Ketika aku pergi ke kamarku, setelah kembali ke
istana kerajaan, kakak perempuanku Saran menemukanku dan berlari ke
arahku .
“Elder sister...... Sebagai seorang wanita, kamu seharusnya
berhenti berlari kearah seseorang sambil memakai gaun”
“Kita berada di rumah, tidak masalah. Jadi,
bagaimana kabarnya, orang yang kamu temui? ”
Seperti yang diharapkan dari kakak perempuanku, menyebut
seluruh istana kerajaan sebagai rumahnya.
Hmm... bagaimanapun menjelaskannya akan menyebalkan, bukan?
"Aku tidak bisa bertemu
dengannya. Sepertinya dia tidak enak badan."
“Apakah baik-baik saja seperti itu......?”
Kakakku yang akan segera pergi menikah ke negara tetangga
mengkhawatirkanku.
“Hei Shin, dengar, untuk seorang wanita yang akan menikah
dengan keluarga kerajaan, dia harus memiliki tubuh yang sehat, pesona feminin,
dan bisa melahirkan berapapun jumlah anaknya. Sesuatu seperti memiliki
tubuh yang lemah, sedang sakit , atau tidak memiliki pesona wanita tidak
dapat diterima. Jika sudah seperti itu, tolak gadis itu. ”
“Itu hanya kebetulan. Itu bukanlah sesuatu
yang perlu dikhawatirkan.”
"Aku harap itulah masalahnya........"
"Elder sister....... apakah kamu akan baik-baik
saja? ”
Dia menepuk perutnya, yang mana membuat payudara besar
dan punggung, yang dia warisi dari ibu kami, bergoyang. Dia tidak
menepuknya karena itu berdetak atau semacamnya. Dia melakukannya
untuk main-main.
"Serahkan padaku! Aku akan memeras pangeran,
melahirkan banyak anak, dan mewarnai negara Halfa dengan darah keluarga kerajaan
Midland kita!”
Aku pikir ada cara yang lebih baik untuk mengatakan itu,
Elder sister.....
"Elder sister, apakah kamu pernah bertemu
pangeran?"
“hmmmm, aku bertemu dengannya, tapi itu sudah
lebih dari 3 tahun yang lalu, jadi aku tidak mengingat dia sama
sekali. ”
Kakak perempuanku belajar di kerajaan Halfa selama 2
tahun. Setelah kembali dari mengamati negara yang lebih maju dari negara
kami, dia mengabdikan dirinya untuk membuka panti asuhan dan klinik di seluruh
negeri. Setelah menjadi terkenal di luar negeri, dia menghadiri pesta yang
diadakan di akademi tempat dia belajar di luar negeri, di mana pangeran pertama
jatuh cinta padanya pada pandangan pertama dan memintanya untuk menjadi
istrinya.
“Kamu akan menikahi seseorang yang wajahnya bahkan tidak
kamu ingat..........?”
“............Cinta dan pernikahan adalah hal yang
berbeda. Itu sesuatu yang harus kau terima sebagai bangsawan. Sampai sekarang, aku hidup dengan
baik dengan pajak dari para warga, dan sekarang giliranku
untuk melakukan sesuatu untuk warga dan negara. Kita harus membayar hutang
kita, bukan begitu? ”
Sebuah pernikahan antar rumah tangga. Pernikahan
politik untuk tujuan menciptakan koneksi. itu apa artinya menikah
bagi seorang bangsawan. Itu tidak dikhususkan untuk acara
khusus. Pernikahan dibuat untuk satu-satunya tujuan yaitu menciptakan garis
keturunan yang unggul, itu bisa disamakan dengan pembiakan selektif
sapi dan kuda.
Karena itu, ketika ayahku, raja, datang kepadaku yang
berusia 10 tahun dan berkata “Aku sudah menemukan tunangan untukmu ”, aku hanya
berpikir “Oh, aku mengerti."
“Dia wanita muda dari Duke, nona Serea. Kau akan
bertemu dengannya minggu depan, jadi cobalah untuk tidak melupakannya.”
Hanya masalah waktu siapa yang berikutnya. Pangeran
memilih tunangan dari salah satu keluarga Duke. Itu terjadi
begitu saja saat gadis bernama Sarea yang usianya dekat denganku, dan
pertunanganku sudah diputuskan, tidak ada alasan khusus lainnya untuk
itu.
