Itu adalah jalan yang kupilih. Jalan yang “benar” untuk
hidup.
Jadi Aku tidak meninggalkan apapun dibelakangku, aku juga
tidak memperhatikan garis yang tenggelam dalam dentingan lonceng.
_________________________________________________________________
“…sepertiku,” lengkap Tachibana, tapi disana tidak ada seorangpun yang mendengarnya.
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom