Kerjaaan Haurelia membutukan sepuluh
tahun untuk membentuk jaringan intelijen di dalam Kerajaan Mauricia.
Seluruh pasukan menuju perbatasan
untuk menahan pasukan bangsawan dari faksi anti raja. Seharusnya tidak akan ada
pasukan bantuan lain selain Viscount Bradford yang melintasi pegunungan.
“Dunia tak sebaik itu untuk akan
memenuhi ekspektasimu.”
Alford Randolph mencibir pada
pasukan Haurelia yang hancur berantakan secara menyedihkan.
Walaupun semuanya sesuai rencana, ia
merasa kalau ia juga akan merasa resah seperti mereka jika ia berada diposisi
mereka.
*
Beberapa hari yang lalu, Alford
diberikan sebuah rencana oleh Raja Welkin.
“Kita pergi...melintasi Kerajaan
Sanjuan dan menyerang Haurelia dari sana?”
“Yeah, aku telah berbicara dengan
Raja Kerajaan Sanjuan, Raja Carlos. Sepertinya
mereka juga akan menyiapkan persediaan makanan, makanan ternak, air
untuk pasukan kita. Mereka benar-benar dermawan.”
Kerajaan Sanjuan memiliki wilayah
yang luas yang terbentang dari timur ke barat. Wilayah mereka berbatasan dengan
empat negara yaitu Trystovy, Mauricia, Haurelia, dan Mornea.
Saat jika mereka bekerja sama dengan
Kerajaan Sanjuan, akan menjadi hal yang mudah untuk menyerang bagian selatan
Kerajaan Haurelia yang tanpa pertahanan.
“Mereka benar-benar sangat dermawan,
dan jadi apa alasan kemurahan hati Kerajaan Sanjuan ini?”
“Sepertinya itu adalah hadiah ucapan
selamat atas pernikahan Pangeran Franco. Yah, motif sesungguhnya pasti mereka
tak mau bocah (Baldr) itu terbunuh.”
Welkin menyadari kalau Baldr
memiliki hubungan yang dalam dengan Kerajaan Sanjuan sebaik hubungan Sanjuan
dengan angkatan laut Kerajaan Majorca.
Terlebih lagi dikatakan kalau
menteri kelautan Kerajaa Majorca sangat mencintai Baldr dan ia berencana
menikahi Baldr, jadi hal itu membuat Welkin merasa sedikit bermasalah sebagai
ayah Rachel.
“Invasi dari arah yang tidak disangka......terlebih lagi jika mereka
melihat Kerajaan Sanjuan membantu kita, kepala Louis pasti akan langsung
meledak.”
Setelah itu mereka jhanya perlu menggunakan negosiasi diplomatic untuk
membuat Haurelia menerima kondisi yang menguntungkan bagi Kerajaan Mauricia.
Itulah rencana Welkin.
Pada awalnya aliansi mereka dengan Kerajaan Sanjuan tidak hanya untuk
melawan Dukedom Trystovy, tapi juga sebagai jaminan keamanan melawan Kerajaan
Haurelia.
Louis sepertinya juga menyadari itu, tapi melihat pasangan pernikahan
Franco hanya putri dari seorang viscount, dia telah meremehkan aliansi dari
kedua negara tersebut.
Bagi Kerajaan Sanjuan, Kerajaan Haurelia juga adalah partner dagang yang
penting. Louis berpikir kalau pilihan yang benar dan seharusnya diambil negara
maritim pada situasi seperti ini adalah tetap netral dan fokus dalam upaya
melakukan ekspor.
Asumsi Louis sebenarnya tidaklah
tanpa dasar.
Namun daya tarik dari memperluas
industri tekstil, berbagai jenis makanan, dan teknologi baru yang Baldr
pelopori lebih menarik dari pada yang diasumsikan Louis.
“Aku tak tau apa yang harus
dikatakan... Tanpa bocah itu, aku tak dapat membayangkan aap yang akan terjadi
pada negeri kita.”
“Mungkin itu akan menjadi sebuah perang yang akan merusak wilayah kita.”
Meski begitu hanya dengan kemenangan Antrim sudah menghancurkan kemungkinan
hal itu terjadi dan itu akan dicatat didalam sejarah, kemenangan yang diberikan
Baldr juga bukanlah hal yang kecil sama sekali.
Masalahnya adalah situasi saat ini an bagaimana memperlakukan Baldr setelah
ini.
“Aku tak ingin mempertimbangkan ini tapi... dia tak akan berencana
menggulingkan pemerintahan atau semacamnya kan?
Welkin merasa cemas karena ia telah memberikan Baldr misi yang mustahil.
Senyumannya terlihat seperti ia akan kejang-kejang.
“Jika itu adalah bocah itu maka ia seharusnya mengerti posisi politik
dimana yang mulia berada. Tak akan jadi masalah jika yang mulia memberinya
hadiah yang besar setelah perang ini berakhir.”
Walau begitu tak diketahui bagaimana ibunya akan bertindak, Alfrod bergumam
dengan suara kecil.
“B-betul! Aku mempercayakannya tugas yang penting karena aku percaya
padanya!”
“Jika ada satu hal saja yang salah, maka apa yang mulia lakukan tak ada
bedanya dengan hukuman mati.”
“D-dia pasti akan mengerti mengapa
aku melakukan itu.”
Perdana menterti Harold juga adalah
orang juga pernah mengalami kesulitan yang tidak perlu karena raja ini
menyukainya.
Alfrod berdo’a kepada tuhan untuk kebaikan
Harold dan juga Baldr.
Meskipun ia berpikir kalau tak ada
satu pun do’a nya yang sampai.
*
Seharusnya, perang dapat berakhir
lebih awal jika Alford menyerang kerajaan Haurelia dari bagian selatan.
Karena Raja Louis bukanlah orang
bodoh yang akan melanjutkan perang jika wilayahnya dijadikan medan perang
ketika masih terdapat faktor tidak pasti yang diberikan oleh Kerajaan Sanjuan.
Rencana ini benar-benar sebuah
“asuransi” seperti yang dikatakan Raja Welkin.
Tapi, kemenangan tidak masuk akal
yang diperoleh Antrim benar-benar menghancurkan prediksi tersebut.
Raja Louis merasa kalau Antrim
adalah inti sesungguhnya dari Mauricia dan memutuskan untuk memberikan semua
yanag ia punya untuk menghancurkan hal itu.
Sudah pasti para bangsawan dari
wilayah selatan juga akan mengumpulkan tentara mereka untuk berpartisipasi
dalam pertempuran. Apa yang Alford temukan ketika ia sampai di Kerajaan
Haurelia adalah wilayah itu hampir sepenuhnya kosong.
Pada situasi ini, mustahil untuk
menjalankan rencana mereka untuk sepenuhnya menundukkan pasukan Haurelia di
bagian selatan.
Alfrod kemudian secara akurat dapat
menyadari bagaimana situasi saat ini berjalan dan ia memutuskan untuk
menggunakan kesempatan ini untuk mengakhiri perang.
Mereka menuju ke utara sampai ke
Antrim tanpa berhenti menghabisi para pengirim pesan milik musuh dan menyerbu
bagian belakang pasukan utama Haurelia yang tanpa pertahanan.
Jika ia berhasil, seharusnya dapat dimungkinkan untuk mengurangi
ketegangan militer antara Kerajaan Mauricia dan Haurelia untuk seratus tahun
kedepan.
Saat diperjalanan pasukan Alford dan
pasukan Cornelius bergabung yang sekarang mereka berjumlah lebih dari 7000
pasukan. Dan juga pasukan Randolph berhasil melakukan penyergapan dengan baik.
*
“Jangan gentar! Musuh hanya berjumlah
sedikit! Serbu dan musnahkan mereka!”
Perintah dari jendral pasukan
Haurelia, Rochambeau benar-benar tepat.
Namun sebagian besar knight order
telah dikirim ke garis depan untuk melawan pasukan Antrim. Keputusan itu
menjadi bumerang bagi mereka.
Pasukan Haurelia merasa terpisah setelah dijepit oleh serangan musuh.
Bahkan jika mereka memiliki jumlah dua kali lipat dibanding musuh, perasaan
terkepung dan dampak psikologi akibat dari jalur mereka untuk mundur sudah
ditutup benar-benar telah menghantam moral para prajurit.
Wajar saja kalau sebagian besar pasukan Haurelia tidak dapat tenang.
“Musuh tidak melakukan formasi bertahan untuk melawan sihir! Mulai
tembakkan sihir serangan!”
Sebagai tambahan sebagian besar penyihir berfokus di garis depan untuk menghadapi
sihir pasukan Antrim. Ini adalah sebuah bencana bagi pasukan Haurelia.
Ledakan api menghujani mereka dari langit. Kekacauan didalam pasukan
Haurelia semakin membesar karena hal itu.
“LINDUNGI YANG MULIA!”
Green Dragon Knight Order yang ada dibelakang mulai membentuk formasi
bertahan.
“Panggil kembali unit penyihir! Kita sedang didesak oleh pasukan Marquis
Randolph.”
*
“──Apa kau baik-baik saja? Sekutumu melarikan diri dan
meninggalkanmu tau?”
“Hanya kau-....Hanya kaulah
satu-satunya orang yang tak akan aku lepaskan!”
“Aku lah orang yang tak akan
membiarkanmu kabur!”
Seluruh pasukan Marquis Selvi menyerbu ke arah seorang pejuang wanita yang
menghadapi mereka sendirian.
Namun seluruh serangan dari prajurit yang terhitung jumlahnya tidak dapat
melakukan apa-apa terhadap Maggot. Dia menumpuk lusinan mayat dalam sekejap
mata saat menghadapi serangan mereka.
“Benar-benar ibu yang mengerikan. Dia seperti perwujudan dari Permaisuri
Jinguu.”
Tak aneh jika Sanai mengatakan hal tersebut.
[TL: Sanai aja sampai takut dengan Maggot hahaha.]
Perut Maggot sangat besar yang tak akan aneh jika waktu untuk melahirkan
tiba kapan saja, dan ia masih melanjutkan mengirim para prajurit musuh menuju
kematian dengan mata yang bercaya. Sosok seperti hanya dapat disebut dengan
mengerikan.
Sebenarnya, stress Maggot sudah menumpuk sepanjang waktu karena dia tidak
bisa latihan untuk sementara waktu.
Permaisuri Jinguu adalah istri dari Kaisar Chuuai. Terdapat sebuah cerita
duimana ia menerima ramalan dan pergi melakuakan ekspedisi ke semenanjung
Korea. Karena kehamilannya, dia menekankan batu ke perutnya untuk menunda
kelahiran.
[TL: Emang bisa ya?]
Dia kemudian kembali ke negaranya dan melahirkan Kaisar Oujin. Dikatakan
kalau kain berwarna merah dan putih jatuh dari langit ketika ia lahir. Berdasarkan
cerita rakyat setempat bendera berwarna merah dan putih digunakan sebagai jimat
keberuntungan.
Tidaklah aneh bagi Sanai untuk mengingat Permaisuri Jinguu ketika ia
menyaksikan Maggot bertarung dengan perut yang bergoyang seperti itu.
“Ini bukanlah waktu dan tempat yang
tepat untuk itu!”
Bagi Baldr, dia adalah ibu yang
sangat penting. Disaat yang sama hidup dari adiknya yang belum lahir juga ada
didalam perut ibunya.
Kedua pasukan berbentrokan dan kedua
sisi tak lagi dapat mundur.
Pasukan Selvi berjumlah sekitar 3000 pasukan, sebaliknya pasukan Antrim
berjumlah sekitar 800 pasukan──dan 1
superhuman.
Normalnya dengan perbedaan jumlah
yang sangat besar itu tidak akan menjadi sebuah pertempuran.
Namun sekarang Antrim lah yang
sedang diuntungkan selama pertempuran berlanjut.
“Jangan goyah! Tak mungkin penyihir
itu dapat selamanya terus bertarung!”
Komandan pasukan Selvi, Omal
memberikan perintah dengan wajah masam melihat Maggot menjadikan pertempuran
ini sebuah kekacauan sesuka dia.
Maggot adalah lambang kehancuran
bagi Keluarga Selvi.
Jika mereka berharap untuk meraih kemenangan, mereka harus dapat menahan
Maggot dengan jumlah seminimal mungkin sambil memfokuskan seluruh kekautan
mereka melawan pasukan Antrim.
“PUTRAKU! AYAH AKAN MEMBALASKAN DENDAMMU!”
Meski begitu keadaan dari Keluarga Selvi tidak mengizinkan hal itu. Situasi
semakin memburuk karena seorang Marquis yang telah dari awal kehilangan
pemikirannya.
“Incar garda depan pasukan Antrim!
Cabik-cabik putra penyihir itu dengan mengerikan dihadapannya!”
Dia ingin memprovokasi Maggot dengan
itu.
Omal mengincar Maggot dan Baldr di
saat yang bersamaan, tapi mereka berdua terlalu kuat untuk dianggap sebagai
mangsa.
Bagi mereka berdua, mereka adalah pemburu sementara pasukan Selvi lah
mangsa sebenarnya disini.
“Terlalu lambat! Bagaimana bisa kau mengajak wanita untuk menari seperti
itu!”
“IBU TOLOL ITUU!”
Itu benar-benar menakutkan bagi
Baldr tiap kali ia melihat Maggot di serang oleh tombak musuh.
Terdapat sebuah perkataan yang
mengatakan kalau tak ada anak yang tau apa yang dirasakan orang tua mereka,
tapi dalam situasi ini, mungkin perkataan yang lebih tepat adalah tak ada orang
tua yang tau apa yang dirasakan anak mereka.
Maggot mengabaikan kecemasan Baldr sambil
benar-benar sibuk dengan keasikannya sendiri.
“AAA HAHAHAHAHA!”
*
Pasukan Selvi terus menerus
terpental kembali dengan kejam seperti ombak yang terpecah ketika menghantam
batu yang besar.
Seni beladiri Maggot benar-benar
berada di tingkatan para monster. Pasukan Antrim yang bergerak seperti satu
entitas dibawah pimpinan Baldr dan Mattis juga tak dapat memberikan pasukan
Selvi keuntungan sedikitpun.
Tak berhenti disitu. Pasukan Antrim
yang dipimpin oleh Baldr telah mendekati posisi Omal.
Dalam tahap ini pasukan Selvi tak
akan dapat mencegah tuan marquis mereka terseret kedalam pertempuran.
Omal memandang pasukan utama
Haurelia yang berada dijarak yang jauh.
Kemunculan pasukan Randolph telah
membuat perhitungan mereka menjadi kacau. Para prajurit mulai meninggalkan pasukan.
Tak hanya mereka tak dapat
mengharapkan pasukan bantuan dari sekutu mereka. Jika perang tetap berlangsung
seperti ini, pasukan Selvi akan terisolasi ditengah-tengah musuh.
“──Dorun-sama, saya serahkan tuan kita pada perlindungan
anda.”
“Apa yang kau katakan Omal? Aku tak
akan pergi dari sini sampai penyihir itu mati!”
“Saya akan membunuh musuh bebuyutan
kita bahkan jika bayarannya adalah hidup saya. Untuk melakukan hal itu, saya
harus meminta tuan untuk pergi dari sini.”
“Tak diterima! Aku tak akan menerima
sesuatu seperti itu!”
Andrei berteriak seperti itu, tapi
Dorun dan penjaganya memantapkan formasi mereka dan berbalik serentak ke arah
Omal.
Mereka menerima perasaan yang tak
dikatakan oleh Omal.
Kemungkinan besar Omal tak akan
dapat bertemu mereka lagi di kehidupan ini.
“Saya berterima kasih, Dorun-sama.”
“Omal, semoga keberuntungan di medan
perang bersamamu. ──Maafkan
aku!”
Dorun dipenuhi perasaan yang
menyayat hati, tapi sebagai seorang prajurit yag telah melayani keluarga Selvi
dalam banyak generasi, dia harus memprioritaskan hidup Andrei.
Mereka mulai menuju pasukan utama
sekutu mereka sementara Andrei merasa bermasalah. Setelah melihat jhaal itu,
Omal melotot ke arah dewi di medan perang yang bertarung seperti kilat seperti
biasanya.
“Kau penyihir sialan, aku tak akan
membiarkanmu tetap sombong seperti itu!”
*
Medan perang terus berlanjut.
Suara armor yang bergesekkan satu
sama lain dari kerumunan puluhan ribu prajurit menjadi seperti suara gemuruh
yang bergema di medan perang.
Terdapat satu dewi yang bersinar di
tengah-tengah itu semua.
Dia memiliki wujud yang cantik, tapi
ia terlihat seperti dewa kematian bagi siapapun yang berani melawannya.
Pasukan Marquis Selvi menyerbu ke
arahnya untuk membalaskan dendam keluarga, teman, dan mungkin atasan mereka.
Namun hanya menambahkan jumlah tubuh yang mati dari pihak mereka.
Pada tahap ini, akankah mereka
berakhir hanya menjadi tambahan banyaknya pembunuhan yang dilakukan penyihir
itu untuk menambah prestasinya.
Andrei dibawa oleh Dorun dan
orang-orang sambil melihat pertempuran yang dipenuhi keputusasaan.
Pasukan utama sedang diserang oleh
pasukan Randolph. Sebagian besar pasukan infanteri mulai berjatuhan.
Sisa pasukan mereka kurang lebih
hanya sekitar 20000 prajurit.
Ini sudah jelas di mata siapapun kalau
pasukan Haurelia telah dihabisi sampai jumlah mereka berkurang jauh dari jumlah
awalnya dan tak mungkin bagi mereka untuk mendapatkan kembali pijakan mereka.
Hari ini akan menjadi terakhir
kalinya mereka melawan Mauricia. Tak akan ada kesempatan lainnya.
Andrei sangat mengerti akan hal
tersebut. Bahkan jika ia selamat dari pertempuran ini, ia hanya akan hidup
sebagai mayat hidup mulai sekarang.
“.....Dorun.”
Andrei berbicara dengan suara serak
seperti orang tua yang kelelahan. Dorun menekan rasa kasihan yang bergetar di
dadanya dan mulai mengeraskan hatinya sebelum menjawab perkataan tuannya.
“Saya akan menerima hukuman apapun
nanti. Namun hal yang paling penting saat ini adalah mengamankan hidup
Andrei-sama dengan bayaran apapun!”
Dorun tidak hanya melayani Keluarga
Selvi sejak lama, dia juga adalah teman masa kecil Andrei, teman sekolahnya,
dan juga rekan terpercayanya.
Andrei mengerti kalau Dorun hanya
memikirkan apa yang terbaik bagi Andrei dari lubuk hatinya.
Namun jika perang ini berakhir,
sangat sulit bagi Keluarga Selvi untuk tetap ada.
Karena Keluarga Selvi adalah
pendorong utama dari faksi yang ingin melanjutkan perang. Dia bukanlah
siapa-siapa selain dalang yang mempelopori upaya perang ini.
Mungkin konsekuensi untuknya
tidaklah sejauh sampai ia kehilangan nyawanya, tapi tak dapat dipungkiri kalau
ia akan mendapatkan hukuman.
Dorun mengatakan kepadanya meski
begitu Andrei harus tetap hidup.
Andrei merasa sangat bersyukur atas
kesetiaan yang Dorun berikan. Dorun adalah pengikut setia yang luar biasa
mengabdi dengan tanpa pamrih, pengikut seperti itu sangatlah sulit untuk
didapatkan.
Jika ini adalah waktu damai, Andrei
akan memberikan banyak kata pujian kepada Dorun dan itupun tetap tidak akan
cukup.
Tapi, saat ini ia tidak dapat
melakukan itu.
Agar Andrei tetap bisa bangga
menjadi Marquis Andrei Selvi, ia tidak dapat menerima kalau ia dapat selamat
sambil merasa lebih rendah dibanding penyihir itu.
Kepasrahan, kebencian, rasa
terimakasih, dan sebagian penyesalan──Berbagai macam emosi muncul dan pergi di dalam dada
Andrei.
“──Maafkan aku. Selamat tinggal, kawanku Dorun.”
“──Apa!”
Ketika ia berpikir kalau tuannya
sudah tenang, Andrei tiba-tiba menarik pedangnya. Dorun hanya dapat melihat
sambil tidak percaya.
Tuannya tidak akan menusuknya dengan
pedangnya tidak peduli seberapa bermasalah ia. Kepercayaannya telah dikhianati──Tidak, Dorun menyadari kalau tidak
lain ia lah yang mengkhianati Andrei.
“Apakah tuan segitu inginnya
membalaskan dendam tuan kepada wanita itu?”
Andrei memeluk Dorun yang sekarat
dengan lembut.
“Pergi duluan dan tunggu aku. Aku
akan meminta maaf kepadamu di dunia sana.”
“──Semoga keberuntungan dimedan perang...bersama anda.”
Dorun hanya dapat mengatakan itu dan
lalu ia mati.
Andrei mendo’akannya dengan tenang.
Lalu ia memarahi bawahannya yang membeku melihat pemandangan yang mengejutkan.
“Apa yang kalian sedang kalian
lakukan dengan wajah kalian yang terlihat bodoh itu! Kita kembali ke medan
perang sekarang juga untuk membunuh penyihir itu.”
*
Omal percaya kalau ia memahami
seberapa sulitnya untuk dapat mengalahkan Maggot, meski begitu sepertinya ia
masih meremehkan Maggot jauh didalam sudut hatinya.
Omal tidak dapat menyembunyikan
keterkejutannya melihat dampak yang diterima prajuritnya dengan cepat malah
bertambah.
Orang-orang mengataka kalau Silver
Light Maggot hanya dengan dirinya saja setara dengan sebuah batalion, tapi
Maggot malah dengan mudah membantai satu Batalion sendirian.
Tak ada yang lebih buruk untuk
menurunkan moral prajurit dibandingkan menyaksikan rekanmu dipenggal satu
persatu.
Jika mereka dapat paling tidak
mendaratkan satu serangan saja kepada Maggot, bahkan jika itu hanya menggores
secara kebetulan, maka hanya tinggal menunggu waktu sebelum mereka dapat
menjatuhkan Maggot.
Omal yang tidak sabaran diserang
oleh lebih banyak kejutan.
Ksatria tingkat atas yang termasuk
Mattis, Brooks, Nelson, dan juga Baldr yang memimpin bawahannya untuk mengapit
pasukan Selvi.
Prajurit biasa tidak dapat
menandingi kecepatan Baldr dan yang lain. Jumlah mereka tidak lebih dari
seratus, tapi pasukan Selvi yang moralnya dihancurkan oleh sosok mengerikan
Maggot memiliki celah didalajm formasi mereka.
“Tidak baik....! Jangan biarkan
mereka bergabung dengan Maggot!”
Namun prajurit yang tak dapat
bergerak akibat ketakutan dan kebingungan tak dapat bergerak dengan baik
seperti Omal.
Terlebih lagi sisa pasukan Antrim
juga menerobos masuk untuk memperbesar celah yang dibuka oleh Baldr dan yang
lain. Pasukan Selvi benar-benar telah hancur berantakan.
“Siapapun yang ingin lari kalian
bisa lari! Namun siapapun yang ingin membalaskan dendam keluargamu, rekan
seperjuanganmu, untuik pasukan Haurelia, IKUTI AKU!”
Teriakan yang dikeluarkan Marquis
Andrei Selvi bergema disaat itu.
*
Dikatakan kalau manusia akan melihat
berbagai macam hal ketika mereka bertekad untuk mati.
Itu mungkin adalah pemandangan
kenangan ketika mereka masih kecil, ketika mereka bertemu dengan cinta pertama
mereka, atau ingatan ketika mereka masih muda ketika mereka masih membara akan
idealisme mereka sambil latihan.
Kenangan yang diingat oleh Andrei
saat ini adalah hari-hari menyenangkan yang ia lakukan bersama putranya.
Dia sangat bangga terhadap putranya,
baik sebagai penerusnya dan sebagai prajurit pasukan Kerajaan Haurelia.
Putranya benar-benar sempurna di matanya.
Putra yang sangat ia cintai itu
pulang ke rumah sebagai mayat yang dahinya terbelah. Andrei mengingat hari itu
dan ia membuka matanya lebar-lebar.
Dia akan membuang hidupnya jika
diperlukan apabila itu dapat menghilangkan kebencian dan penghinaan di hari
itu.
Dia tak peduli bahkan jika ia
disebut sebagai pecundang baik sebagai bangsawan dan sebagai kepala keluarga.
Dia hanya ingin dapat dibanggakan putranya sebagai seorang ayah.
Andrei menarik nafas dalam-dalam
untuk mengisi paru-parunya dan menghunuskan pedangnya.
Dia sudah tak tertarik untuk pulang
dengan selamat. Dia tak peduli jika bayarannya adalah hidupnya, dia harus
membunuh penyihir itu.
*
“AAAHAHAHA! Itu mata yang bagus!
Pastikan untuk tetap energik seperti itu di dunia sana!”
“........Maggot!”
Silver flash melesat dan dua
prajuritnya mati.
Namun Andrei sudah pasti merasakan
kelelahan Maggot dari pergerakan tadi.
Julukan Silver Flash bukanlah isapan
jempol semata. Hampir mustahil untuk melihat pergerakan Maggot hanya dengan
mata telanjang, namun kecepatan Maggot saat ini kelihatanya sudah berkurang
dari kecepatan cahaya menjadi kecepatan suara.
“JANGAN TAKUT MATI! HANCURKAN PENYIHIR ITU DENGAN SELURUH TUBUHMU!”
“WOAAAA!”
Tanggapan Andrei juga dirasakan oleh seluruh pasukan Selvi.
Sedikit lagi. Tinggal sedikit lagi dan sihir kecepatan cahaya yang
digunakan Maggot akan habis.
*
‘Ini mulai sedikit berbahaya....’
Maggot merasa sepertinya mana yang
melapisi seluruh tubuhnya bocor, ia berpikir kalau mananya diserap oleh bayi
yang ada di dalam perutnya.
Meski begitu, walaupun ia tak dapat
menunjukkan kekuatan penuhnya, Maggot memiliki kepercayaan diri untuk menangani
situasi ini.
‘Si bodohbaldr itu juga
kelihatannya sudah aman....’
Disisi lain, Baldr dan yang lainnya
berusaha menerobos pasukan Selvi dengan momentum ganas.
Walaupun moral pasukan Selvi mulai
pulih karena dorongan dari Andrei, momentum masih ada dipihak Antrim. Tidaklah
mudah untuk membalikkan itu.
“Raja kalian sudah kabur! Apa kalian
baik-baik saja tidak kabur seperti ini sambil diabaikan oleh rajin kalian?”
Baldr secara proaktif menghasut
pasukan infanteri dan merasa kalau itu sedikit licik.
Pasukan infanteri tidaklah seloyal
para ksatria kepada negara dan kepada feudal lord.
Sebagian besar dari mereka adalah
warga biasa yang diharuskan wajib militer, jadi mereka berpikir kalau perang
hanyalah pekerjaan sampingan yang jauh dari rumah untuk mendapatkan hadiah
uang.
Jika pertempuran ini adalah
pertempuran bertahan di wilayah Haurelia, mereka juga akan mati-matian untuk
melindungi keluarga mereka dari penjajah, tapi tak mungkin mengharapkan mereka
untuk bertarung sampai mati saat melakukan invasi.
Meski begitu struktur pasukan mereka
belum sepenuhnya hancur. Itu adalah hasil dari latihan yang diberikan Marquis
Selvi kepada para penduduknya selama bertahun-tahun dan kemurahan hatinya dalam
memberikan hadiah.
Namun pasukan Selvi sudah seperti
lilin yang menyala terang dan kemudian padam. Mereka akan sampai pada batas
mereka.
“Bukankah akan berbahaya jika kita
tidak segera kabur?”
“Gapapa kan kalau kita serahin
sisanya pada ksatria untuk bertarung sampai mati?”
Tidak termasuk pasukan yang anggota
keluarganya dibunuh oleh Maggot di perang sebelumnya, kecemasan mereka
sepenuhnya dibenarkan. Saat ini pasukan Haurelia tengah mundur bersama
raja.mereka tak memiliki tugas untuk bertarung sampai mati sampai mereka
dikepung di tengah-tengah musuh.
Omal dan rekannnya berdiri dihadapan
Baldr dan yang lainnya saat situasi seperti itu.
“Kau tak akan bisa lewat!”
“Bisakah kau minggir? Aku harus
memberikan pelajaran pada ibu idiot itu, tau.”
“Konyol! Tak mungkin penyihir itu
akan mendengarkan pendapat orang lain!”
Baldr tak dapat langsung membalas
ucapan ketus Omal. Dia merasa kosong di dalam dirinya.
Saat ini Maggot tak akan mengubah
kelakuannya tak peduli apapun yang Baldr katakan.
Meski begitu ia tak dapat diam saja.
“Maka aku hanya harus
menyingkirkanmu!”
Tak perlu ditanyakan kalau tak butuh
lama sampai pasukan Selvi hancur.
Tapi juga ada fakta kalau stamina
Maggot tidaklah tidak terbatas.
Kelihatannya itu akan menjadi
pertandingan melawan waktu.
*
“AYO , AYO! Semua sekutumu akan mati
jika kau tidak cepat tau?”
“Bangsat! Hentikan tawa mengesalkan
itu!”
Kecepatan Maggot telah menurun
sampai menjadi dapat dilihat dengan mata telanjang.
Meski begitu Maggot masih memiliki
insting dan kemampuan yang luar biasa. Musuh masih tidak dapat mengenainya.
Maggot hanya diketahui kecepatan
supernya dari julukannya Silver Light, tapi tidak ada yang mengetahui kalau
bahkan jika ia hanya diam pun ia masihlah seorang pejuang yang lebih kuat dari
pada Ignus.
kemampuan yang tak terjangkau itu semakin terlihat jelas karena saat ini
kecepatannya sudah menurun. Hal itu menambah ketakutan para prajurit terhadap
Maggot.
“Fuu... Ada apa? Aku akan pulih jika kalian membiarkanku istirahat terlalu
lama tau?”
Para prajurit tak dapat bergerak karena tekanan. Maggot memandang ke arah
mereka dengan tatapan yang sepenuhnya tenang.
Maggot hanya menggunakan ilmu tombak
dan step hanya untuk bermain-bermain dengan ksatria yang menyerangnya. Sosok
seperti itu benar-benar terlihat seperti dewi perang yang turun ke bumi.
Tak akan ada yang menyalahkan para
prajurit yang tidak percaya diri akan kemampuan beladiri mereka malah membeku
ditempat.
“Jangan biarkan dia beristirahat!
Ini....ini adalah kesempatan terakhir kita!”
Kerajaan Haurelia tidak akan pernah
bisa menyerang Kerajaan Mauricia lagi. Sama halnya dengan kemampuan Keluarga
Selvi yang tak akan bisa menyiapkan kekuatan tempur sebesar ini lagi, dan juga
kemungkinan penyihir ini muncul sendirian seperti ini lagi.
Semua itu adalah kesempatan terakhir
yang tak akan pernah datang lagi di masa depan.
Andrei tidak akan pernah menyerah
bahkan walaupun sekarang ia menyadari kalau korban terus berjatuhan dan
prajurit yang melarikan diri bertambah banyak dengan cepat.
“──Kau monster sialan!!”
Maggot benar-benar pantas disebut
monster.
Seharusnya tak mungkin kemampuan
beladiri satu orang melampaui satu kelompok. Tapi Maggot dalam melakukan itu
dengan kemampuan beladirinya bahkan walaupun dengan kondisi yang seharusnya
tidak memungkinkan untuk bertarung.
Tapi situasinya akan sepenuhnya
berbeda jika terdapat satu atau dua petarung expert dari knight order disini.
“──Tsk!”
Tapi Maggot yang saat ini sedang
terlihat tak terkalahkan sebenarnya tubuhnya sedang berguncang hebat. Andrei
melihat itu dengan mata terkejut.
‘Tuhan akhirnya berkenan untuk
menganugerahiku dengan berkahnya!’
*
Maggot tiba-tibba merasa kalua stamina berkurang
drastis. Dia merasa gelisah.
Mananya masih belum kering. Dia juga
seharusnya masih memiliki stamina yang ia telah jaga dengan baik.
Namun kenyataannya kekuatan
bertarungnya hampir lenyap.
Maggot secara insting menyadari apa
artinya itu.
‘Yah, meski begitu aku memenangkan
pertaruhannya.’
Maggot menggunakan tombaknya sebagai
penopang agar ia masih dapat berdiri. Para ksatria menggunakan kesempatan
sempurna itu untuk menyerang dari empat arah.
“Apaaa?”
Tapi para kstaria tiba-tiba
terpeleset secara instant ketika mereka melangkah dan meluncur kedepan dengan ekspresi
bodoh.
Angin berhembus kencang dan
menargetkan kepala para kstaria itu.
“Maafkan aku, aku seharusnya
melindungi orang tua bodohku, ibu...”
*melotot*
Baldr langsung menyesalkan
perkataannya setelah ia merasakan kalau niat membunuh ibunya belum melemah
bahkan saat ketika dia tak punya stamina seperti sekarang.
*
“Dia putra wanita itu-! Sempurna!
Kalian berdua dapat pergi ke alam baka bersama!”
Pemikiran untuk mundur sudah hilang
dari pemikiran Andrei. Kehadiran dari musuh besar baru membuat semangat
juangnya semakin membara, tapi para bawahannya tidak dapat melakukan hal yang
sama seperti Andrei.
Lusinan prajurit Antrim tiba
beberapa saat kemudian dari belakang Baldr.
Baldr meninggalkan Mattis untuk
melawan Omal dan bergegas untuk memimpin pasukan elitenya ke sisi Maggot.
*
“──Maaf tapi, aku tak akan membiarkanmu mengejar
Baldr-dono.”
“Sialan kau, Mattis Bradford....
MINGGIR!”
Moral para prajurit sangat rendah
berlawan dengan semangat juang dan kemampuan Omal.
Dilain sisi pasukan Antrim yang
sedang memegang momentum, mereka percaya diri akan kemenangan mereka, hanya
sebagian kecil dari pasukan Selvi yang mengeraskan tekad mereka untuk mati
disini.
Meskipun mereka memiliki jumlah yang
jauh lebih banyak, Antrim yang jauh lebih sedikit malah yang mendapat
keuntungan.
*
Jika dilihat dari sisi pasukan Selvi
yang tengah melanjutkan pertempuran dengan putus asa melawan Maggot, dampaknya
akan sangat besar ketika monster baru tiba setelah mereka akhirnya dapat
menandingi Maggot setelah membayar dengan pengorbanan yang setidaknya ratusan
nyawa.
Pasukan mereka sedang diambang
kekalahan, tumpukan mayat rekan mereka yang telah menggunung, mereka terbunuh
tak berdaya.
Dan kemudian anak muda yang sedang
berdiri dihadapan mereka saat ini adalah orang yang membuat gunung longsor yang
telah menghancurkan kekuatan besar pasukan Kerajaan Haurelia.
Sudah sewajarnya kalau hati para prajurit saat ini
benar-benar hancur.
“Musuh hanya sedikit! Kepung dan
bunuh mereka! Tak peduli apapun jangan biarkan mereka kabur!”
Andrei berteriak, tapi hanya pengikut
keluarga Selvi yang telah melayani mereka selama bertahun-tahun yang dapat
mengikuti ucapannya.
Langkah para prajurit menjadi berat
dihadapan para monster yang sudah pasti akan membunuh mereka jika mereka
mendekat.
“Apa yang kalian lakukan! Cepatlah
serang! SERAAAAAANG!”
Musuh hanya berjumlah lusinan orang.
Ditambah dengan Silver Light Maggot yang merupakan kekuatan terbesar musuh
sedang tidak dapat bergerak karena kelelahan.
Kapan mereka akan dapat membunuh
wanita itu jika tidak sekarang?
Apa kesempatan seperti ini akan
datang lagi dalam seumur hidup?
Andrei mencapai satu kesimpulan
ketika ia memikirkan hal tersebut.
‘──benar. Aku sudah mati. Aku memimpin bawahanku dan semua
yang aku punya untuk mati bersama demi harapan terbesarku.’
Dia telah membunuh bawahan terpecayanya dan mendorong prajuritnya untuk
membunuh musuh terbesarnya sambil mengetahui kalau pasukan utama sedang mundur.
Dan lagi, kenapa ia harus melihat pertempuran dengan tenang sambil
dilindungi oleh para ksatria hebatnnya?
Bukankah ia pergi sejauh ini dengan membunuh dan Dorun dan kembali kesini
hanya untuk saat-saat ini?
“Berikan aku kuda! Aku akan pergi ke garis depan!
“T-tolong tunggu! Para prajurit akan melemahkan
mereka sedikit lagi!”
“Tak apa. Belum tentu wakut akan berada dipihak
kita.”
Tak peduli di era manapun, cara paling efektif
untuk memberi semangat prajurit yang ketakutan adalah dengan berdiri di garis depan. Andrei harus
pergi ke garis depan dan menunjukkan semangatnya untuk menyemangati prajuritnya
sekali lagi.
Andrei menyadari bisa saja ia mati karena hal itu,
dia tidak perlu menghargai hidupnya saat ini.
“──Aku pergi.”
──Para ksatria yang telah menyadari kalau tuannya telah
memutuskan untuk tidak kembali hidup-hidup dan mereka tak akan bisa
menghentikannya juga menaiki kuda mereka untuk menemani tuan mereka ke neraka.
“Sesuai keinginan anda.”
Walaupun prajurit Andrei telah jauh
berkurang, mereka masih memiliki sekitar 600 prajurit. Dibandingkan dengan
Antrim, prajurit mereka masih memiliki jumlah yang jauh lebih besar.
Dengan jumlah ini, dimungkinkan bagi
mereka untuk menang jika mereka melawan one man army seperti seperti Maggot dan
Baldr.
Setidaknya Omal dapat menahan
pasukan Antrim yang berada dibawah pimpinan Mattis.
“Aku perintahkan pada kalian
prajuritku untuk mengikutiku. Ini akan menjadi akhir. Segera kabur setelah
serangan kita berakhir. Mauricia juga tidak akan dapat mengejar kalian jika
kalian menyebar ke segala arah.
Antrim dan Randolph tidak memiliki
waktu untuk melakukan pertempuran pemusnahan. Andrei yakin akan hal itu.
“Namun hanya untuk saat-sat ini,
pinjamkan aku kekuatan kalian untuk membunuh musuh besar kita, musuh bebuyutan
putraku, keluargaku, orang-orangku, yaitu monster dari Cornelius. Kumpulkan
seluruh kekuatan kalian untuk membantuku. Aku memerlukan kekuatan kalian
semua.”
Tak mungkin tekad Andrei yang tak
tergoyahkan itu tak dirasakan oleh yang lain.
Bahkan prajurit paling depresi
sekalipun tak akan dapat menghentikan hati mereka untuk tergugah oleh
permintaan yang mengharukan dari tuan mereka.
Makhluk yang disebut prajurit sangatlah labil, karena mereka juga mudah
untuk diprovokasi.
Tentu, mereka juga akan langsung kembali ketakutan jika ada hal yang
mengerikan.
*
“Jangan goyah. Kau akan ditelan oleh
tekad orang itu jika kau lengah.”
“Aku tau!”
Baldr dengan patuh menganggur
terhadap peringatan Maggot.
Terdapat rencana untuk bertahan
sambil menunggu musuh kelelahna, tapi saat ini malah sisi merekalah yang sedang
kelelahan. Jika mereka kehilangan semangat juga disini, hanya akan ada
kehancuran yang menunggu mereka.
“Setidaknya aku dapat melindungi
diriku sendiri. Kau hanya harus fokus untuk menuntaskan tugasmu sendiri.”
“Jangan lupa kalau ibu juga harus
melindungi yang ada didalam perutmu!”
“Aku tak selemah itu untuk aku perlu
putraku khawatir akan diriku!”
Maggot menyeringai dengan tenang,
tapi ia adalah orang yang paling tau kalau ia sudah tidak memiliki kekuatan
lagi.
Namun ia akan terus bertaurng sampai
akhir, karena dia adalah Maggot.
Baldr mengangkat bahu dengan
jengkel. Dia berbalik dengan ekspresi lurus. Dia berteriak kepada Brooks dan
bawahannya yang lain.
“Kita akan menyerang!”
“Aku tau kau akan mengatakan itu.”
Termasuk Baldr, pasukan Antrim
berjumlah 38 orang.
Dilain pihak pasukan Selvi berjumlah
lebih dari 600 orang. Bahkan menyebut perbedaan kekuatan itu sangat jauh pun
masih terkesan meremehkan.
Tapi Baldr dan orangnya telah
berhasil selamat bahkan dari perbedaan jumlah yang jauh lebih dari ini melawan
pasukan Haurelia sampai sekarang.
Tak ada alasan bagi mereka untuk
mundur melawan yang seperti itu saja.
“HABISI MEREKAAAAAA!!”
Orang yang memimpin pasukan Antrim
adalah Baldr.
Dia adalah orang pertama yang
menusukkan tombaknya pada musuh dengan seluruh kekuatan dari body
strengtheningnya.
Terlihat sepertinya pasukan Selvi
telah kehilangan semangat mereka dan momentum mereka pun semakin melemah, tapi
dua ksatria yang menjaga Andrei maju ke depan dan menyerang Baldr.
“Namaku Ferner.”
“Namaku Maer”
“Kami akan mengambil hidup sebagai
bukti kesetiaan kami kepada tuan kami dan untuk almarhum teman kami, Torus!”
Bagi mereka berdua, Torus adalah sahabat
mereka yang suatu hari akan berdiri dipuncak knight order sebagai atasan
mereka.
Mereka sudah mengetahui apa yang
terjadi pada Torus, dia telah kehilangan hidupnya di tangan Cornelius. Mereka
memendam seluruh perasaan frustasi dan sakit hati akan hal tersebut.
Tidak seperti Torus, kemampuan
mereka berdua untuk memimpin prajurit adalah rata-rata, tapi kemampuan
individual mereka tidaklah lebih lemah dibandingkan Torus.
Baldr langsung dipaksa melakukan
pertarungan pertahanan satu sisi melawan mereka berdua.
“Jangan diam saja! Tak peduli apapun
yang terjadi tetaplah bergerak!”
Brooks mengambil komando
menggantikan Baldr. Dia membuat pasukan Selvi terseret mundur ke segala arah
dengan perintahnya itu.
Antrim tak akan dapat menghindari
kemungkinan menjadi pihak yang tidak diuntungkan jika mereka berhenti bergerak
dan menghadapi musuh secara langsung, jadi mereka tak memiliki cari lain selain
menggunakan pertempuran yang mengandalkan mobilitas agar dapat menghindari
pengepungan.
Pasukan Selvi yang memiliki jumlah
yang lebih banyak berusaha untuk mengelilingi pasukan Antrim dengan
membentangkan bagian sayap mereka sambil menggunakan keuntungan dari jumlah
mereka untuk mendekati Maggot.
“──Sialan!”
“Kau tak akan pergi kemana pun.
Lihat saja kematian ibumu dari sini!”
Baldr dan Brooks juga mencoba untuk
menghalangi musuh sebanyak mungkin, namun mereka kekurangan orang.
“MAGGOOOOOOTT!!”
Walaupun dia sudah berumur, Andrei
masih dapat terus aktif menjadi petugas militer. Kemampuannya masih melampaui
ksatria rata-rata.
Walaupun kemampuannya tak dapat
dibandingkan dengan Maggot, Maggot saat ini dapat menghindari serangan hanya
dengan upaya kecil.
Saat ini tak ada lagi jejak seperti
kilat yang mustahil untuk dilihat oleh mata dari Maggot. Tapi karena hal itu
juga pergerakan luar biasa Maggot terlihat sebagai bukti akan kemampuannya yang
luar biasa.
“Hebat! Hebat sekali Silver Light!
Jadi matilah seperti itu dan jadi seorang legenda!”
“Aku tak tertarik akan keagungan
apapun yang dapat aku dapatkan dengan mati!”
Langkah Maggot benar-benar hebat
walaupun ia saat ini terlihat seperti banteng yang berkeringat.
Namun kondisi buruk dari tubuh
Maggot memberikan dampak pada kesempurnaan beladirinya.
Kaki Maggot sedikit goyah. Sebuah
tombak tiba-tiba menggores bahunya karena hal itu.
Itu hanya goresan, tapi Maggot kehilangan keseimbangannya dan satu lututnya
menyentuh tanah.
“Awas!”
Baldr langsung melemparkan pedang di tangannya dan mengenai ksatriaa yang
ingin menebas Maggot.
Disaat yang sama itu berarti Baldr telah kehilangan pedangnya saat melawan
musuh yang kuat.
“Kau meremehkan kami! Kau pikir kau dapat bertahan melawan kami hanya
dengan tangan kosong!?”
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dan sebuah tombak menghadang pedang
Ferner dan Maer yang menargetkan Baldr.
“Siapa-?”
Menggunakan kesempatan itu, Baldr mengambil tombak tersebut dan menangkis
pedang mereka berdua.
Mereka berdua mencari pelaku yang menyebabkan mereka kehilangan kesempatan
seumur hidup dan mengalihkan pandangan mereka ke arah asal tombak itu
dilemparkan.
Di sana adalah──.
*
“──Baldr! Aku datang!”
“Silk!”
Disana terdapat Silk yang sedang
mengendarai kudanya. Ia memimpin ratusan kavaleri yang tersebar dari pasukan
Randolph yang ada dibawah komando Alford.
Rambut emas yang indah ditutupi oleh
debu. Kulitnya yang indahpun telah kehilangan kilauannya.
Meski begitu matanya yang melihat ke
arah Baldr berkilau layaknya permata.
Dia pasti sangat cemas kepada Baldr.
Ketika dia mendengar pasukan Haurelia bergerak dengan kekuatan penuh untuk
menyerang dan menaklukan Antrim, rasa menggigil muncul dari tubuhnya seperti
dewa kematian sedang meremas jantungnya.
Baldr saat ini terkenal sebagai orang yang memiliki bakat yang luar biasa.
Tapi sebagai teman sekelasnya di akademi ksatria, dan sebagai orang yang
memberikan perasaan padanya, Silk tau kalau Baldr hanyalah manusia yang akan
mati jika ia dibunuh.
Sesuatu seperti pahlawan didalam
cerita tidak akan ada di dunia nyata. Baldr hanyalah manusia yang dapat
ditemukan dimanapun.
Silk ingin berteriak tanpa peduli
tempat dan waktu, agar ia berharap Baldr tak diberikan beban dan tanggungjawab
lebih banyak lagi.
──Ya, karena bagi Silk Randolph, Baldr adalah keberadaan
yang istimewa di hidupnya.
Kecemasan yang menggerogoti tubuh Silk sampai ia tiba disini dan
getaran saat ia melihat Baldr aman membuat perasaannya lega.
“Seluruh pasukan, bentuk kembali
formasi! Pasukan infanteri, keluarkan tombak kalian!”
Pasukan Selvi telah menyebar untuk
mengepung pasukan Antrim dan Maggot. Pasukan dibagian sayap mereka akan dapat
dengan mudah dihancurkan oleh kavaleri.
Meski pasukan Selvi bertarung dengan
ganas karena obsesi dari Andrei merasuki mereka sekarang telah menyadari
batasan mereka.
“Aaargh! Jangan goyah! Jangan
memalukan ketika kau sedang menghadapi kematian!”
Teriakan Ferner dan Maer yang
seorang ksatria tak dapat dirasakan oleh para prajurit biasa.
Perhitungan meeka menjadi kacau dan
kepanikan mulai menyebar.
Para prajurit semuanya menyebar ke
segala arah. Saat ini sudah mustahil untuk menghentikan mereka bahkan bagi
seorang jendral terkenal.
“Aku tak akan menyerah! Aku tak akan
menyerah sampai akhir! Kau, aku akan membunuhmu bahkan jika hidupku lah
bayarannya!”
Sampai sekarang Andrei tidak
menghentikan serangannya kepada Maggot bersama dengan para ksatrianya yang
jumlahnya semakin berkurang.
Apa yang harus ia lakukan tidak
berubah bahkan jika para prajuritnya melarikan diri.
Karena lagi pula Marquis Andrei
Selvi akan mati disini.
“──Kita sudah mengenal sejak lama. Aku tak akan
menyerahkan kepalamu ke orang lain.”
(Maggot)
Yah, terimakasih pada situasi ini
dia akhirnya dapat beristirahat sejenak.
Jika ia tetap bertahan seperti ini,
Andrei akan mati di tangan Baldr atau prajurit yang dipimpin Silk.
Tapi Maggot percaya kalau sudah
tugasnya sebagai seorang pejuang untuk setidaknya menerima semua kebencian
Andrei.
Untuk menguatkan tubuhnya, Maggot
mengumpul sisa mananya yang sudah seperti api unggun yang hampir padam.
“Lawan aku-! MAGGOOOOOOOOOOOOT!”
Dan kemudian ketika Maggot membuka
matanya lagi, kepala Andrei dan seluruh ksatiranya terjatuh seperti bunga
Camellia yang berguguran dari ranting. Pilar yang terbuat dari merahnya darah
menyembur ke atas.
Hanya dengan sebuah serangan dari
godspeed Maggot. Serangan itu benar-benar sebanding dengan kilatan petir.
“M-marquis-sama!”
“──Kalian lah yang mengatakan untuk tidak meremahkan musuh
kan?”
Ferner dan Maer terguncang atas
kematian tuan yang mereka hormati. Mereka dapat dengan mudah dikalahkan oleh
Baldr karena mereka sudah kehilangan tujuan mereka untuk bertarung.
Mereka berdua sudah tak memiliki
keinginan untuk hidup dengan memalukan setelah membiarkan tuan mereka mati.
Namun mereka menyesal karena tidak
dapat membalaskan dendam kematian sahabat mereka, Torus.
Mereka berdua mengakhir nafas mereka
dengan ekspresi penyesalan yang terdapat diwajah mereka dengan jelas.
*
“Jangan mengejar mereka terlalu
jauh! Lagipula mereka sudah tak memiliki kekuatan untuk melakukan serangan
lagi!”
Pasukan utama Randolph yang dipimpin
oleh Alford berhasil meraih prestasi atas memusnahkan 20% pasukan utama Hautelia
ketika mereka dengan sengaja membiarkan Raja Louis melarikan diri.
Apa yang akan menunggu Loui adalah
jalan berduri untuk memulihkan kehancuran ekonomi negara dan pasukan dan juga
struktur kebangsawanan. Dia juga akan perlu tawar-menawar dengan faksi anti
raja dari Kerajaan Mauricia yang mereka jadikan sebagai asuransi.
Tak peduli bagaimana hasilnya,
seharusnya mustahil bagi Kerajaan Haurelia untuk mencoba menginvasi Kerajaan
Mauricia lagi setidaknya selama 20 tahun kedepan.
“Hmph, jadi bocah sialan itu
selamat. Berani-beraninya dia membuat putriku khawatir....”
Alford bergumam begitu. Padangannya
berbalik mengarah ke putri tercintanya yang sedang bergegas membantu Baldr.
Namun Silk sudah tidak memperdulikan
apapun lagi baik itu pandangan ayahnya ataupun hal lain.
Baldr sudah terluka disekujur
tubuhnya dan ia terlihat sudah lesu sepenuhnya, tapi ia sudah pasti masihb
hidup disana. Mata Silk berlinang air mata.
Jantung Silk berdegup kencang.
Tidaklah cukup hanya dengan
melihatnya.
Dia ingin memeluk Baldr, dan merasakan
keberadaannya dengan aromanya, dan tubuhnya.
Dan kemudian hari ini ia akan
menyampaikan perkataan yang ia tak dapat ungkapkan kepadanya sampai hari ini.
“──Aku merindukanmu! Baldr!”
“Eh?”
Waktu terasa terhenti. Rasanya
seperti ada suara retakan dari dunia yang membeku.
Silk yang sedang merangkul Baldr
mencium bibir Baldr.
Kedua tangannya yang berada
dipunggung Baldr dengan seluruh tenaga menahan tubuh Baldr dengan penuh
semangat.
“B-bocah....beraninya kau
bajingan...”
Kulit Alford menjadi pucat. Seluruh
tubuhnya bergetar.
*
‘Seperti yang diperkirakan, semuanya
jadi seperti ini’
Maggot melihat ke arah mereka berdua
dengan perasaan pasrah*.
(TL: saya tidak tau kata yang cocok
untuk arti dari “resignation”, kira-kira kayak “yaudah lah” gitu.)
Perasaan Silk tak bisa ditahan lagi.
Matanya terlihat seperti mata seorang wanita yang akan mempertaruhkan hidupnya
kapanpun jika itu demi pria yang dicintainya.
Selain itu, disana terdapat takdir
yang dituliskan oleh tangan tuhan yang tak terlihat diantara Silk dan Baldr.
Takdir yang harus dia buang sendiri sedang akan
menyeret putranya ke dalamnya. Maggot tidak bisa tidak merasa bersalah.
“──Baldr.”
‘Putraku tercinta.’
Baldr merasa menggigil dibagian
tulang belakangnya dan ia akhirnya melepaskan Silk dari dirinya.
Itu adalah tindakan yang
dikendalikan oleh inting bertahan yang terlah tertanam ditubuhnya untuk
merespon bahaya atas hidupnya dari bentuk kemarahan ibunya.
“Ibu, Kau tau, ini.....!”
Namun berlawanan dengan
pemikirannya, ekspresi Maggot terlihat keibuan dan baik, sementara ia terlihat
sakit yang ia dapat kapan saja rubuh.
Sebuah firasat buruk melintas
dipikiran Baldr.
“.....Maggot-sama?”
Silk merasa kalau ekspresi Maggot
entah kenapa mirip dengan mendiang ibunya.
Meskipun kemungilan dan rambut emas
ibunya sama sekali tidak mirip dengan rambut perak Maggot.
Terlepas dari kebingungan mereka berdua, tubuh Maggot mulai jatuh kedepan.
“Ibuu!”
“Maggot-sama!”
Sebelum Maggot jatuh ke tanah, Silk
yang agak dekat dengannya dibanding Baldr menangkap tubuh Maggot dengan
tangannya.
Dia merasakan aroma lembut yang
menggelitik hidungnya mirip dengan mendiang ibunya seperti yang ia pikirkan.
0 Komentar
Stay with Liscia Novel #Romcom