Awalnya, kakak perempuanku seharusnya menjadi ratu dan
mendapatkan suami dari salah satu keluarga bangsawan, tetapi karena itu lebih
menguntungkan bagi negara. jika dia menikah dan menjadi ratu
dari negara tetangga yang lebih besar, dengan cepat diputuskan untuk
melanjutkannya seperti itu. Aku merasa kasihan pada putra keluarga
Duke yang seharusnya menjadi tunangan kakak perempuanku.
“......Shin, meski begitu , jangan berpikir bahwa tidak
akan pernah ada cinta di sana. Bahkan aku berencana untuk
mencintai suamiku dengan benar setelah menikah. Maksudku, dia yang
melamarku, jadi dia tidak akan membuatku tidak bahagia. Tidak perlu
mengkhawatirkan tentang hal itu mulai sekarang. ”
"Ya."
“Bahkan kamu Shin, kamu memilih gadis itu
sebagai tunangan, jadi buat dia bahagia. Cintai dia dengan benar,
oke? Jika kamu tidak melakukan itu aku tidak akan bisa
bahagia dimanapun aku berada.”
"Aku akan mengingatnya."
“Oh, Shin....”
Setelah mengatakan itu, kakak perempuanku memelukku dengan
erat.
Aku sedang dibekap oleh payudaranya.
“Hal yang membuatku paling sedih, adalah kenyataan
bahwa aku tidak mampu untuk Lihat kamu lagi....."
Air mata mulai jatuh di kepalaku. Rasanya ingin
menangis juga.
“Untuk malam ini, ayo pergi mandi bersama, lalu
tidur. ”
“Aku tidak keberatan tidur bersama, tapi aku harus
menolak mandi.”
“Mengapa?”
"Karena kamu akan mencoba untuk menyentuh
barangku."
(TN: Wew)
Dia membiarkanku pergi
dan dia mulai menyolokku.
"Karena aku akan menikah, aku ingin
mengetahui apa yang akan aku hadapi!”
“Sesuatu macam apa yang mau kamu pelajari dari melihat
anak kecil? Tolong hentikan!"
"Bagaimana itu tumbuh?"
"Kamu masih tidak berhenti!?"
“ Apakah itu mengelupas?”
“Tidak! Hentikan, itu memalukan!”
“ ... Baiklah aku akan melakukannya dengan Len.”
Len adalah adikku. Aku juga memiliki 2 adik perempuan.
(TN: Gw mulai merasa kakaknya Pedo)
"Tolong lakukan itu ......"
Maksudku, aku sudah berusia 10 tahun, aku tidak
bisa pergi mandi dengan seorang gadis sama sekali.....
* * * *
“Jangan disesatkan oleh rumor. Kau harus melihat
kebenaran dengan mata kepalamu sendiri”
itu apa yang ayahku, raja, katakan.
Raja tidak bisa memerintah negara
sendiri. Banyak keputusan dilakukan setelah bolak-balik dengan
banyak menteri dan pejabat. Ayah juga mengatakan bahwa ada banyak intrik
dan tipu daya yang bermain di sana, dan itu adalah kewajiban raja untuk
melihat melalui kebohongan dan memutuskan apa yang harus dipercaya
dan dilaksanakan, dan apa yang harus dibuang. Ada banyak orang yang
ingin menyebarkan kesalahan dan untung dengan menggunakan nama
raja. Dan jika itu terjadi, yang bertanggung jawab adalah raja.
Aku harus menjadi orang yang memutuskan apa yang harus dilakukan
terkait pertunanganku dengan nona Serea.
Pada akhirnya, tidak bertemu lagi dengannya bukanlah hal
yang perlu dilakukan.
Jadi, tiga hari setelah pesta teh pertama, aku datang
berkunjung vila Duke colette untuk memeriksa wanita
itu. Di kediaman Duke di ibu kota.
"Um, wanita itu masih bingung, dan masih berbaring di
tempat tidur"
Maid, Bell, datang untuk membimbing kami. Penjagaku
Shreegan dengan senang hati mengikuti kami. Yah, aku mungkin
satu-satunya yang bisa mengatakan bahwa dia sedang bahagia setelah melihat
wajahnya.
"Apakah begitu...... Tetap saja, saya ingin
meminta maaf untuk kekasaran yang
saya lakukan di hari sebelumnya. Saya ingin memberikan ini
padanya.”
Mengatakan itu, aku mengeluarkan sebuah buket mawar dan
sekeranjang permen.
“Tidak ada alasan bagi anda untuk meminta maaf. Kamilah
yang harus meminta maaf atas ketidaksopanan ini.”
“Saya ingin berbicara dengannya secara pribadi. apakah
kau tidak mengizinkanku bertemu dengannya?”
“Saya akan pergi untuk mendapatkan izin dari
tuanku. Tolong tunggu sebentar."
Duke Colette memberinya izin dengan cukup mudah, sebenarnya
dengan senang hati. Aku meminta pengawalku Shreegan menunggu di ruang tamu
dan setelah tiba di depan kamar Serea dengan pelayan, aku mengetuk.
“Nona Serea, Nona Serea? Pangeran Shin telah datang mengunjungimu. Tolong
temui dia.”
....................Sunyi.
“Aku akan membuka pintunya. Jika kamu mengijikannya."
Maid ini benar-benar sesuatu! Dia membuka
pintu ruangan seorang wanita, tanpa izin dari wanita yang menjadi tuannya!
Di kamar feminin yang didekorasi dengan dekorasi imut dan
gemerlap, nona Serea sedang duduk di tempat tidur berkanopi besar dengan
mengenakan daster dan menutupi tubuhnya di dalam selimut.
Gelap, karena tirai kamarnya ditutup.
“Saya minta maaf karena bertemu dengan anda menggunakan pakaian
seperti ini. Saya sangat minta maaf atas ketidaksopanan
yang telah saya tunjukkan sebelumnya. Saya tidak bisa cukup meminta
maaf. Terima kasih telah menyempatkan diri untuk mengunjungi saya secara
pribadi.”
Wanita itu berguling-guling di atas tempat tidur dan
menundukkan kepalanya ke arahku. Bukankah itu pada dasarnya sebuah dogeza, itu sedikit....
Bell segera masuk ke kamar dan dengan membuka tirai
dengan suara woosh.
Dia adalah seorang maid yang luar biasa.
“Tolong angkat kepalamu. Menurut
saya sayalah yang seharusnya meminta maaf karena mengunjungi
wanita yang sedang berada di kamar tidur pada sore hari seperti ini ”
Jika kau memikirkannya, dari sudut pandang etiket
sosial, apa yang aku lakukan seratus kali lebih kasar. Yah maksudku,
alasanku dibiarkan masuk dengan mudah adalah karena kami berdua tetaplah anak-anak
yang masih berusia 10 tahun. Aku senang aku masih seorang anak-anak.
Jika itu adalah kakak perempuanku, bahkan jika itu hanyalah
aku, dia akan mengatakan "Jangan masuk tanpa
izin----------!!" dan kemudian sebuah tendangan akan terbang ke
arahku.
Sinar matahari bersinar di dalam kamar, aku melihat
wajah (normal) miliknya untuk pertama kalinya. Dia adalah seorang gadis
cantik.
Rambut hitam panjangnya sangat indah. Irisnya, yang
mana digulung terakhir kali, sekarang hitam dan berkilau seperti permata. Tubuh
halusnya yang berkulit putih ditutupi dengan daster warna putih.
(TN: Sorry ni ya, negligee bahasa indonya emg daster/ baju
rumahan)
Ini bukanlah kecantikan yang menarik perhatian. Yang
satu ini lebih tenang, berkedip dan kau akan merindukannya kecantikan
semacam ini.
Jika kau mengatakan penampilannya sederhana, kau
tidak akan salah. Tapi cara yang lebih baik untuk mengatakannya adalah dia
terlihat sederhana dan anggun. Dia bersahaja dan lugas kecantikan
terlihat sangat menarik bagiku.
“Senang berkenalan denganmu. Saya Shin Midland, pangeran
pertama kerajaan dari Rasteil. Saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada anda untuk memberi saya kesempatan ini, terlepas dari
kekasaran kunjungan saya. Saya harap anda akan memaafkan kekasaran
saya yang dengan egois meminta anda untuk bertemu dengan saya saat anda
menderita penyakit mendadak.”
“Itu ....ini bukan pertemuan pertama kita.”
"Ya."
“Tapi pesta tehnya........”
“Ayo kita anggap seperti itu tidak pernah
terjadi.”
Maid, Bell, menoleh ke arahku dan membuat wajah sedikit
terkejut.
"Saya akan pergi membawakan teh."
Setelah mengatakan itu dia meninggalkan ruangan.
“Saya berterima kasih atas belas kasihan Yang Mulia. ”
Sambil mengatakan itu, wanita muda itu menundukkan kepalanya
sekali lagi.
"Tidak tidak tidak tidak, hentikan itu.”
Ini jadi merepotkan.
“Baiklah kalau begitu, tidak ada orang lagi di sini, aku
harap kita dapat bicara sendiri. Mari kita hentikan bahasa formal dan
etiket. Kita akan bertunangan, jadi jangan menahan diri. Kita
berdua masihlah anak-anak berusia 10 tahun, jangan menahan diri dengan melakukan
hal-hal yang mengganggu. ”
Aku mendengar kalau dia adalah seorang wanita muda yang
hidup dan manja. Walaupun aku ingin berbicara terus terang dengannya.
"Tentang pertunangan.... kamu... ini mungkin menjadi
sangat kasar dariku tapi, um... aku ingin membatalkannya jika
memungkinkan.... ”
"Mengapa?"
“Akan sia-sia bagi seseorang sepertiku untuk bertunangan
dengan Yang Mulia, aku— tidak bisa memenuhi peran seorang ratu,
jadi aku ingin menarik...... ”
“......Apakah wajahku seaneh itu?”
“Tidak. Tidak. Tidak aneh sama sekali.”
“Kamu benar-benar takut setelah melihat wajahku,
kan? Kemudian, kamu berteriak ketakutan dan pingsan.”
“Kamu bilang kita harus menganggapnya seperti itu tidak
pernah terjadi.”
"Ya aku telah melakukannya."
Akulah yang mengatakan untuk tidak mempermasalahkannya,
untuk apa aku mengungkitnya lagi.
Ahh, aku merasa gagal. Aku menggaruk kepalaku
“Apakah kamu masih merasa tidak enak badan? ”
“Itu telah datang dan pergi...... tapi sebagian besar
sudah tenang ”
"Aku senang mendengarnya. Apakah kamu suka kue
buah?”
"Ya."
“Kalau begitu makanlah bersamaku. Ngomong-ngomong,
apakah kamu punya vas?”
“Ah… aku tidak”
"Apakah begitu. Ini, aku mengambil
mereka pagi ini di taman. Aku akan senang jika kamu mau menerimanya.”
aku memberinya buket mawar. Dia menerima
mereka dengan ekspresi sedih, kesepian yang sangat kompleks tampak di
wajahnya.
“..........”
Biarkan aku melihat topiknya. Aku akan benci jika dia
menganggapku sebagai pria yang membosankan.
Aku membuka keranjang, dan mengeluarkan kue.
Ini, ayo makan."
"Piring....."
“Kita tidak membutuhkan itu."
Aku memberinya
keranjang. Aku kemudian menarik kursi di dekat kamar ke
tempat tidur, duduk dan kemudian mengambil sepotong kue dari keranjang dan
menawarkannya padanya.
Gadis itu terdiam.
(TN: Gw kalah sama bocil sepuluh tahun, hiks)
"Baiklah kalau begitu, aku akan memakankannya
sendiri.”
Aku menyodorkan itu di depannya tanpa ragu.
“........”
Tiba-tiba dia mulai menumpahkan air mata.
eeeeee ? Mengapa? kenapaaaa ?
“Aku m-maaf .”
"Apakah kamu membenciku?"
“Tidak!”
“Lalu kenapa kamu menangis!?”
Aku benar-benar bingung.
Maksudku, apa yang akan dilakukan pria jika seorang gadis
mulai menangis di depan mereka.
“Aku pernah melihat adegan ini sebelumnya.”
Apa-apaan dengan adegan itu!!!!?
<<>><<>><<>>-:<<>>:-<<>><<>><<>>
Apakah kalian tertarik, kalau tertarik.
Silahkan upvote agar saya tetap semangat buat update chapter baru.
Jika ingin donasi ke saya pribadi bisa dengan trakteer.id/alfa1278
Terimakasih udah baca.
~Alfa~
<<>><<>><<>>-:<<>>:-<<>><<>><<>>
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom