Aku mendengar suara Shreegan yang datang dari halaman.
"Mereka disini!"
“Apa!? Ini masih terlalu dini!”
Dengan gugup aku bergegas keluar kamar dengan pakaian
formal.
"Yang mulia! Jaga sopan santunmu!”
Aku ditegur kepala pelayan yang menangkapku sedang berlari.
“Aku mendengar bahwa Serea sudah ada di sini! ”
“Saya akan memandumu ke ruang resepsi dan memberitahukannya
padamu. Tolong tunggu sebentar."
“Aku tidak ingin menunggu itu!”
Hari ini adalah hari dimana Serea bertemu dengan raja untuk
pertama kalinya. Karena dia adalah tunanganku seluruh keluargaku akan
hadir, yang terdiri dari ibuku, ratu, kakak perempuan, adik laki-lakiku dan dua
adik perempuanku.
Sebaliknya Serea datang sendirian dengan ayahnya, Duke
Colette.
Sepertinya Serea *secara teknis* memang pernah
bertemu sebelumnya dengan raja, tapi dia—masih balita pada waktu
itu dan karena itulah dia tidak mengingatnya, jadi ini adalah tugas
resmi pertamanya sebagai seorang tunangan pangeran.
Dia pasti merasa putus asa, jadi aku harus berada di sisinya
saat ini.
Setelah keluar dari aula, aku langsung berlari ke
gerbang utama, dan Shreegan, pengawal kerajaan, berlari mengejarku.
"Yang mulia! Tunggu, tunggu! Berhenti!"
"Apa!?"
Aku berhenti berlari dan berbalik kemudian dia meraih
lenganku.
“Yang Mulia, kau tidak bisa lari untuk menyambut seseorang
dalam situasi seperti ini. Seorang pria harus berdiri teguh di aula tanpa
bergerak dan menunggu. Kamu mengerti? Ini seperti menari.”
“Ya, aku mengerti.”
Aku kembali ke aula, melewati deretan pelayan yang berbaris,
dan berdiri di samping kepala pelayan, Parker, di tangga depan Aula.
“Yang Mulia, anda akan menyapa
mereka sendiri?"
Kepala pelayan sedang menatapku sambil menyeringai.
“Ya, tunangan kesayanganku akan datang, jadi aku
harus menjadi orang pertama yang dia temui ketika datang ke kastil.”
“Akan sangat bagus jika ini menjadi sesuau yang baik untuk
ditiru.”
Saat aku meluruskan punggungku, sebuah kereta
beroda empat mendekat dengan suara tapak kaki.
Setelah berhenti di sebelah kami, yang pertama turun dari
kereta adalah Duke Colette. Setelah itu pintu kedua dari kereta
dibuka, dan setelah mengambil ‘tangan’ ayahnya, Serea dengan mengenakan gaun
melangkah keluar dari kereta.
Dia mengenakan blus putih, dengan pita di dada, mantel hitam
dan rok hitam. yang elegan dan rapi, dan tidak memiliki kesan
mencolok, sangat cocok dengan rambut hitamnya yang panjang.
Serea mulai menghampiri kami, saat dikawal oleh Duke.
“Saya sangat senang diundang hari ini. Saya ingin
mengucapkan terima kasih untuk memberi putri saya kesempatan untuk bertemu
dengan Yang Mulia Raja.”
“Terima kasih telah menyempatkan waktumu untuk menemui kami
pangeran Shin. Saya adalah putri pertama dari Duke Colette, Serea
Colette. Sebuah kehormatan besar untuk bisa bertemu dengan Yang Mulia Raja
hari ini. Terimalah salam saya.”
Setelah dia mengatakan itu, dia menjinjing ujung gaunnya dan
membungkuk.
“Terima kasih telah menerima undangan hari ini. Mari
kita pastikan bahwa hari ini adalah hari yang baik. Kalau begitu, izinkan
saya membimbing anda.”
Aku memukulkan tinjuku ke dada dan membungkuk. Setelah
itu aku mengulurkan tanganku, dengan telapak tanganku menghadap ke atas.
Serea menatapku dengan tatapan bingung.
“(Serea, tanganmu, tanganmu!)”
Ini seharusnya menjadi pendamping.
Bingung, Serea meletakkan tangannya di tanganku.
"Aku akan menunjukkan jalannya."
Parker memimpin jalan menuju ke bawah dengan tangan terulur.
"Hah? Bukankah resepsinya seharusnya menjadi
tujuan pertama kita?”
"Dia telah menunggu dengan gelisah di atas
takhta."
Aku penasaran. Semua orang sangat ingin bertemu
dengannya? Serea pasti gugup.
Aku melirik ke belakang dan melihat Duke menyeringai dan
mengikuti kami.
Kurasa tidak ada gunanya dia gugup sekarang, karena dia
adalah teman lama ayahku, sang Raja.
Para penjaga membuka pintu, dan kami diantar ke ruang
singgasana.
Kami melanjutkan menuju raja, sambil menginjak karpet
merah.
Ayahku mengejutkannya mengenakan setelan sederhana, itu sama
sekali tidak memberikan kesan seorang raja. Itu adalah pakaian yang
biasanya dia pakai saat melakukan tugasnya yang biasa. Berdiri di samping
takhta adalah ibuku, kakak perempuan dan adik-adikku juga tidak mengenakan
pakaian formal mereka.
Mereka mengenakan pakaian yang biasa mereka pakai di rumah
di antara keluarga. Sepertinya mereka mengatakan bahwa ini bukan tempat di
mana kau harus gugup, dan kau tidak perlu terlalu berhati-hati dengan
kata-katamu, kau dapat melihat bahwa mereka melakukan ini karena pertimbangan
yang serius.
Aku berjalan berdampingan dengan Serea yang meremas
tanganku. Rasanya dia gugup dan kaku.
Bersama-sama, kami berhenti di depan Raja, aku berlutut dan
menundukkan kepalaku, sementara Serea menjinjing ujung roknya, dan membungkuk.
Aku kira aku akan memulainya dengan kalimatku.
“Yang Mulia, terima kasih telah memberikan kesempatan
pertemuan hari ini. Saya putra sulung anda, Shin. Saya datang hari
ini untuk meminta izin anda untuk memperkenalkan tunangan saya, Lady Serea
dari keluarga Colette.”
Selanjutnya giliran Serea.
“Terima kasih banyak atas undangan hari ini. Saya Serea
putri tertua dari keluarga Colette. Merupakan kehormatan besar untuk dapat
bertemu dengan Yang Mulia hari ini. Terimalah rasa terima kasihku yang
terdalam.”
Itu adalah salam yang sama dengan yang dia berikan di aula
masuk huh.
“Baiklah, kalian boleh mengangkat kepalamu.”
Kami berdua mengangkat kepala.
“Lady Serea. Kamu sudah dewasa. Terakhir kali aku
melihatmu, kamu masih bayi.”
“Tuan Hurst sangat senang ketika dia akhirnya mendapatkan
seorang putri sehingga dia datang untuk menunjukkannya kepada kami. Aku
bahkan memelukmu dalam pelukanku, meskipun aku tidak berpikir kamu dapat
mengingatnya.
Baik ibu dan ayah terlihat bahagia.
“Saat itu, aku bercanda mengatakan bahwa kamu harus menjadi
istri Shin, tapi aku sangat senang bahwa itu benar-benar terjadi sekarang. Mulai
sekarang, kalian berdua harus mengabdikan diri satu sama lain, saling mendukung, belajar
banyak hal bersama, dan persiapkan dirimu untuk suatu hari mewarisi
takhta.”
"Kata-kata anda sangat kuhargai, dan saya akan
mengingatnya."
"Saya sangat berterima kasih atas kata-kata baik anda."
Kami membungkuk bersama.
“Bagus, sekarang biarkan aku melihat wajahmu dengan lebih
baik.”
Setelah mengatakan itu, ayah turun dari takhta dan turun
kehadapan kami.
Dia berdiri di depan Serea dengan ramah, lalu berlutut dan
tersenyum.
Seolah diberi aba-aba, ibu dan saudara-saudaraku mengepung
kami.
“Dia benar-benar cantik. Kerja bagus, Hurst!”
“Aku masih agak enggan untuk menikahkannya, tapi jika
pangeran adalah pasangannya, dia seharusnya tidak memiliki kekurangan, aku
kira tidak ada yang bisa aku lakukan tentang hal itu. Hahahahahaha!”
“Apakah kamu tidak puas dengan anakku?”
"Tidak tidak tidak, aku tidak pernah
mengatakan itu."
“Benarkah begitu?”
Dia mengatakan itu dan mulai tertawa. Mereka sangat
dekat bukan, ayahku dan Duke.
“Dia sangat manis!”
Kakak perempuanku juga terlihat sangat bahagia.
Sepertinya dia melihat poin bagus Serea juga.
“Kamu adalah kakak perempuan kami, kan?”
“Ya, dia terasa lebih seperti kakak perempuan, daripada
Elder sister.”
(TN: Dia ngerasa kalo Serea lebih seperti kakaknya daripada
‘kakak kandungnya’)
Sepertinya adik perempuanku sedang jahil. Mungkin
karena Serea jauh lebih dekat dengan mereka dalam usia dibandingkan dengan
kakak perempuan kami. Serea di sisi lain menjadi bingung dan tersipu malu.
“Tidak perlu takut. Kita sudah menjadi
keluarga. Kamu tidak perlu gugup tentang apapun Lady Serea.”
"Tepat. Tidak apa-apa bahkan jika kamu membuat
kesalahan atau tidak sopan. Aku sudah melihatmu sebagai salah satu putriku
sendiri.”
Ibuku dengan lembut mengusap matanya dengan sapu tangan.
“Jika Lady Karen masih hidup, betapa bahagianya dia....”
“Istriku meninggalkan aku dengan putri bungsu kami, jika
kamu memperlakukannya dengan buruk, aku akan memulai pemberontakan untuk menggulingkan
keluarga kerajaan, kamu tahu. ”
Aku mengerti bahwa kalian berdua dekat Duke, tetapi bisakah
kau tidak mengatakan hal-hal seperti itu, bahkan jika itu untuk
lelucon? Aku mungkin akan berakhir memutus pertunangan dengan Serea, kau
tahu? Tidak masuk akal bagi suatu negara untuk jatuh hanya karena
ketidaksetiaanku.
“Jangan katakan hal-hal berbahaya seperti itu Hurst. Shin
disana, kamu seharusnya mengatakan itu padanya, bukan kepadaku."
Jangan memaksakan tanggung jawab kepadaku dengan begitu
lancar ayah.
“Mari kita akhiri semua pembicaraan kaku ini di sini dan
mari kita semua meminum teh. Ayo pergi ke ruang resepsi... tidak lebih
baik ke taman.”
"Sebelum itu ayah."
“Ya?”
Semua orang berhenti saat mendengar kata-kataku.
"Ada sesuatu yang harus saya katakan kepada Yang Mulia
Raja."
“Bicara.”
Nah, ini adalah sesuatu yang harus aku katakan. Ini
persiapan yang harus aku lakukan untuk demi masa depan.
"Kami masih sepuluh tahun, kesadaran kami sebagai putra
mahkota dan permaisuri, tekad kami masihlah dangkal dan saya tidak bisa jujur
mengatakan bahwa itu sekarang sudah cukup."
"Dan?"
“Dan karena itu, kami ingin menjadi orang yang memutuskan
kapan kami akan menikah. Kami berencana untuk membicarakannya di
sendiri dengan hati-hati, dan ketika saatnya tiba kami akan menikah.”
“......Itu sudah pasti. Untuk keluarga kerajaan dan
juga keluarga Duke, fakta bahwa pertunangan itu ada sudah cukup untuk memenuhi
tujuan kami. Tidak ada alasan untuk terburu-buru. Sesuai dengan adat
istiadat, adalah hak untuk kalian memutuskan kapan kalian akan
menikah. Aku akan menyerahkannya pada kalian berdua.”
"Terima kasih banyak!"
Baik! Aku mendapat persetujuannya!
“Namun, aku dan Duke adalah orang tua dan seperti orang tua
lainnya, kami ingin melihat wajah cucu kami, jadi jangan membuat kita menunggu
terlalu lama, oke?”
(TN: Punten, lu ngomong gitu ke bocil 10 tahun, WTF)
“Tentu saja kami akan melakukannya.”
“Kehidupan seseorang adalah hal yang cepat
berlalu. Tidak hidupku, tidak juga kehidupan Duke yang akan
bertahan selamanya. Itu adalah sesuatu yang bisa berakhir bahkan hari ini
atau besok. Tak perlu dikatakan, mulai saat ini, selalu
ingat tekadmu untuk naik takhta atau tanggung jawabmu kepada orang-orang.”
"Saya akan melakukanya."
“Nona Serea, seorang permaisuri adalah seseorang yang, sama
seperti pangeran, harus memiliki tekad untuk menjadi ratu berikutnya dan
memiliki tanggung jawab yang sama untuk menemaninya. Maafkan aku karena
menempatkan tanggung jawab ini padamu ketika kamu masih sangat muda. Aku berharap, dari lubuk hatiku, bahwa kamu akan bersama Shin, mendukungnya,
menegurnya ketika dia melakukan kesalahan dan menjadi kekuatannya.”
“......Saya tidak layak untuk kata-kata seperti itu tapi
saya akan dengan rendah hati menerimanya.”
Suasana menjadi sedikit
tegang, tetapi kemudian semua orang tertawa dan menuju ke taman.
Di meja luar kami sedang menikmati teh dengan tenang, tapi
Serea masih terlihat gelisah.
Ketika aku bertanya kepadanya tentang hal itu dalam
percakapan selanjutnya, dia berkata 'Aku tidak merasa hidup'.
Ya, maksudku kami tidak terbiasa makan bersama karena semua
orang menjadi bosan.
Di sore hari kami makan siang bersama ibu dan
kakak perempuanku.
Dari sana kepala pelayan membimbing kami ke
berbagai tempat, ke ruang kelas dimana akan diadakan pendidikan ratu,
kami kemudian dipandu untuk menemui guru, setelah itu kami pergi ke ruang
pelatihan yang menjadi ruang dansa, dan terakhir ke ruang yang akan diberikan
kepada Serea.
“Setelah aku pergi untuk menikah, aku tidak akan
menggunakan ruangan ini lagi, jadi kamu dapat menggunakannya sesuai keinginanmu. Aku
memberikan semuanya isinya kepadamu Serea!”
Ini adalah kamar kakak perempuanku. Itu punya semua
yang kamu butuhkan.
“aaaaa! Aku pikir aku akan mendapatkannya!"
Untuk adik perempuanku yang mengeluh, kakak perempuanku mengatakan, "Dia
juga kakak perempuanmu, bersabarlah.", menegurnya. Karena adik
perempuanku punya kamar sendiri dengan pelayan eksklusif, dia tidak akan
membiarkan mereka menjadi manja.
Ketika Serea datang ke kastil, dia akan beristirahat di
kamar ini, berganti pakaian di sana, dan bahkan mungkin bermalam?
Itu tepat di sebelah kamarku.
"Aku memberikannya kepadamu karena kamu akan datang ke
sini sepanjang waktu mulai sekarang."
"Ya terima kasih banyak."
Seolah terpesona olehnya Serea dengan
gugup menundukkan kepalanya.
Dia telah menundukkan kepalanya sejak dia datang ke
kastil. Dia pasti lelah sekarang.
Dan sekarang, aku sekali lagi berbaris di aula depan dengan
kepala pelayan, kali ini untuk mengantarnya pergi.
Dia dan Duke kembali ke rumah dengan kereta.
Pertemuan pertama berhasil dengan lancar, dan akhirnya
aku lega .
"Yang mulia."
Kepala pelayan tersenyum padaku.
"Anda melakukannya dengan baik."
“Bukan aku yang membuat keputusan. Ayahku dan Duke
memutuskannya di antara mereka sendiri, itu bukan urusanku.”
"Tidak tidak, itu bukanlah apa yang saya
maksud......"
Aku masih anak-anak, aku tidak akan mengerti apa
yang kau maksud jika kau mengatakannya dengan begitu samar.
Katakan dengan cara yang lebih mudah dimengerti......
Satu minggu kemudian, hari pernikahan kakak perempuanku
tiba.
Seluruh istana kerajaan datang untuk mengantarnya pergi.
Serea, sebagai tunanganku, datang juga. Ini adalah
tugas resmi keduanya. Pesta perpisahan kemarin sukses besar, dan banyak
orang yang mengenalnya datang. Aku menyadari betapa luasnya koneksi kakak
perempuanku. Karena dia adalah bintang pesta, kami semua tetap diam di
sudut, agar tidak menonjol, dan dengan cepat tertidur.
Setelah malam yang panjang, di pagi hari gerbong dari
kerajaan Halfa berbaris di depan aula masuk.
“Serea, aku serahkan Shin padamu, oke? Jika dia
melakukan sesuatu yang buruk, beri dia tendangan yang bagus.”
Jangan mengajarinya hal-hal yang tidak perlu Elder Sister......
Dia memeluk Serea dan air mata mulai mengalir di wajahnya.
Dengan begitu semua orang dari keluarga mulai menangis,
termasuk aku.
“Shin, kamu harus melindungi Serea. Apapun yang
terjadi, jangan buat dia sedih. Berjanjilah padaku.”
“Tentu saja, aku akan menyimpan kata-katamu dalam
benakku. Dan Elder Sister, tetaplah sehat.”
"Kalau begitu, aku pergi!"
Diam-diam, dan dengan sungguh-sungguh barisan gerbong
berangkat, dan kami menunggu di sana untuk mengantarnya sampai mereka
menghilang dari pandangan.
Kakak perempuanku sudah pergi.
Sebagai pangeran, mulai hari ini Aku yang bertanggung jawab
di kastil.
Semua tugas resmi yang menjadi tanggung jawab kakakku, mulai
sekarang, diberikan kepadaku.
Akankah aku bisa menggantikan posisinya? Tidak, aku
harus melakukannya.
Aku menatap Serea.
Mulai sekarang aku harus melindungi gadis ini, yang harus memikul
tanggung jawab yang sama denganku.
Aku merasakan beban tanggung jawab yang kupikul sekali lagi.
“Bahkan jika itu hanya untuk satu minggu, Lady Saran
telah menjadi kakak perempuanku. Aku tidak akan pernah
melupakannya. ”
Aku berharap hidupmu bahagia Elder Sister.
Aku tahu aku masih sedikit tidak pantas untuk menyuruhmu menyerahkan segalanya padaku, tapi aku pasti akan melakukan yang terbaik.
<<>><<>><<>>-:<<>>:-<<>><<>><<>>
Apakah kalian tertarik, kalau tertarik.
Silahkan upvote agar saya tetap semangat buat update chapter baru.
Jika ingin donasi ke saya pribadi bisa dengan trakteer.id/alfa1278
Terimakasih udah baca.
~Alfa~
<<>><<>><<>>-:<<>>:-<<>><<>><<>>
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom